Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Hiburan Film

3 Film Indonesia Tahun 2000-an yang Menggugat Maskulinitas ala Generasi Baby Boomer

Aminah Sri Prabasari oleh Aminah Sri Prabasari
29 April 2020
A A
ada apa dengan cinta film indonesia 2000an maskulinitas gender nicholas saputra foto mojok, istri nicholas saputra

ada apa dengan cinta film indonesia 2000an maskulinitas gender nicholas saputra foto mojok

Share on FacebookShare on Twitter

Beruntungnya saya generasi milenial yang saat awal 2000-an sudah cukup umur untuk menonton film Indonesia yang ceritanya rumit. Saya merasa seperti mendapat pencerahan setelah di masa kecil kenyang dengan pendidikan gender ala Rhoma Irama, Clift Sangra, Roy Marten, Rano Karno, atau yang lebih urban dan modern seperti Onky Alexander di Catatan Si Boy.

Kebangkitan perfilman nasional awal 2000-an disertai ide tentang laki-laki maskulin jenis baru yang lebih bersahabat dengan perempuan dan kesetaraan gender. Laki-laki yang diceritakan tak sungkan berinteraksi dengan perempuan tanpa sibuk berkaca mematut diri dan sebentar-sebentar terluka kelelakiannya.

Bapakisme banget lah film-film yang jadi tontonan masa kecil saya. Bapakisme menjadi standar bagaimana tokoh laki-laki harus diceritakan dalam sinema di tahun 1970-an hingga 1990-an.

Tapi yang lalu biarlah berlalu. Yang penting Anda tahu cara berpikir yang seperti itu selain ketinggalan jaman juga tak asyik. Berikut saya buat daftar film hits yang menggugat maskulinitas ala bapak-bapak baby boomer.

Film Indonesia tahun 2000-an yang menggugat maskulinitas jadul #1 Petualangan Sherina

Ngomong-ngomong tentang bangkitnya perfilman nasional tentu mengingatkan kita pada film karya Riri Riza yang segar dan tak biasa di era itu, Petualangan Sherina, muncul di tahun 2000. Setelah Riri Riza dkk. membuat Kuldesak. Film ini bercerita tentang anak-anak dengan genre komedi.

Masih ingat adegan Sherina bernyanyi tentang definisi jagoan? Anak perempuan itu merasa terganggu ketika ada anak laki-laki nakal bernama Sadam yang sok jagoan menindas teman lainnya yang lemah.

Saat Sherina dan Sadam bekerja sama untuk lepas dari penculik yang merupakan suruhan dari seorang pengusaha licik bernama Kertarajasa yang ingin menguasai areal perkebunan Pak Ardiwilaga untuk dijadikan proyek real-estate, diceritakan mereka saling bergantung satu sama lain tanpa menunggu siapa yang seharusnya menjadi jagoan untuk menyelesaikan masalah.

Film Indonesia tahun 2000-an yang menggugat maskulinitas jadul #2 Ada Apa Dengan Cinta?

Setelah Petualangan Sherina dengan genre untuk anak-anak meledak di pasaran, Rudy Soedjarwo menggarap cerita percintaan anak muda dan hadirlah “Ada Apa Dengan Cinta?” yang tentu saja langsung menjadi pusat perhatian.

Baca Juga:

3 Rekomendasi Film Indonesia yang Relevan dengan Hiruk Pikuk Negara Saat Ini

Film Jumbo Adalah Anomali, Akankah Jadi Tren Baru Dunia Perfilman Indonesia?

Bagaimana tokoh Rangga berinteraksi dengan tokoh Cinta di dalam film sangat berbeda dengan percintaan anak muda ’90-an yang diwakili oleh kisah kasih Boy dengan para perempuan di sekitarnya (mulai dari CSB 1 hingga CSB 5).

Rangga diceritakan sebagai laki-laki intelektual yang sensitif, jauh dari kesan agresif, bahkan menurut Cinta terlalu pasif. Selain itu terdapat adegan memasak! Rangga bisa memasak sementara Cinta tak akrab dengan kegiatan di dapur karena tinggal minta bantuan asisten rumah tangga, berbeda dengan Rangga yang hanya hidup berdua saja dengan ayahnya.

Film Indonesia tahun 2000-an yang menggugat maskulinitas jadul #3 Arisan!

Karya Nia Dinata di tahun 2003 ini bukan hanya menggugat maskulinitas bapakisme yang jadul, film Arisan! bahkan memuat dua ide lain yang tak biasa yang dibawakan oleh tokoh Nino dan Sakti, yaitu pemahaman tentang laki-laki baru yang mapan finansial sekaligus metroseksual dan relasi seksual dalam maskulinitas.

