Kasus jantung memang menantang, setidaknya itu yang saya rasakan sebagai dokter ketika ada pasien yang datang ke UGD dengan keluhan mengarah ke sana. Beberapa keluhan yang menjadi perhatian utama saya adalah ketika pasien datang mengatakan nyeri dada seperti tertekan, sesak, dan berdebar. Wah, dada saya langsung ikut berdebar.
Dari tiga keluhan yang umumnya dirasakan pasien, biasanya dokter akan memadukan dengan pemeriksaan yang mengarah pada jenis penyakit jantung yang lebih spesifik. Berikut tiga jenis penyakit jantung yang biasanya dihadapi dokter UGD beserta gejala dan penyebabnya. Semoga info ini bisa membuat Anda lebih sigap ketika menghadapi gejala serupa.
#1 Serangan jantung (acute coronary syndrome)
Gejala dari acute coronary syndrome (ACS)—atau biasa disebut serangan jantung—yang paling dominan adalah nyeri pada bagian dada kiri seperti tertekan. Pasien biasanya juga mengeluh gelisah karena nyeri yang tak tertahankan, disertai sesak dan keringat dingin.
Keluhan nyeri dada tertekan ini akan semakin menambah kecurigaan ke arah ACS apabila pasien sudah berusia lanjut, menderita hipertensi, diabetes melitus tipe-2, dan dislipidemia yang tidak terkontrol. Mudahnya, penyakit jantung jenis ini timbul akibat gaya hidup yang kurang sehat.
Maksud dari tidak terkontrol adalah jika pasien sudah tahu kalau dalam beberapa kali pemeriksaan dia memiliki kadar gula darah di atas normal, misalnya 250 mg/dL, kemudian dia memutuskan untuk tidak melakukan pengobatan. Atau pasien sudah terdiagnosis diabetes, namun hanya melakukan pengobatan sesekali dan tidak rutin minum obat.
Nyeri dari ACS ini disebabkan karena respons saraf dari otot jantung yang meronta-ronta kesakitan kekurangan oksigen akibat pembuluh darah koroner yang tersumbat. Sumbatan ini terjadi karena penyakit kronik yang disebut sebelumnya telah pelan-pelan merusak pembuluh darah, salah satunya pada pembuluh darah koroner jantung.
Jantung yang kekurangan oksigen bakal kehilangan keseimbangannya untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Makanya kurangnya pasokan oksigen dan nutrisi ke seluruh tubuh lewat aliran darah yang terganggu ini akan menyebabkan sesak, penurunan kesadaran, keringat dingin, dan rentetan gejala lain yang sangat mengganggu.
#2 Gagal jantung (heart failure)
Nah, kalau jenis penyakit jantung yang biasa dijumpai dokter UGD ini keluhan utamanya adalah pasien merasa sesak. Sesak gagal jantung cukup khas. Apabila teman atau keluarga Anda merasa mudah sesak saat berjalan jauh, atau perlu dua bantal untuk mengurangi sesak supaya bisa tidur di malam hari, ditambah ada pembengkakan terutama di bagian kaki dan usianya sudah tua, coba bawa ke rumah sakit. Biasanya dokter akan memeriksa keluhan-keluhan tersebut apakah betul mengarah pada gagal jantung atau tidak.
Berdasarkan pengalaman saya saat menjadi dokter UGD, banyak orang tua yang ternyata diam-diam menderita gagal jantung. Layaknya penyakit tidak menular akibat gaya hidup lainnya, jenis penyakit jantung satu ini tidak akan muncul secara tiba-tiba. Biasanya gagal jantung akan diawali dengan penyakit tidak menular yang tidak terkontrol seperti hipertensi, diabetes mellitus tipe-2, dan dislipidemia.
Kenapa penderita gagal jantung bisa merasa sesak atau bengkak pada tubuh? Utamanya karena kekuatan pompa jantung yang jauh berkurang akibat struktur dan fungsi ototnya yang sudah tidak normal. Otot jantung yang tidak normal ini biasanya diawali oleh serangan jantung, atau karena proses adaptasi lama karena hipertensi yang tidak terkontrol.
Kekuatan pompa jantung yang tidak optimal ini menyebabkan darah yang seharusnya bisa dipompa secara optimal ke seluruh tubuh menjadi tertinggal di bagian-bagian tubuh tertentu seperti paru-paru yang menyebabkan sesak, atau tungkai yang menyebabkan bengkak.
#3 Gangguan irama jantung (aritmia)
Jika ACS tadi gejala utamanya adalah nyeri dada tertekan dan gagal jantung gejala utamanya adalah sesak, pada penderita gangguan irama jantung (aritmia) gejala utama yang biasa dirasakan adalah berdebar.
Jenis penyakit jantung satu ini punya ciri debaran jantung yang cukup khas. Biasanya jantung penderita aritmia bisa berdebar jauh sangat cepat, bisa berdebar sangat lambat, atau berdebar tapi tidak beraturan. Apalagi jika keluhan ini disertai dengan kondisi badan yang jauh lebih lemas hingga membuat kesadaran turun.
Jika aritmia sampai menimbulkan fungsi pompa jantung menurun, penyakit ini bisa menyebabkan sesak napas. Juga apabila menyebabkan suplai oksigen ke otot jantungnya sendiri menurun, dia akan menimbulkan nyeri dada. Saling berhubungan, kan?
Ketiga keluhan di atas, baik nyeri dada tertekan, sesak, dan berdebar, mungkin juga tidak mengarah pada satu jenis penyakit jantung. Makanya dokter di UGD biasanya akan melakukan wawancara lebih jauh, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan tambahan terhadap pasien menggunakan rekam jantung dan foto dada.
Khusus untuk acute coronary syndrome atau yang biasa disebut serangan jantung, semakin cepat Anda membawa pasien ke rumah sakit, otot jantung yang bisa diselamatkan akan lebih banyak. Lebih beruntung lagi jika di kota Anda tersedia dokter jantung konsultan intervensi yang bekerja di rumah sakit dengan fasilitas kateterisasi jantung.
Ingat, jangan sepelekan tiga keluhan ini, ya: nyeri dada terdekan, berdebar, dan sesak. Segera ke UGD terdekat apabila Anda atau orang-orang terdekat Anda mengalami keluhan ini.
Penulis: Prima Ardiansah Surya
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Malangnya Nasib Dokter Residen: Curahan Hati Seorang Suami.