3 Jalanan Angker di Semarang yang Bikin Ngeri

3 Jalanan Angker di Semarang yang Bikin Ngeri Terminal Mojok

3 Jalanan Angker di Semarang yang Bikin Ngeri (Unsplash.com)

Pernah melewati jalanan angker di Semarang ini?

Di setiap wilayah selalu ada hal menarik untuk dikorek, tak terkecuali urban legend yang beredar di kawasan tersebut. Bukan hanya cerita mengenai gedung tua yang terbengkalai lalu menjadi sarang memedi, tidak jarang, kisah mistis justru bermula dari lokasi yang cenderung ramai serta banyak dipakai orang lalu-lalang. Jalan raya salah satunya.

Semarang yang merupakan kota besar juga menyimpan sejumlah cerita misteri terkait dengan keberadaan makhluk astral di beberapa ruas jalan. Pun, jalanan tersebut bukanlah tipe setapak di pelosok desa seperti yang banyak ditampilkan dalam setting film horor. Malahan, beberapa jalanan angker berikut termasuk jalan besar yang menjadi alur utama lalu lintas kendaraan dalam maupun luar kota.

#1 Tanjakan Gombel

Mungkin inilah tanjakan yang paling tersohor dengan aura mistisnya. Pasalnya, nama jalanan menanjak ini begitu familier di telinga masyarakat lantaran mirip dengan sebutan salah satu makhluk halus khas Nusantara yang hobi menculik anak kecil. Ya apalagi kalau bukan Wewe Gombel yang konon berwujud perempuan dengan payudara berukuran tidak normal.

Saking kuatnya image tanjakan Gombel sebagai kediaman Wewe, segala insiden kecelakaan yang terjadi di titik tersebut sontak dikaitkan oleh masyarakat dengan wingitnya ruas jalan di area Bukit Gombel ini. Hebohnya lagi, tidak sedikit penduduk sekitar yang turut menghubungkan fenomena atau bencana alam dengan keangkeran tanjakan Gombel. Misalnya saja saat ada tanah longsor, warga percaya bahwa penunggu gaib di tempat tersebut tengah merasa terusik. Padahal, namanya kecelakaan lalu lintas atau tanah longsor di perbukitan adalah hal yang lumrah.

Di samping kisah klise seperti di atas, muncul pula desas-desus yang mengatakan bahwa ketika ada rombongan pengantin yang melewati jalur tanjakan Gombel, mereka wajib melempar uang receh sebagai syarat keselamatan sampai tujuan. Terlepas dari segala isu kurang sedap seputar jalanan angker ini, tanjakan Gombel merupakan spot yang menarik untuk menyaksikan pemandangan malam Kota Semarang. Saat lampu-lampu dinyalakan, pendarnya seolah seperti taburan bintang dalam kegelapan. Tontonan inilah yang banyak dimanfaatkan muda-mudi di bibir bukit untuk pacaran sampai lupa di situ ada setan.

#2 Sigarbencah

Lain di kota, lain pula mitos di pinggiran. Sigarbencah yang terletak di Kelurahan Meteseh, Kecamatan Tembalang, merupakan jalur alternatif yang dipakai untuk menuju ke Semarang atas atau kabupaten. Topografinya tidak merata khas area perbukitan. Mahasiswa Undip biasanya tak asing dengan area ini. Meski bukan ruas jalan utama, lajur tersebut sudah ramai dilewati banyak kendaraan karena dapat memangkas waktu ketimbang melalui ruas jalan di perkotaan.

Saat belum padat seperti sekarang, santer beredar rumor tentang pengendara motor tanpa kepala di kawasan tersebut. Kabar burung tersebut beredar hingga sekitar tahun 2000, tetapi lambat laun mereda dengan sendirinya seiring meningkatnya aktivitas masyarakat di Sigarbencah. Uniknya, sewaktu masih dianggap angker, Sigarbencah pernah dijadikan lokasi syuting Uka-Uka, reality show semacam uji nyali yang diikuti seorang peserta per sesi.

Walau mitos mengenai pengendara tanpa kepala sudah tak terdengar lagi suaranya, ada kisah seram lain yang masih tertinggal di tempat tersebut. Layaknya cerita misteri jalanan angker pemakan korban, kecelakaan yang terjadi di Sigarbencah digosipkan akibat eksistensi entitas dari dunia lain.

Sosok yang paling terkenal mendiami daerah tersebut adalah Mbah Jalak yang diisukan memiliki perawakan tinggi besar. Faktanya, terlepas dari kabar miring tersebut, tanjakan Sigarbencah memang berpotensi mengundang celaka. Di samping curam, alur jalannya pun meliuk-liuk.

#3 Bergota

Pusat Kota Semarang nyatanya juga tak lepas dari cengkraman cerita gaib. Bergota salah satunya. Kawasan tersebut sebenarnya sangat ramai karena hanya berjarak sekitar lima menit jalan kaki dari Tugu Muda. Terlebih, lokasinya dekat dengan pasar kembang dan merupakan perkampungan yang juga kerap disebut sebagai Kampung Bergota Krajan. Meski berada di tengah kota, struktur jalan di seputar Kampung Bergota justru mirip seperti bukit kecil.

Diduga, kisah seram yang lahir di daerah tersebut disebabkan oleh keberadaan tempat pemakaman umum. Di siang hari saja makam tersebut terasa mencekam. Banyak orang mengaku diganggu kala melintasi makam tersebut seperti kendaraan yang mati tiba-tiba dengan sendirinya atau ada sosok tak diundang yang membonceng. Saking tenarnya kisah angker yang menyelimuti jalanan Bergota, lokasi itu cukup sering dimanfaatkan siswa SMA untuk mengadakan latihan dasar kepemimpinan dengan menyelipkan acara uji nyali bagi pesertanya.

Eksistensi makhluk gaib memang belum mampu dibuktikan secara ilmiah. Oleh sebab itu, tidak jarang kaum dedemit sering menjadi kambing hitam atas kejadian kurang mengenakkan yang terjadi di dunia manusia. Nyatanya, ketika ditarik akar permasalahannya, banyak bukti yang mengarah pada kelalaian manusia itu sendiri. Maka dari itu, lebih baik siapkan fisik, kondisi kendaraan, serta panjatkan doa sebelum berkendara agar terhindar dari bahaya.

Penulis: Paula Gianita Primasari
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Semarang Kota Hantu: Potensi Aura Mistis dan Sisi Misterius Kota Semarang

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.
Exit mobile version