3 Kuliner di Tegal yang Tak Biasa dan Wajib Dicoba Bagian 2

3 Kuliner di Tegal yang Tak Biasa dan Wajib Dicoba Bagian 2 terminal mojok.co

3 Kuliner di Tegal yang Tak Biasa dan Wajib Dicoba Bagian 2 (Unsplash.com)

Artikel ini adalah lanjutan sekaligus bagian terakhir dari tulisan sebelumnya, “4 Kuliner Tak Biasa dari Tegal yang Wajib Dicoba”. Meskipun kalau mau dituruti, mengulas kuliner di Tegal tak akan cukup hanya dalam dua tulisan . Tapi tak apa. Setidaknya, biar kalian tidak menganggap kalau kuliner di Tegal itu cuma tahu aci. Pun supaya perbendaharaan kuliner Tegal kalian bertambah.

#1 Glotak

Iya, saya tahu kalau makanan yang satu ini memang punya nama yang unik. Namun, apakah ia ada hubungannya dengan kata lainnya yang berakhiran “tak”, seperti “botak”? Jawabannya adalah tidak. Jadi, nama glotak berasal dari bunyi yang keluar saat memasak makanan ini, yaitu “glotak-glotak”. Ah, memang seunik itu warga Tegal kalau kasih nama.

Lantas, glotak ini sebenarnya makanan apa, sih?

Jadi, glotak adalah kuliner khas Tegal yang terbuat dari olahan tempe gembus dan dicampur dengan tulang ayam atau bisa juga tulang sapi. Dalam bahasa Tegal, tulang-tulang itu disebut dengan balungan. Jadi, bagian yang ikut dimasak dalam glotak ini memang bagian tulangnya. Tapi, justru di situlah kenikmatan glotak ini berasal. Amboooiii, menyeruput tulang-tulang yang telah bercampur dengan olahan bumbu pedas dan tempe gembus, dijamin membuat matamu merem melek.

Oh, iya. Buat yang clueless apa itu gembus yang menjadi bahan pembuat glotak, biar saya kasih tahu. Gembus adalah makanan hasil fermentasi ampas tahu. Sederhananya, glotak ini berarti makanan yang terbuat dari ampas tahu, bumbu dasar merah, dan tulang.

Wow. Tak biasa sekali, bukan? Tapi, emang seenak itu, Nder~

#2 Olos

Berikutnya, please welcome. Olos. Berbeda dengan daftar makanan tak biasa sebelumnya yang masuk kategori makanan berat, olos termasuk ke dalam keluarga gorengan. Meskipun demikian, olos berbeda dengan gorengan pada umumnya yang memiliki cita rasa gurih. Olos, sebagaimana ciri khas makanan Tegal pada umumnya, punya rasa yang pedas. Pedas banget malahan.

Gorengan pedas? Kok, Bisa? Bisa, dong! FYI, semua makanan bisa jadi pedas kalau di Tegal. Lha wong saya aja pernah nemu makanan yang katanya gudeg, elah jebul setelah dicicipi, kok rasanya pedas nampol? Duh, masyarakat Jogja bisa auto sedih kalau tau.

Olos ini sebenarnya hanyalah makanan yang terbuat dari tepung kanji dan tepung terigu yang dibentuk bulat menyerupai bola pingpong (atau dengan ukuran lebih kecil lagi), lalu digoreng. Hal yang menjadikannya beda dari gorengan lain, olos diberi isian potongan kol dan rawit. Jadi ketika sepotong olos ini masuk ke mulutmu, bersiaplah rasakan ledakannya.

#3 Kupat Bongkok

Kupat bongkok juga jadi kuliner di Tegal yang tak biasa dan wajib kamu coba. Kenapa tak biasa? Karena salah satu bahan pembuat kupat bongkok ini adalah tempe busuk dan mi kenyol. Eits, tapi tak perlu khawatir hanya karena saya menyebut tempe busuk. Tempe busuk di sini bukan berarti tempe gagal atau tempe sisa, ya. Tapi, tempe busuk yang digunakan untuk membuat kupat bongkok sebenarnya adalah tempe dengan kualitas super yang sengaja dibuat busuk. Jadi, si tempe ini dibuat dengan cara didiamkan selama 3 hari.

Kenapa tidak menggunakan tempe yang baru? Beda, MyLov. Justru, aroma khas yang menguar dari tempe busuk itulah yang membuat seporsi kupat bongkok tak pernah cukup untuk kamu nikmati.

Lantas, bagaimana dengan mi kenyol? Nah, mi kenyol adalah kerupuk mentah yang menyerupai mi. Ia direbus hingga lembek dan dimasak dengan bumbu pedas. Kalian tahu seblak? Mirip seperti itulah mi kenyol. Ia semacam kerupuk mentah yang dimelarin.

Dengan kata lain, seporsi kupat bongkok ini terdiri atas kupat yang disiram dengan kuah kuning yang dicampur tempe busuk, lalu diberi mi kenyol, rebusan tauge, dan remahan kerupuk mie. Penjual kupat bongkok ini bisa dengan mudah kamu temui di pagi hari. Lagi-lagi, nggak usah khawatir soal harga. Harganya cuma Rp5 ribu, kok. Perut kenyang, hati pun senang.

Jadi, kapan kamu mau kulineran di Tegal? Apa baru akhir tahun nanti? Kelamaan, Nder.

Penulis: Dyan Arfiana Ayu Puspita
Editor: Audian Laili

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Exit mobile version