Saya pikir kita semua sepakat bahwa kebersihan adalah indikator seseorang menjaga perilaku hidup bersih dan sehat. Termasuk kebersihan tubuh berikut bagian-bagian tubuh hingga yang tertutup sekalipun. Salah satu area tertutup tersebut adalah lubang telinga. Akibat adanya kelenjar minyak alamiah, telinga pun menghasilkan kotoran telinga atau serumen yang harus dibersihkan secara regular agar tak semakin banyak dan tertimbun cukup lama hingga membuat telinga gatal dan berbagai gangguan lainnya. Otomatis kita pun mencari alat pembersih telinga agar serumen tersebut segera sirna.
Saudara, dari sekian banyak pilihan pembersih telinga yang sangat beragam di marketplace baik yang berbentuk cairan berupa tetes telinga (ear drop), sedot/vakum (ear vacuum), batere dengan lampu atau kamera, stainless steel berbagai varian kepala (earpick), atau yang konvensional seperti cotton bud, sesungguhnya ada beberapa pembersih telinga legendaris yang dahulu digunakan rakyat Indonesia.
Baiklah, dengan mengucap bismillah, saya membuka kenangan masa lalu kita saya untuk tiga pembersih telinga legendaris, yaitu:
Bulu ayam
Sampai saat ini, saya masih menempatkan bulu ayam sebagai pembersih telinga ternikmat dalam kehidupan saya. Jika saudara belum pernah mencoba membersihkan telinga dengan bulu ayam ini, saya sarankan segera saudara lakukan. Caranya adalah dari sebatang bulu ayam, bersihkan bulunya dari pangkal hingga menyisakan hanya sepucuk bulu halus ayam di ujungnya. Sisakan kira-kira bulu ayam dapat masuk ke lubang telinga, tidak terlalu banyak tapi tidak juga terlalu sedikit. Lalu siapkan telinga saudara yang siap dijelajah oleh sang bulu ayam.
Lantas masukkan pelan-pelan bulu ayam tersebut dengan jari tangan menahan pangkal batang bulu ayam. Ketika sudah masuk ke dalam lubang telinga, maka putar bulu ayam sedikit demi sedikit dengan putaran ke kanan dan ke kiri bergantian sambil memejamkan mata kalau perlu. Pada titik ini saudara akan merasakan nikmat tiada tara bak berada di surga dunia.
Tak heran figur lelaki Sunda, Kabayan sangat menikmati moment ini. Coba saja saudara perhatikan film-film Si Kabayan. Pendeknya, momen membersihkan telinga dengan bulu ayam menjadi sangat ikonik, pertanda seseorang yang menikmati waktu luangnya dengan rasa syukur tiada tara.
Oke lanjut, ya. Sampai mana tadi? Oh, iya, bulu ayam masih di dalam telinga, ya. Perlahan tarik keluar bulu ayam dan bersihkan kotoran telinga yang memenuhi pucuk bulunya. Terserah mau memebersihkannya dengan tisu atau ujung baju, hahaha. Lakukan hingga kotoran di dalam telinga sudah berkurang banyak.
Selain itu, pembersih telinga bulu ayam meninggalkan kenangan berbekas yang tak terlupakan. Cara mendapatkannya saja penuh perjuangan. Kalau punya ayam peliharaan sendiri, tantangannya nggak sulit, karena ayam sendiri, sudah jinak untuk dicabut sehelai bulunya. Lah, kalau nggak punya ayam, tak jarang ayam tetangga jadi sasaran empuk pencabutan bulunya secara ilegal. Dan, saya pernah merasakan momen ini saat kecil di rumah kakek saya di kampung. Duh, penuh kenangan sekali, kan, Mylov.
Jepitan Rambut
Jika bulu ayam susah didapatkan, biasanya almarhum bunda saya menggunakan jepitan rambut. Jepit rambut berbentuk dua kawat seperti dilipat dua dengan bagian ujung pangkal bertemu, namun bagian tengahnya yang menjadi ujung akan membentuk ruang bulat untuk menampung kotoran telinga. Tak perlu susah-susah membuatnya karena masih banyak yang menjualnya hingga kini. Selain tak membuat kotoran telinga melesak lebih dalam, kotoran telinga dapat terangkut semua saat jepitan rambut meraihnya sedikit demi sedikit.
Peniti
Apabila jepitan rambut tak ditemukan, maklumlah penggunaannya bersifat insidentil saat dibutuhkan saja, maka peniti menjadi opsi ketiga pembersih telinga. Hampir mirip jepitan rambut, ruang bulat dari ujung peniti adalah wadah terbaik menampung kotoran telinga. Akibat penggunaannya yang multifungsi selain sebagai pengganti kancing baju yang tanggal, tak heran saat dibutuhkan kembali tak jarang ujung peniti masih menyisakan sisa kotoran telinga yang mengering. Hiiii, gelay, ya.
Begitulah Saudara, nostalgia tiga pembersih telinga legendaris yang sudah ditinggalkan generasi masa kini. Apabila pembaca sempat merasakan apa yang saya kisahkan, saya pikir akan memunculkan kenangan indah yang bermakna ketika mengingat masa lalu di sebuah tempat atau dengan orang yang kita cintai dari sebuah benda. Situasi ini akan membuat suasana hati kita menjadi damai dan juga dapat menjadi sebuah terapi batiniah yang baik jika sedang galau. Ya, seperti foto-foto masa lalu atau pembersih telinga legendaris di atas. Awas, jangan sembarang ayam bulunya dicabut, ya, hehehe.
BACA JUGA Stop Membersihkan Telinga Pakai Cotton Bud Kalau Nggak Mau Cedera dan tulisan Suzan Lesmana lainnya.