Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus Loker

3 Alasan Pejabat Sebaiknya Nyoba Magang Jadi Debt Collector

Diat Rian Anugrah oleh Diat Rian Anugrah
28 Desember 2021
A A
3 Alasan Pejabat Sebaiknya Nyoba Magang Jadi Debt Collector

3 Alasan Pejabat Sebaiknya Nyoba Magang Jadi Debt Collector (pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Saya yakin para pejabat kita sudah mendapat asupan pendidikan yang lebih dari cukup, baik pendidikan formal maupun informal. Setidaknya sebelum mencalonkan diri, mereka sudah digembleng oleh partai politiknya tentang kiat-kiat jadi pejabat.

Namun, kinerja pejabat kita tetap saja belum mampu memuaskan semua orang. Banyak yang bilang kerja pejabat kita kurang becus hingga dianggap hanya pencitraan belaka. Oleh karena itu, saya memiliki saran supaya para pejabat atau calon pejabat itu harus magang menjadi debt collector, setidaknya 3-4 bulan saja sudah cukup.

Saya tahu, pejabat dan debt collector adalah dua profesi yang sangat berbeda. Pejabat selalu dianggap mempunyai derajat tinggi, debt collector sering disebut meresahkan masyarakat. Pejabat kalau akan berkunjung selalu ditunggu-tunggu kedatangannya, debt collector selalu dihindari kehadirannya.

Namun, tentu saja saya tidak asal memberikan saran tanpa alasan yang jelas. Setidaknya ada tiga alasan mengapa pejabat menjalani magang menjadi debt collector adalah upaya yang patut dicoba.

#1 Blusukan setiap hari

Blusukan sudah menjadi hobi bagi para pejabat setelah terbukti membawa Jokowi ke kursi Jakarta 1 dan RI 1. Sekarang hampir semua pejabat dan calon pejabat melakukan blusukan untuk mendengar langsung aspirasi dari masyarakat sekaligus meminta dukungan.

Bukan hanya bagi pejabat, blusukan juga menjadi kebiasaan rutin bagi para debt collector. Bahkan, mereka melakukan blusukan tiap hari. Bahkan, blusukan bukan lagi sebagai hobi, tapi kewajiban. Bagaimana dapat setoran kalau tidak kunjungan ke rumah nasabah?

Memang metode blusukannya berbeda. Pejabat blusukan diatur jadwalnya, dikawal dengan protokoler yang ketat. Sedangkan debt collector harus blusukan sendiri, paling banter tandem dua orang tanpa pengawalan. Tapi, bukankah itu adalah blusukan yang sebenarnya?

Blusukan mereka jauh dari kesan pencitraan dan settingan. Pencitraan bagaimana kalau tidak ada pemberitahuan, dibagikan di media sosial saja tidak, tahu-tahu sudah di depan pintu. Pergi juga tidak meninggalkan bingkisan yang ada nama atau foto dirinya, paling ninggal kuitansi.

Baca Juga:

Pengalaman Buruk Saya Dikejar Debt Collector di Jogja, Bikin Trauma dan Overthinking Saat Berkendara

Jogja Darurat Mata Elang alias Debt Collector: Sering Bikin Onar dan Meneror Pengendara padahal Salah Sasaran, Bikin Waswas Saat Berkendara!

Blusukan debt collector juga sangat sesuai dengan esensi blusukan itu sendiri, yaitu.mendengar langsung keluh kesah masyarakat. Dengan para penagihlah nasabah atau debitur mau bercerita tentang kondisi mereka yang sesungguhnya, tentang masalah yang sedang mereka hadapi, mulai dari masalah ekonomi, kesehatan, pendidikan anak, hingga urusan rumah tangga. Hal-hal rahasia yang bahkan tetangga sebelah rumahnya saja tidak tahu.

Tidak hanya keluh kesah dari orang yang ditagih. Saat kita berhenti sejenak baik itu untuk tanya alamat atau beristirahat di warung, orang-orang biasanya akan mengeluarkan keluh kesah mereka, meskipun tidak sepenuhnya terbuka.

Maka cobalah sekali-kali para pejabat yang terhormat itu jadi debt collector. Biar bisa dengar curhatan orang yang baru di-PHK, atau orang yang sudah cari kerja, orang yang penghasilannya tidak menentu tapi utangnya menumpuk di mana-mana. Hal-hal yang sepertinya tidak akan di dapat dengan blusukan ala pejabat.

#2 Melihat ketimpangan sosial di depan mata

Dalam aktivitas blusukannya setiap hari, selain mendengar keluh kesah masyarakat, debt collector juga melihat ketimpangan sosial yang nyata. Debt Collector akan berkeliling dari satu tempat ke tempat lain, dari satu rumah ke rumah lain. Di sinilah ketimpangan itu terlihat.

