10 Kutipan Paling Relatable dari Big Mouth

10 Kutipan Paling Relatable dari Big Mouth Terminal Mojok

10 Kutipan Paling Relatable dari Big Mouth (Instagram Disney Plus Hotstar Indonesia)

Jika beberapa bulan ke belakang jagat sedang mengalami demam drama Korea Extraordinary Attorney Woo, kini giliran Big Mouth yang melanjutkan popularitasnya. Drakor yang merupakan ajang comeback Lee Jong Suk setelah kembali dari wajib militer ini mendapatkan banyak atensi dari publik.

Big Mouth memang bergenre thriller-mystery, bukan slice of life. Setiap episodenya pun senantiasa menghadirkan ketegangan dan kengerian, bukan ketenangan. Tapi, nggak cuma drakor slice of life yang bisa menjadi wadah untuk memanen quotes. Big Mouth yang penuh misteri pun menyimpan banyak kutipan yang relatable hingga makjleb. Berikut ini sepuluh kutipan relatable dari Big Mouth.

#1 “Aku bahkan tak bisa mati, meskipun aku mau? Hidup mengerikan macam apa itu?” – Park Chang Ho

Hidup memang penuh dengan ujian dan penderitaan, tapi ingatlah bahwa mengakhiri hidup sendiri bukanlah solusi. Sebagian orang menganggap bahwa kehidupan semacam itu mengerikan. Lahir ke dunia disebut bukan kehendak kita tapi menjalani hidup malah sulit karena banyak cobaan. Kini giliran pengin mengakhiri nyawa sendiri, malah dilarang.

Ini mungkin kedengarannya klise, tapi beneran deh, Tuhan nggak akan ngasih ujian buat hambaNya yang nggak mampu. Tuhan menguji untuk melihat kesabaran dan ketakwaan kita kepadaNya.

#2 “Kau hanya penonton. Kau hanya perlu melihat dan menikmatinya.” – Gong Ji Hoon

Semakin tua, kita akan semakin sadar bahwa kita bukanlah pemeran utama dalam hidup ini. Kita nggak seistimewa itu untuk menjadi perhatian orang lain. Kadang kita jadi pemeran pembantu, cameo, atau bahkan sekadar penonton. Sebagaimana penonton, kita cuma punya kapasitas buat menonton drama duniawi dengan segala intrik dan konfliknya. Hanya sutradara dan aktor utamanya yang bisa mengubah maupun memanipulasi alur cerita.

#3 “Yang memukul akan lupa, tapi yang dipukul akan ingat selamanya.” – Park Chang Ho

Menjalin relasi apalagi mempercayai orang lain memiliki peluang untuk membuat kita mendapatkan keuntungan maupun kerugian. Keuntungannya, jaringan sosial yang kita miliki jadi lebih luas. Kerugiannya, orang lain bisa saja mengecewakan hingga menyakiti kita.

Jika sudah kecewa berat, korban akan selalu menyimpan momen itu dalam memorinya. Nggak jarang kejadian itu menimbulkan trauma yang masih akan ia ingat seumur hidupnya. Sementara pelakunya, terutama yang nggak punya rasa bersalah, bakal melupakan tindakannya yang pernah menyakiti orang lain.

#4 “Kau tahu tempat sempurna untuk menyembunyikan kebohongan? Kebenaran. Kau bingung mana yang benar dan mana yang bohong. Pada akhirnya, orang memilih kebohongan yang terdengar benar.” – Park Chang Ho

Di masa post-truth seperti ini, kita sulit untuk membedakan mana kebenaran dan mana kebohongan. Semua terlihat sama. Sebab, kebohongan dapat menyamar menjadi kebenaran. Selain harus menjadi orang yang jeli, kita pun wajib waspada. Jangan-jangan kebenaran yang selama ini kita ketahui dan pahami adalah kebohongan yang ditutup-tutupi.

#5 “Aku sangat kecewa dengan departemen keadilan kita.” – Bae Ho Geun

Kutipan dalam drama Big Mouth ini mungkin nggak relate secara personal, tapi pasti semua orang merasakannya. Kekecewaan kita dengan para penegak hukum semakin menumpuk hari demi hari. Penegak hukum—nggak semuanya, tapi banyak—yang nggak amanah dengan memperjualbelikan keadilan. Keadilan bisa ditawar dan itu membuat banyak orang nggak lagi percaya dengan para oknum yang bertitel “penegak hukum”.

#6 “Jangan mengganggu orang dengan deduksi cerobohmu.” – Hyun Ju Hee

Saat punya masalah dengan orang lain, gunakan akal sehat untuk bertanya atau mengkritiknya. Jangan dengan gegabah dalam membuat kesimpulan. Selain merepotkan orang, kecerobohan itu akan membuat citra kita memburuk karena orang lain akan memandang rendah.

#7 “Kamu berkepala besar tapi tidak punya otak.” – Park Chang Ho

Di mata pelajaran Sejarah, kita diperkenalkan dengan manusia purba. Dalam deskripsinya sering ditulis volume otak tiap manusia purba yang semakin meningkat seiring perubahan zaman. Homo sapiens sebagai manusia paling modern punya volume otak 1.000–2.000 cc. Bandingkan dengan Meganthropus Paleojavanicus yang volume otaknya cuma sebesar 900 cc. Volume otak manusia semakin berkembang. Malu kan kalau sudah dikasih volume otak besar tapi otaknya nggak dipakai buat berpikir?

#8 “Pilihannya ada padamu. Kau akan melarikan diri seumur hidupmu atau berjuang dan mendapatkan hidup baru.” – Go Mi Ho

Pada dasarnya kita diberikan kebebasan untuk memilih dan memutuskan. Ketika dipertemukan dengan situasi sulit, kita juga yang memiliki wewenang untuk menghadapinya atau lari dari masalah tersebut. Melarikan diri dari masalah maupun menyelesaikan secara jantan memiliki konsekuensinya masing-masing.

#9 “Pelajari apa yang kau bisa. Begitulah manusia berkembang.” – Yang Chun Sik

We are lifetime learners. Kita nggak hanya belajar di sekolah secara formal. Setiap waktu yang kita habiskan dalam hidup juga merupakan proses belajar. Kita dapat mengambil hikmah dari setiap tindakan yang dilakukan, kekeliruan yang dilantaskan, maupun kekecewaan yang dirasakan, baik oleh kita maupun orang lain. Dengan begitu nggak hanya fisik kita yang akan semakin tumbuh, melainkan juga hati dan pikiran.

#10 “Apa yang terlihat bahagia dari kejauhan mungkin tragis dari dekat.” – Park Chang Ho

Manusia senang bersandiwara. Banyak yang menunjukkan kebahagiaan di muka umum sekaligus menutupi semua keterpurukan maupun keburukan dirinya. Ketika kamu merasa iri melihat figur yang tampak amat sempurna dari jauh, nggak perlu rendah diri. Mereka juga pernah atau sedang rapuh maupun menderita yang mungkin lebih parah dari yang kamu alami.

Kesepuluh kutipan relatable dari Big Mouth tadi cukup menampar, kan? Simpan quotes favoritmu. Kalau perlu bisa kamu bikin jadi lockscreen biar selalu teringat ucapan para tokoh dari Big Mouth.

Penulis: Noor Annisa Falachul Firdausi
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Big Mouth: Drakor Gelap yang Sayang untuk Dilewatkan.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.
Exit mobile version