Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Profesi

3 Sisi Gelap Profesi Buruh Pabrik

Arief Nur Hidayat oleh Arief Nur Hidayat
10 September 2022
A A
3 Sisi Gelap Profesi Buruh Pabrik (Unsplash.com)

3 Sisi Gelap Profesi Buruh Pabrik (Unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Dulu, banyak akan kecil akan menjadi dokter, tentara, atau pilot ketika menjawab pertanyaan soal cita-cita. Namun, buat saya, profesi tersebut nggak masuk dalam hitungan. Pasti akan terdengar aneh ketika saya menjawab buruh pabrik adalah cita-cita waktu kecil. Iya, bekerja di pabrik adalah salah satu impian masa kecil saya.

Iya, saya yakin cita-cita saya itu aneh. Namun, menjadi buruh pabrik memang terlihat keren dan sekarang sudah terwujud. Di mata saya, buruh pabrik itu “sangat laki sekali. Berangkat pagi menggunakan seragam, pulang sore berpeluh keringat. 

Banyak yang memandang sepele sebuah pabrik. Padahal, di pabrik, bahan baku diolah menjadi produk dengan nilai jual tinggi. Bagi saya, aktivitas ini sangat mulia karena berkaitan dengan hajat hidup orang banyak. Selain itu, pabrik juga menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar. Bagi saya, ini keren sekali.

Nah, di balik segala sisi karena itu, profesi buruh pabrik tetap punya “sisi gelap”. Apa saja? Izinkan saya bercerita. 

#1 Rawan terjadi kecelakaan kerja

Setiap pabrik pasti punya papan informasi yang berisi data keselamatan kerja. Secara garis besar, papan tersebut berisikan data jumlah tenaga kerja, tanggal terakhir terjadi kecelakaan kerja, hingga jumlah jam aman tanpa terjadinya kecelakaan kerja. Dari sini dapat kita ketahui bahwa sisi gelap buruh pabrik yang pertama, yaitu rawan terjadi kecelakaan kerja.

Kecelakaan kerja, biasanya, terjadi karena buruh pabrik tidak dibekali peralatan yang menunjang keselamatan kerja. Banyak yang tidak dibekali helm standar pabrik, sampai sepatu yang aman. Penyebab lainnya adalah buruhnya sendiri yang tidak waspada dan konsentrasi penuh ketika bekerja.

Oleh karena itu, manajemen pabrik memiliki peraturan tersendiri mengenai Alat Pelindung Diri (APD). APD harus dikenakan apabila kita memasuki area pabrik. Alat Pelindung Diri  yang wajib digunakan berbeda-beda di setiap pabrik, tergantung tingkat resikonya. Umumnya, pabrik mewajibkan kita untuk memakai safety helmet untuk melindungi kepala dari benturan dan juga safety boot untuk memproteksi kaki dari sandungan. Itu yang paling standar, tapi masih banyak pabrik yang lalai menyediakannya.

#2 Kebosanan terkait makan siang

Banyak pabrik yang menyediakan makan siang untuk buruhnya. Biasanya, makan siang ini sifatnya cuma-cuma, sehingga tidak ada jatah uang makan siang. Inilah yang biasanya membedakan antara PNS dan pegawai swasta dengan buruh pabrik.

Baca Juga:

Jogja Bikin Betah, tapi Kalau Mau Jadi Pekerja yang Tahan Banting dan Sukses, Mending Kerja di Semarang

Hidup dengan Gaji UMR Itu Indah, tapi Bo’ong

Sebenarnya, kebijakan ini baik adanya. Pabrik menjadi aware dengan gizi buruhnya. Namun, di sini sering muncul “sisi gelap” yang jarang disadari manajemen. Jadi, pihak ketiga yang di-hire untuk menyediakan makan siang menjadi tidak kreatif ketika menyiapkan menu. Kadang, mereka berpikir yang penting porsinya banyak saja, tanpa memikirkan aspek rasa dan kebosanan buruh.

Jangan salah, break makan siang itu penting sekali buat buruh pabrik. Lantaran mereka bekerja berat dalam waktu yang panjang, istirahat makan siang menjadi waktu yang sangat ditunggu. Makan siang dengan menu bergizi, enak, dan porsinya cukup adalah hiburan yang menyenangkan. Sangat bermanfaat untuk mengembalikan semangat kerja.

Lantaran tidak mendapatkan uang makan siang, banyak buruh tidak bisa memilih. Mereka jadi berpikir kalau yang penting sudah makan dan perut kenyang. Soal gizi dan rasa ya urusan belakang. Saya rasa, hal ini kurang benar dan sering bikin buruh bosan, malas kerja karena kekenyangan semata, lalu performa mereka menurun.

