Sebagai remaja pria pada umumnya yang menggemari anime, saya juga mengikuti beberapa judul anime. Salah satu anime yang saya ikuti jalan ceritanya ialah One Piece. Anime yang sukses mencatatkan lebih dari 1.000 chapter beberapa waktu lalu ini sangat menarik untuk saya ikuti. Pasalnya, tampaknya banyak karakter tokoh dalam animasi ini terinspirasi dari tokoh dalam dunia nyata. Sang penulis rupanya mempunyai literasi yang luar biasa. Dalam arc Wanokuni terdapat salah satu karakter yang saya sukai karena mempunyai kepribadian dan pengaruh yang luar biasa bernama Kozuki Oden.
Di samping itu, sebagai anak yang dibesarkan secara kultural di keluarga dan lingkungan kalangan Islam tradisionalis Nahdlatul Ulama (NU) saya mengagumi seorang Gus Dur. Yup, saya kira Gus Dur adalah orang yang sangat spesial bagi setiap warga nahdhiyyin, dengan pemikiran dan kepribadiannya yang luar biasa.
Kedua tokoh yang sudah saya sebutkan di atas hidup di dunia yang berbeda. Kozuki Oden sebagai karakter animasi dalam dunia One Piece. Sementara itu Gus Dur adalah tokoh yang hidup dalam dunia nyata. Berikut adalah persamaan antara Kozuki Oden dengan Gus Dur yang membuat mereka berdua layak untuk dikagumi.
#1 Pelindung kaum marjinal
Pada nisan makam Gus Dur tertulis, ”Di Sini Berbaring Seorang Pejuang Kemanusiaan.” Track record Gus Dur tidak dapat disangkal oleh siapa pun bahwa semasa hidupnya beliau adalah pembela orang-orang dan golongan yang termarjinalkan. Kalau mengutip bahasa kitab suci mereka yang termasuk kaum mustadh’afin. Dalam banyak kesempatan Gus Dur berani pasang badan untuk memenuhi hak golongan minoritas dan masyarakat tertindas.
Sementara itu Kozuki Oden mempunyai pengikut setia yang dikenal dengan Akazaya Nine atau Sembilan sarung pedang merah yang berasal dari kaum marjinal. Kebanyakan dari mereka adalah gelandangan, ronin, dan sampah masyarakat. Lantaran masing-masing dari mereka mempunyai utang budi terhadap Kozuki Oden, mereka mengabdikan hidupnya kepada sang tuan.
#3 Memiliki keteguhan pendirian
“Kalau ingin melakukan perubahan, jangan tunduk terhadap kenyataan. Asalkan kau yakin di jalan yang benar, maka lanjutkan.” Kutipan tersebut merupakan salah satu ungkapan Gus Dur yang terkenal.
Dalam beberapa kesempatan keputusan maupun tindakan Gus Dur sering kali membuat orang gagal paham sehingga melekatkan stigma negatif terhadap beliau. Namun, Gus Dur tidak pernah bergeming dengan apa kata orang dan teguh pendirian terhadap apa yang ia yakini benar.
Sementara Kozuki Oden, tampaknya dia bukanlah tipikal orang yang senang untuk dipuji, tindakan heroiknya sering kali dibungkus dengan kemasan tingkah konyol yang cenderung bodoh dan membuat rakyat Wano Kuni mencemoohnya. Apalagi dia merupakan anak dari seorang Shogun Wano Kuni, yakni Kozuki Sukiyaki. Namun, Kozuki Oden tidak pernah menghiraukannya dan lebih memilih hidup mengembara dan mencari petualangan.
#3 Rela berkorban untuk kepentingan orang banyak
Baik itu Gus Dur maupun Kozuki Oden sama-sama merupakan korban politik. Gus Dur rela lengser dari jabatannya sebagai presiden demi menghindari pertumpahan darah. Beliau mengatakan, “Yang lebih penting dari politik adalah kemanusiaan.”
Sedangkan Kozuki Oden sebagai pewaris tahta Shogun Wanokuni yang sah, rela berkorban untuk rakyat Wano Kuni. Ia sampai rela harus dieksekusi mati karena menentang kudeta yang dilakukan oleh Shogun Kurozumi Orochi yang bekerja sama dengan bajak laut Kaido.
Sumber Gambar: YouTube PS360HD2
BACA JUGA Andai Para Pejabat di Indonesia Nonton Anime One Piece