Sudah sewajarnya jika para YouTuber dengan jumlah subscriber tertentu akan mendapat endorse dan pada akhirnya menyelipkan beragam promosi di setiap kontennya. Apa pun produknya. Mulai dari aplikasi trading seperti Binomo, platform e-commerce, sampai produk yang masih dalam ruang lingkup food and beverage.
Cara promosinya pun beragam. Ada yang menjelaskan secara menyeluruh di menit-menit awal, pertengahan atau di akhir konten. Harapannya sih tentu saja agar para viewers bisa menggunakan produk yang dipromosikan oleh para YouTuber tersebut. Namun, sama halnya seperti jualan, ada yang tertarik dengan produk yang dipromosikan, ada juga yang cuek bebek alias nggak peduli sama sekali.
Bahkan, durasi selama promosi yang dilakukan para YouTuber sering kali di-skip para penontonnya. Nggak percaya? Coba cek kolom komentar pada suatu konten dari YouTuber kesayangan kalian. Minimal, selalu saja ada satu viewer yang menginfokan: skip iklan di menit sekian.
Misalnya begini, “Menit 2:35 skip iklam Binomo” atau “Langsung ke menit 3:15 aja, sebelumnya iklan doang.”
Harus diakui, terkadang, menonton iklan atau mendengarkan promosi produk oleh para YouTuber itu bikin mangkel. Membosankan! Caranya gitu-gitu saja. Bawaannya pengin di-skip saja gitu, langsung ke kontennya. To the point. Namun, jika dipikir ulang, itu kan salah satu usaha YouTuber dalam mengais rezeki. Sesekali nggak ada salahnya juga sih nonton sampai tuntas. Mau tertarik atau nggak dengan produk yang ditawarkan, tentu jadi pilihan masing-masing.
Begini… Biar iklan atau promosi yang diselipkan oleh kalian, para YouTuber Indonesia, nggak di-skip viewers, saya punya saran sederhana yang sangat mungkin dilakukan. Kalau mau dicoba, silakan. Kalau nggak mau ya nggak apa-apa juga. Tapi, kalau bisa ya dicoba dulu. Barangkali berhasil gitu.
#1 Selipkan promosi atau endorsement pada suatu obrolan
Template yang hampir selalu dan kebanyakan digunakan para YouTuber di Indonesia dalam mempromosikan sesuatu adalah mendeskripsikan produk di menit-menit awal. Awalnya menarik, lalu biasa saja, lah lama-lama kok membosankan. Jadi, wajar saja jika banyak orang yang langsung skip.
Mau dijelaskan di awal, pertengahan atau di akhir kalau templatenya masih begitu-begitu saja sih, sorry to say, kemungkinan besar bakal di-skip juga.
Coba deh ganti polanya. Keyword promosi diselipkan di suatu obrolan, dibagi tiap sesi. Artinya, butuh kejelian dalam menyusun skrip atau menyusun bahan obrolan biar natural dan nggak terkesan memaksakan. Memang sih nantinya akan ada indikasi mirip-mirip seperti iklan di sinetron, tapi tetap ampuh dan layak dicoba kan?
#2 Pajang produknya secara gamblang pada setiap konten yang ditayangkan
Hal ini bisa dilakukan dengan cara meletakkan suatu produk dan masuk ke dalam frame selama syuting konten berlangsung. Bisa berupa x-banner, poster atau kaos dengan gambar produk. Bisa juga dengan membawa produknya langsung.
Lantas gimana kalau produknya berbentuk aplikasi? Gampang. Print saja nama produknya, buat flow cara download dan cara menggunakannya. Cetak di spanduk, banner atau sejenisnya. Yakin deh, akan tetap terlihat menarik dan nggak mengganggu kontennya kok. Mau di-skip gimana pun, nama produk akan tetap terlihat dan promosi tetap berjalan dengan baik.
#3 Lakukan promosi lewat running text pada setiap konten
Cara ini beda-beda tipis dengan tips sebelumnya. Jika sebelumnya lebih kepada menayangkan bentuk fisik atau segala hal yang masih berkaitan dengan produk secara gamblang, promosi melalui running text ini lebih kepada memaksimalkan digitalisasi dan editing pada konten.
Fungsinya sama seperti informasi berjalan yang ada di bagian bawah layar kaca pada setiap program berita di TV. Bedanya, kali ini running text dimanfaatkan sebagai media promosi dari klien atau endorsement. Dijamin deh, viewers tetap nonton kontennya, promosi juga tetap berjalan. Sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui.
Selain menawarkan cara yang berbeda, promosi seperti ini kebal skip. Pasang saja running text dari awal sampai akhir konten. Mau di-skip ke menit berapapun, tetap akan muncul dan terbaca oleh viewers kalian.
Memang sih yang namanya terkait promosi, semua akan kembali pada perjanjian awal. Gimana cara promosinya dan lain sebagainya. Nah, jika proses promosinya dibebaskan, justru jadi kesempatan baik untuk mencoba cara promosi yang baru. Biar nggak gitu-gitu saja, terus di-skip, ujung-ujungnya promosi malah kurang efektif. Yaaa kan?
BACA JUGA Pengalaman Diajar Kak Seto Mulyadi: Merasa Senang dan Canggung Bersamaan dan artikel Seto Wicaksono lainnya.