Destinasi wisata yang gitu-gitu aja
Hal kedua yang bikin saya lambat laun merasa kurang nyaman tinggal di Karanganyar adalah destinasi wisatanya. Fyi, luas Kabupaten Karanganyar tercatat seluas 773,8 kilometer persegi dengan populasi penduduk lebih dari 800.000 jiwa. Dengan luas sekian kilometer persegi tersebut, menurut saya destinasi wisata yang dimiliki Bumi Intanpari itu-itu aja. Nggak ada lagi yang bisa diandalkan selain Tawangmangu.
Yah, mungkin ada juga tempat wisata lain seperti Grojogan Sewu yang terkenal dengan mitos larangan yang-yangan di sana, kebun teh Kemuning, dan Candi Cetho. Tapi ya tempatnya cuma di sekitaran sana aja dan spotnya membosankan.
Di pusat kota saja nggak ada destinasi wisata yang bisa dibanggakan. Oh ya, pusat kota Karanganyar itu panas, Gaes, nggak kayak di Tawangmangu yang adem. Padahal kalau misalnya bisa dikelola dengan baik, Karanganyar punya destinasi wisata yang nggak cuma untuk tujuan senang-senang, tapi juga wisata edukasi. Sebab, Karanganyar ini punya beberapa tempat bersejarah lho seperti makam Giribangun, Situs Perjanjian Giyanti, dan masih banyak lagi.
Zaman sekarang itu kan destinasi wisata harus ada nilai edukatifnya. Misalnya kayak Kota Solo itu lho, tiap minggu di sana pasti ada agenda seni budaya. Hampir setiap hari tempat-tempat bersejarah di sana dikunjungi wisatawan yang datang. Eh, maaf, nggak bermaksud membandingkan lho, cuma sekadar contoh.
Jarang ada event yang menghibur warga
Hal terakhir yang bikin saya kurang nyaman tinggal di Karanganyar adalah jarang ada event. Sebagai masyarakat yang butuh hiburan, tentu saya—dan mungkin juga warga Karanganyar lainnya—mendambakan beragam event yang bisa diselenggarakan di daerah kami, baik itu acara berbayar maupun gratisan.
Menurut saya, kemeriahan event besar seperti konser, festival, atau pertunjukan seni budaya adalah momentum yang dinantikan masyarakat. Seingat saya, terakhir kali Karanganyar mengadakan event besar pada 23 November tahun lalu. Saat itu Denny Caknan hadir sebagai bintang tamu dalam acara peringatan hari jadi Karanganyar yang ke-105.
Coba kalau beberapa event bisa terselenggara nggak cuma setahun sekali. Misalnya seminggu sekali gitu. Ya nggak usah gede-gedean banget. Setidaknya bikin warga jadi sedikit terhibur gitu. Oh ya, saya baru ingat, sebenernya tiap malam minggu ada event yang jadi primadona warga, sih, yakni malem mingguan di Alun-alun Karanganyar.
Begitulah kenyataannya, Kabupaten Karanganyar yang dikenal aduhai mempesona ternyata punya beberapa kekurangan. Semoga ketiga hal yang bikin saya kurang nyaman di atas bisa menjadi perhatian pemerintah setempat sehingga warga tetap betah dan nyaman menetap di Bumi Intapari.
Kalau butuh bantuan, sebagai warga, saya siap kok membantu menjadikan Kabupaten Karanganyar sebagai tempat ternyaman di Karesidenan Solo Raya. Kalau tempat tinggalnya nyaman, warga bakal merasa tentram. Cocok sama slogannya, Karanganyar Tentram.
Penulis: Yoga Tamtama
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Rekomendasi Wisata Tersembunyi di Karanganyar biar Nggak Itu-itu Terus Tujuannya.