#3 Shift kerja yang berubah terlalu cepat

Khusus untuk tenaga produksi, biasanya pabrik menerapkan kebijakan untuk kerja shift. Ada yang 1 hari terdiri dari 2 shift panjang, ada pula yang dalam 1 hari terdapat 3 shift. 

Tenaga produksi sendiri biasanya memiliki jadwal masuk yang berbeda setiap pekan. Satu pekan full masuk pagi dan pekan depan full masuk malam atau sebaliknya. Terkadang, terjadi jadwal masuk yang agak jomplang. Karena 1 dan lain hal, ada buruh pabrik yang cuma masuk pagi 3 hari, lalu 11 harinya masuk malam. Dua minggu selanjutnya, ketika tubuh sudah terbiasa bekerja malam, tiba-tiba harus dapat shift pagi dalam waktu panjang. Tubuh tidak akan sempat beradaptasi.

Jam kerja dan jam tidur buruh pabrik menjadi agak kacau. Perubahan yang terlalu cepat ini tentu tidak sehat bagi buruh. Biasanya, efeknya tidak langsung terasa. Namun, ketika kelelahan itu menumpuk, tubuh akan rontok. Sekali sakit jadi butuh waktu lama untuk sembuh.

Hal-hal di atas harus diperbaiki oleh manajemen pabrik. Mau gimana, buruh pabrik adalah nyawa sebuah proses produksi. Meskipun dari sisi gaji bisa diadu, kesehatan buruh pabrik wajib diperhatikan. Jika tidak, “sisi gelap” ini akan selalu jadi momok bagi buruh ketika harus mengais rezeki. 

Penulis: Arief Nur Hidayat

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA Sejarah May Day, Hari Raya Kaum Buruh yang Berlumuran Darah

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 10 September 2022 oleh

Tags: Buruhburuh pabrikgaji buruhkeselamatan kerja
Arief Nur Hidayat

Arief Nur Hidayat

Buruh pabrik yang kecanduan menulis dan mengoleksi jersey.

ArtikelTerkait

Wahai Karyawan Startup, Dosen, dan PNS, Bergabunglah dengan Serikat Pekerja!

Prabu Yudianto Menjelaskan Cara dan Pentingnya Membangun Serikat Pekerja

20 April 2023
dunia kerja mental kerja Kalau Negara Gagal Nyediain Lapangan Kerja, Masak Buruh yang Bayar?

Kalau Negara Gagal Nyediain Lapangan Kerja, Masak Buruh yang Bayar?

28 Februari 2020
Hidup dengan Gaji UMR Itu Indah, tapi Bo’ong (Pixabay)

Hidup dengan Gaji UMR Itu Indah, tapi Bo’ong

24 September 2025
Karawang Kota Pendatang Butuh Transportasi Publik yang Mumpuni Mojok.co

Karawang, Kota Pendatang yang Butuh Transportasi Publik Mumpuni

17 Januari 2024
Cikarang dan Status PNS yang Nggak Menarik untuk Buruh Pabrik (Unsplash)

Di Cikarang, Status PNS Tidak Terlihat Menarik. Status Karyawan Tetap Pabrik Adalah Impian yang Lebih Menjanjikan

6 Oktober 2023
buruh

Buruh Membaca Buku, Apa Pentingnya?

5 September 2019
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Garut Bukan Cuma Dodol, tapi Juga Tempat Pelarian Hati dan Ruang Terbaik untuk Menyendiri

Garut Itu Luas, Malu Sama Julukan Swiss Van Java kalau Hotel Cuma Numpuk di Cipanas

23 Desember 2025
Dosen Pembimbing Nggak Minta Draft Skripsi Kertas ke Mahasiswa Layak Masuk Surga kaprodi

Dapat Dosen Pembimbing Seorang Kaprodi Adalah Keberuntungan bagi Mahasiswa Semester Akhir, Pasti Lancar!

25 Desember 2025
Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

19 Desember 2025
Kasta Sambal Finna dari yang Enak Banget Sampai yang Mending Skip Aja

Kasta Sambal Finna dari yang Enak Banget Sampai yang Mending Skip Aja

19 Desember 2025
Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

25 Desember 2025
Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

22 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu
  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri
  • Talent Connect Dibimbing.id: Saat Networking Tidak Lagi Sekadar Basa-basi Karier
  • Ironi Perayaan Hari Ibu di Tengah Bencana Aceh dan Sumatra, Perempuan Makin Terabaikan dan Tak Berdaya
  • Kisah Kelam Pasar Beringharjo Jogja di Masa Lalu yang Tak Banyak Orang Tahu

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.