Melihat Sakti yang tinggi kekar dan reserved serta terlahir di keluarga Batak, tampak sangat maskulin, ternyata memiliki banyak sifat feminin kemudian jatuh cinta pada Nino tentu membuat sebagian penonton yang tak bersepakat dengan LGBT terkejut.

Dijelaskan dengan sangat manis di Arisan! bahwa kebahagiaan didapatkan oleh mereka yang benar-benar menginginkannya terlepas dari apakah orang lain akan setuju atau tidak dengan cara yang dipakai untuk mengusahakan kebahagiaan tersebut atau preferensi gender dan tampilan citra diri yanh dipilih (entah itu maskulin atau feminin).

***

Adanya pergeseran pemaknaan dan representasi maskulinitas yang (dianggap) ideal dalam masyarakat ditangkap dengan baik oleh pegiat sinema saat ini. Seperti halnya makna femininitas yang tak bisa ajeg, konstruksi maskulinitas pun hendaknya tidak dilihat sebagai produk yang stabil.

Pada titik tertentu versi maskulinitas tertentu bukan hanya dikritisi tapi bahkan juga dibenci lalu digantikan yang baru. Seperti diceritakan di film Berbagi Suami (tahun 2006), tokoh anak yang lahir di keluarga poligami tumbuh menjadi laki-laki yang pengertian pada perempuan karena mengetahui siksaan batin yang dialami ibunya.

Tiga film di atas sering disebut sebagai penggerak perfilman Indonesia yang sedang mati suri. Tapi bagi saya, sebagai penonton, ketiga film tersebut juga menyajikan ide yang kekinian sekaligus mudah dipahami. Tidak menambahkan film lain karena saya pikir untuk awal tahun 2000-an hanya tiga film inilah yang perlu diingat sepanjang hayat. Selain itu supaya tulisan tidak menjadi terlalu panjang, hahaha.

BACA JUGA Rekomendasi Film dengan Plot Twist Terbaik Part 1 dan tulisan Aminah Sri Prabasari lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 15 Juni 2022 oleh

Tags: bapakismeFilm Indonesiagendermaskulinitasorde baru
Aminah Sri Prabasari

Aminah Sri Prabasari

Perempuan yg merdeka, pegawai swasta yg punya kerja sambilan, pembaca yg sesekali menulis.

ArtikelTerkait

Hanya karena Nama Terkesan Feminim, Saya Sering Disangka Perempuan

Hanya karena Nama Terkesan Feminin, Saya Sering Disangka Perempuan

13 Maret 2020
mural represi residu orde baru mojok

Orde Baru di Mata Anak Muda: Benarkah Mereka Ingin Orde Baru Bangkit?

17 Desember 2022
Rekomendasi Film Berlatar Kota Bandung, Ternyata Bandung Nggak Kalah Romantis dari Jogja terminal mojok

Kota Bandung Nggak Kalah Romantis dari Jogja, Berikut Rekomendasi Film Berlatar Bandung yang Wajib Ditonton

4 Juni 2021
kpk dan anti korupsi

KPK dan Masa Depan Anti Korupsi yang di Ujung Tanduk

9 September 2019
Rekomendasi Film Indonesia tentang Selingkuh yang Lebih Baik dari Film Selesai terminal mojok.co

Rekomendasi Film Indonesia tentang Selingkuh yang Lebih Baik dari Film Selesai

23 Agustus 2021
lagu iwan fals yang bisa saja dikritik feminisme mata indah bola pingpong pesawat tempur maaf cintaku lirik mojok.co

3 Lagu Iwan Fals yang Kalau Diciptakan Sekarang, Pasti Rame kayak Tilik

31 Agustus 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

26 Desember 2025
Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

21 Desember 2025
Alasan Posong Temanggung Cocok Dikunjungi Orang-orang yang Lelah Liburan ke Jogja

Alasan Posong Temanggung Cocok Dikunjungi Orang-orang yang Lelah Liburan ke Jogja

27 Desember 2025
Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

24 Desember 2025
Dosen Pembimbing Nggak Minta Draft Skripsi Kertas ke Mahasiswa Layak Masuk Surga kaprodi

Dapat Dosen Pembimbing Seorang Kaprodi Adalah Keberuntungan bagi Mahasiswa Semester Akhir, Pasti Lancar!

25 Desember 2025
Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

24 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.