#7 Tidak tahan dengan fasilitas desa
Air kadang mati, listrik kadang padam, sinyal hilang. Semua itu sudah biasa bagi warga. Tapi bagi mahasiswa, hal kecil itu bisa jadi drama. Ada yang langsung mengeluh keras, ada yang marah-marah, ada yang menyalahkan desa. Warga yang sudah terbiasa menghadapi kondisi itu jadi tersinggung. Mereka merasa kampungnya diremehkan.
#8 Tidur panjang
Warga desa sudah sibuk sejak pagi hari. Bahkan sejak matahari malu-malu menampakkan diri. Matahari baru saja terbit, tapi ladang sudah penuh aktivitas adalah pemandangan yang biasa.Â
Sementara di posko KKN, mahasiswa masih tidur pulas. Bangunnya siang hari, bahkan kadang kesiangan. Program yang dijadwalkan pagi terpaksa ditunda. Warga kecewa karena harus menunggu. Mereka bertanya-tanya, apa gunanya mahasiswa kalau hanya tidur panjang?
#9 Mahasiswa KKNÂ tidak menghargai adat
Setiap desa punya aturan tertulis maupun tidak tertulis. Ada pantangan, ada larangan, ada kebiasaan khusus. Sayangnya, tidak semua mahasiswa peka. Ada yang berpakaian terlalu bebas, masuk tempat sakral tanpa izin, hingga bicara terlalu keras di waktu yang tidak tepat. Hal-hal kecil seperti itu bagi masyarakat desa bisa dianggap pelanggaran serius.
#10 Program yang jauh dari kebutuhan warga
Mahasiswa sering datang dengan program yang sudah jadi paket dari kampus. Padahal tidak semua program sesuai dengan kondisi desa. Ada pelatihan komputer di desa yang listriknya tidak stabil. Ada seminar motivasi di desa yang lebih butuh irigasi. Akhirnya warga tidak merasa terbantu. Program terlihat bagus di laporan, tapi tidak berguna di lapangan.
#11 Mahasiswa KKN bolak-balik ke kota
Beberapa mahasiswa tidak betah di desa. Akhirnya mereka sering kabur ke kota. Alasannya macam-macam. Ada yang belanja, rapat, urusan keluarga, dan lain-lain. Posko jadi kosong. Warga melihat sendiri, mahasiswa hanya singgah sebentar lalu hilang. Keseriusan mereka dipertanyakan.
#12 Konflik internal mahasiswa KKN
Bukan hanya warga, antar mahasiswa pun sering ribut. Ada yang saling menyalahkan atau ada yang tidak kompak. Bahkan, ada yang bertengkar di depan masyarakat. Warga yang melihat jadi heran. Mereka pikir mahasiswa itu pintar dan terdidik, tapi kenyataannya gampang pecah belah.
#13 Dekat dengan warga saat butuh saja
Warga desa kerap kali merasa dimanfaatkan oleh mahasiswa KKN. Bagaimana tidak, para mahasiswa ini begitu dekat ketika butuh data dan butuh dukungan. Mereka ramah, sopan, dan perhatian. Tapi, setelah urusan selesai, mahasiswa menghilang. Warga merasa hanya dipakai. Kedekatan itu semu, sekadar kebutuhan laporan.
Itulah 13 perilaku mahasiswa KKN yang meresahkan dan diam-diam tidak disukai warga desa. Mahasiswa KKN memang datang dengan niat baik, setidaknya di atas kertas. Tapi perilaku yang meresahkan sering lebih membekas daripada program yang dibawa.
Masyarakat desa mungkin tidak akan ingat materi seminar atau poster kesehatan yang ditempel. Yang mereka ingat justru mahasiswa yang malas, ribut malam-malam, sibuk main HP, atau pulang tanpa pamit. Cerita itu menempel lebih lama, menjadi catatan kecil yang diwariskan dari mulut ke mulut.
Penulis: Marselinus Eligius Kurniawan Dua
Editor: Kenia IntanÂ
BACA JUGA 3 Dosa yang Dilakukan Mahasiswa Baru Saat Ospek Kampus.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.




















