Pertengahan Maret 2022 kemarin, saya dan istri akhirnya pindah dan menempati sebuah rumah di perumahan cluster yang berlokasi di Bandung. Rumah saya sebelumnya terletak di perumahan non-cluster dan sudah tinggal di sana hampir 25 tahun. Oleh sebab itu, saya merasakan situasi yang begitu berbeda di perumahan cluster yang kini saya tempati.
Setelah sebulan lebih tinggal di perumahan cluster, saya menemukan kenyataan bahwa ada tiga tipe orang yang sebenarnya sangat cocok tinggal di lingkungan ini. Kalau kamu termasuk salah satunya, mungkin kamu bisa mempertimbangkan untuk tinggal di perumahan cluster.
#1 Orang yang sering meninggalkan rumah dalam waktu yang lama
Apakah kamu termasuk orang yang sering meninggalkan rumah dalam waktu yang lama, misalnya sering bepergian ke luar kota? Jika ya, kamu cocok tinggal di lingkungan perumahan cluster. Kalau kamu tinggal di perumahan ini, kamu nggak perlu khawatir dengan rumah yang ditinggalkan, sebab di sini dijaga oleh satpam 24 jam. Satpam di lingkungan ini biasanya punya jadwal piket shift pagi dan shift malam.
Kalau ada orang yang mengaku teman atau saudara ingin berkunjung ke rumahmu pun, satpam biasanya nggak mengizinkan orang tersebut masuk begitu saja, melainkan akan menghubungimu terlebih dulu. Selain itu, sejauh apa pun kamu pergi, kamu bisa bertanya pada satpam yang sedang bertugas via WA atau telepon mengenai kondisi rumah yang kamu tinggalkan. Kamu akan merasa aman lantaran rumahmu ada yang menjaga dan memperhatikan. Tentu hal tersebut ada konsekuensinya, yakni wajib bayar iuran keamanan yang akan digunakan untuk membayar gaji satpam.
#2 Orang yang pekerjaannya bisa diselesaikan di rumah
Seperti yang pernah saya sebutkan di artikel sebelumnya, situasi di perumahan cluster nggak seramai kompleks perumahan non-cluster. Nah, situasi seperti ini sebenarnya cocok banget buat kamu yang bisa bekerja dari rumah, misalnya penulis atau programmer. Suasana perumahan yang sepi dan hening tentu akan membuatmu lebih nyaman dan fokus dalam menyelesaikan pekerjaan.
Kalau di perumahan non-cluster, tentu kamu bakal sering mendengar beragam suara seperti suara tukang bakso yang keliling dengan kentongannya sambil berteriak, “Baksooo… Baksooo…”, suara anak-anak bermain di depan rumah, hingga suara kendaraan bermotor yang bebas lalu-lalang di depan rumahmu. Suara-suara yang kedengarannya sepele ini bisa saja mengganggu fokusmu dalam bekerja. Memang, sih, di perumahan cluster suara seperti itu kadang ada, namun sangat jarang didengar. Misalnya, suara kendaraan bermotor biasanya hanya terdengar di pagi hari. Ini pun milik penghuni perumahan yang sedang memanaskan kendaraan sebelum berangkat kerja.
#3 Orang yang malas memasukkan motor atau sepeda ke dalam rumah
Saya punya teman yang malaaasss banget memasukkan motornya ke dalam rumah. Jadi, tiap kali blio pulang kerja, motornya ditaruh di depan rumah begitu saja. Untungnya, motor itu nggak hilang digondol maling mengingat teman saya tinggal di perumahan non-cluster. Memang ada sebagian orang yang santai seperti teman saya ini. Alasannya beragam, mulai dari malas karena sudah telanjur lelah tiba di rumah hingga lupa.
Kalau kamu tipe orang yang seperti teman saya, kamu bakal cocok tinggal di perumahan cluster. Di perumahan ini biasanya gerbang masuk hanya ada satu, selain itu gerbang ini selalu dijaga satpam 24 jam. Tamu yang berkunjung dan masuk ke perumahan akan terpantau, bahkan tak jarang KTP si tamu bakal ditahan dulu dan baru dikembalikan setelah tamunya pulang. Tentu saja peraturan yang ketat seperti ini bikin aman lingkungan dan kamu nggak perlu takut meninggalkan motormu di garasi.
Sekarang sudah tahu kan tiga tipe orang yang sebenarnya sangat cocok tinggal di perumahan cluster. Apakah kamu termasuk salah satunya?
Penulis: Rahadian
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA 2 Stereotip Umum yang Keliru tentang Perumahan Syariah.