Konon katanya, “bang” dalam Jombang itu artinya bergelombang yang mana mirip seperti kondisi jalan di kabupaten ini.
Berkendara adalah kegiatan yang rutin kita lakukan sehari-hari. Entah untuk bekerja, sekolah, atau sekadar membeli rokok di warung dan minimarket terdekat. Bagi saya yang menganut agama Islam, sebelum berkendara kami diwajibkan berdoa agar diberi kemudahan, kelancaran, dan keselamatan. Selain berdoa, kita juga perlu mengutamakan faktor keselamatan diri seperti menggunakan kendaraan yang berkondisi baik, tubuh fit dan pikiran fokus, serta perlengkapan keamanan seperti pakai helm jika naik motor atau sabuk pengaman jika naik mobil.
Akan tetapi sematang apa pun persiapan kita, tidak akan ada artinya jika fasilitas jalan dan penunjang jalan yang kita lalui ternyata tidak mendukung kenyamanan saat berkendara. Bagi warga Jombang atau pengendara yang berasal dari luar kota yang sering melintas di jalanan Kabupaten Jombang, saya jamin Anda pasti relate dengan alasan berikut kalau berkendara di Jombang itu menyebalkan.
#1 Bergelombang dan berlubang
Sudah jadi rahasia umum kalau sedari dulu jalanan Jombang bergelombang. Sampai ada celetukan kata “bang” dalam Jombang artinya bergelombang.
Jalan bergelombang bisa terjadi karena metode pengaspalan yang buruk, bekas tambalan jalan, ataupun kualitas aspalnya yang buruk. Melintas di jalan yang bergelombang ini tentu bukan hal yang menyenangkan. Selain dapat mengganggu kenyamanan berkendara karena bikin kendaraan dan penumpang bergoyang, jalan bergelombang juga bisa membahayakan karena membuat kendaraan oleng dan menyebabkan kecelakaan.
Tak hanya bergelombang, jalanan Jombang juga dikenal berlubang. Maka nggak usah heran kalau sering disebut “wisata jeglongan sewu”.
#2 Jalan Jombang umumnya sempit
Selain berlubang dan bergelombang, Jombang juga dikenal memiliki jalan yang umumnya sempit. Sebenarnya sudah ada upaya pelebaran jalan dari Pemkab, namun saat ini masih dalam tahap pengerjaan.
Saya pribadi berharap setelah ini jalan yang lebar bisa mempercepat mobilitas warga dan mengurangi kemacetan akibat penumpukan kendaraan. Apalagi di jam-jam sibuk seperti jam berangkat dan pulang kerja, serta musim liburan.
#3 Minim penerangan
Hal menyebalkan ketiga yang mengurangi kenyamanan berkendara di Jombang adalah penerangan jalan yang minim. Bahkan di jalan nasional maupun provinsi banyak sekali lampu jalanan yang mati dan tidak segera diperbaiki. Apalagi jalan milik kabupaten, masih banyak yang tidak ada penerangannya sama sekali.
Selain membahayakan pengendara, jalan yang minim penerangan ini juga dapat memicu tindakan kriminalitas. Kalau dibiarkan terus-menerus dikhawatirkan bakal banyak copet maupun begal yang beraksi dan ujung-ujungnya juga akan meresahkan masyarakat.
Itu dia hal-hal menyebalkan yang sering saya rasakan saat berkendara di jalanan Jombang. Semoga hal ini bisa jadi perhatian pemerintah daerah untuk lebih berbenah dalam memberikan kenyamanan bagi warganya dan masyarakat umum yang melintas. Terutama kenyamanan dalam berkendara dan berlalu lintas.
Penulis: Wicaksana Rismawardi
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA 4 Pertanyaan yang Sebaiknya Jangan Ditanyakan ke Orang Jombang, Bikin Kesal!
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.




