Bahkan jika sudah memiliki jam terbang yang padat, mereka dapat memetakan daerah. Mereka tau daerah mana kondisi ekonomi penduduknya rata-rata menengah ke atas, dan daerah mana yang banyak warganya mengalami kesulitan ekonomi.

3# Merasakan langsung ketidakmerataan pembangunan

Oleh karena aktivitasnya mengharuskan berkeliling setiap hari, debt collector jadi menjadi tahu bagaimana pembangunan dan fasilitas umum dari berbagai tempat. Hal yang paling menjadi sorotan adalah kondisi jalan. Mana daerah yang jalannya aspal halus dan mana daerah yang jalannya masih tanah.

Mereka juga paham mana daerah yang terawat dan mana daerah yang kumuh, mana daerah yang fasilitas umumnya lengkap, dan mana daerah yang masih susah sinyal. Pokoknya debt collector dengan jam kerja tinggi akan memiliki kepekaan terhadap ketidakmerataan pembangunan di setiap daerah yang ia lewati.

Tiga hal di atas dapat menjadi bekal para pejabat untuk bekerja. Mereka jadi paham masalah yang dialami masyarakat. Mereka jadi tahu daerah mana yang pembangunannya harus terus digenjot, sehingga kebijakan yang diambil jadi langkah yang benar dan tepat sasaran.

Dengan membaur bersama masyarakat, mereka bisa tahu prioritas. Maksudnya adalah, mereka akan mementingkan rakyat ketimbang kelompoknya. Harapannya sih, begitu, dan memang sudah seharusnya begitu.

Jadi, ayo Pak Jokowi, tandem sama saya.

Penulis: Diat Rian Anugrah
Editor: Rizky Prasetya

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 27 Desember 2021 oleh

Tags: debt collectorPejabat
Diat Rian Anugrah

Diat Rian Anugrah

Debt collector yang baik hati.

ArtikelTerkait

Rapat Pejabat Indonesia, Mahal di Konsumsi, tapi Minim Substansi. Lebih Fokus ke Gedung Rapat dan Konsumsi ketimbang Isi Rapat!

Rapat Pejabat Indonesia, Mahal di Konsumsi, tapi Minim Substansi. Lebih Fokus ke Gedung Rapat dan Konsumsi ketimbang Isi Rapat!

11 Juli 2024
tenryuubito dpr pejabat lalim nggak ada akhlak brengsek mojok

Kemiripan DPR dengan Tenryuubito di One Piece

9 Oktober 2020
livi zheng

Mewawancarai Livi Zheng Before It Was Cool

28 Agustus 2019
Terima Kasih Pak Jokowi Telah Melarang Pejabat dan ASN Buka Puasa Bersama

Terima Kasih Pak Jokowi Telah Melarang Pejabat dan ASN Buka Puasa Bersama

26 Maret 2023
5 Hal Nggak Enaknya Jadi Pejabat Eselon 1 yang Nggak Diketahui Banyak Orang Terminal Mojok

5 Hal Nggak Enaknya Jadi Pejabat Eselon 1 yang Nggak Diketahui Banyak Orang

27 September 2022
Singapura Negara Kaya, tapi Rapat Pejabatnya Terlalu Pelit dan Sederhana

Singapura Negara Kaya, tapi Rapat Pejabatnya Terlalu Pelit dan Sederhana

18 Mei 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

25 Desember 2025
Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

22 Desember 2025
5 Rekomendasi Kuliner Babi Surabaya untuk Kalian yang Menghabiskan Cuti Natal di Kota Pahlawan

5 Rekomendasi Kuliner Babi Surabaya untuk Kalian yang Menghabiskan Cuti Natal di Kota Pahlawan

22 Desember 2025
Penjelasan Ending Film The Great Flood buat Kamu yang Masih Mikir Keras Ini Sebenarnya Film Apa

Penjelasan Ending Film The Great Flood buat Kamu yang Masih Mikir Keras Ini Sebenarnya Film Apa

28 Desember 2025
Apakah Menjadi Atlet Adalah Investasi Terburuk yang Pernah Ada? (Unsplash)

Apakah Menjadi Atlet Adalah Investasi Terburuk dalam Hidup Saya?

27 Desember 2025
Perlintasan Kereta Pasar Minggu-Condet Jadi Jalur Neraka Akibat Pengendara Lawan Arah

Perlintasan Kereta Pasar Minggu-Condet Jadi Jalur Neraka Akibat Pengendara Lawan Arah

24 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.