Magelang mungkin kalah populer dengan Jogja, apalagi Bali. Borobudur saja sering dianggap kepunyaan Jogja. Bahkan, orang Magelang sendiri, masih banyak yang suka ngaku-ngaku orang Jogja saat ditanya asalnya. Selain itu, Magelang adalah wilayah pegunungan, jadinya tak punya pantai. Karena itulah banyak orang Magelang yang lebih suka plesiran ke Jogja ataupun Bali. Artinya, banyak orang Magelang yang kurang mengeksplorasi tanah tumpah darahnya sendiri. Tapi, tak mengapa, bebas kok mau plesir ke mana saja.
Magelang juga punya banyak tukang romantisasi. Meski mungkin mereka tetap kalah jago dengan pejuang romantisasi Jogja. Akibatnya, banyak tempat nan aduhai di Magelang yang sayangnya kurang mendapat perhatian. Padahal, banyak orang dari luar daerah yang mendatangi tempat-tempat itu. Kiranya saya perlu membagikan informasi penting ini, siapa tahu berguna di kemudian hari.
#1 Candi Borobudur
Saya termasuk jarang mengunjungi Candi Borobudur. Seumur hidup, baru dua kali saya naik ke candinya. Yah, mungkin karena Borobudur memang tempat yang lebih cocok untuk turis. Sebaliknya, orang Magelang justru lebih senang dengan “mbuduran”. Mbuduran adalah kegiatan nongkrong di daerah mbudur (sebutan gaul untuk wilayah Borobudur), tapi nggak main ke candinya. Aktivitas mbuduran ini bisa mereka gunakan untuk pamer motor hingga nongkrong di kafe dan kedai yang Instagram-able.
Selain terkenal sebagai tempat kawula muda nongkrong, wilayah ini sering dikenal sebagai wilayah rawan konflik. Baik konflik dari pasangan yang bertengkar hingga memergoki pasangannya yang berkhianat. Sampai muncul sebuah teori, jika pacar atau gebetan hilang, carilah di Mbudur. Sekedar pepeling saja, kalau bertengkar di Mbudur, tolong hati-hati. Sebab, di sini banyak mata-mata dan berpotensi besar untuk viral.
#2 Museum Seni Rupa
Museum memang tak sebeken Artos Mall. Kunjungan ke museum juga tak pernah seramai ke alun-alun kota sejuta bunga. Meski sebetulnya, Magelang punya banyak museum yang sebenarnya keren tiada tara. Namun nyatanya, masih banyak orang Magelang yang tak tahu jika kota dan kabupaten tercintanya ini punya banyak museum keren. Sebut saja museum OHD, sebuah museum seni yang nyelempit di sebuah jalan kecil. Tak begitu jauh dari alun-alun, pun menjadi museum seni rupa yang termasyhur di seantero negeri.
Sayang, museum ini tetap sepi dari kunjungan warga lokal. Ada juga museum H. Widayat di Sawitan. Ini juga museum seni dan harga tiketnya sangat murah. Tapi, juga sama-sama sepi. Mungkin, ini karena nggak ada atau hanya sedikit yang meromantisasi museum-museum tersebut. Ya, siapa tahu para akun romantisasi tertarik untuk meromantisasi museum-museum di Magelang? Biar nggak romantisasi alih fungsi lahan pertanian, tambang ilegal, dan penggusuran aja.
#3 Hotel Amanjiwo
Ini adalah sebuah hotel berbintang dan terbaik di Magelang. Ia punya konsep yang menyatu dengan alam. Selain indah dan cantik, hotel ini punya pemandangan aduhai. Dari gerbangnya saja, sudah kelihatan kemewahannya. Bahkan, dari namanya saja sudah terdengar istimewa. Kenyataannya, ia memang menjadi hotel yang paling sering dikunjungi para pesohor dan orang penting. Saya belum pernah lihat secara langsung hotel ini. Sejauh ini, saya cuma baru melihatnya dari YouTube.
Tentu tak banyak orang Magelang yang menginap di hotel ini. Bahkan, untuk sekadar makan di restorannya pun agak mustahil. Apalagi kalau bukan karena masalah duit. Mahal, Bos! UMK sini juga nggak beda jauh sama Jogja, harap maklum, lah. Mau beli tiket masuk ke OHD Museum saja mikir dua kali, apalagi nginep di Amanjiwo. Sungguh berat, Saudara-saudara.
Memang paling bener itu mbuduran atau ke alun-alun. Cukup sepuluh ribu untuk kopi dan gorengan, sudah full hiburan drama dan konflik cah-cah cinta.
Sumber Gambar: Unsplash
Editor: Audian Laili
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.