Kecewa dengan Medan dalam hal apa pun itu sudah biasa. Meskipun kota ini sudah sedikit berubah, tapi nggak ngaruh apa-apa buat warganya. Yah, daripada semakin kecewa dan sakit hati, mending kelen cabut sajalah dari sana. Mohon maaf ya saya mengatakan demikian. Akhir-akhir ini memang entah kenapa Medan sungguh mengecewakan. Dan ini menjadi pertanda sebaiknya kita nggak perlu melanjutkan hidup di sana.
Sebagian kawan saya, terutama yang tinggal di jantung kota Medan, mengatakan kalau hidup dan tinggal di Medan sudah agak manusiawi. Misalnya, aspal jalan yang sudah membaik. Tapi, itu pun harus dikritik dulu baru diperbaiki.
Nah, sebagai orang yang sudah lama tinggal di Medan, saya harus mengakui kalau sebenarnya Medan gitu-gitu saja, bahkan semakin mengecewakan. Setidaknya ada 10 alasan yang mendasari kekecewaan tersebut.
Daftar Isi
- #1 Begal yang nggak ada habisnya di Medan
- #2 Buang sampah sembarangan sudah menjadi kebiasaan
- #3 Menerobos lampu merah dan melawan arah di Medan tandanya sudah jago berkendara
- #4 Kebiasaan ngopi itu ada maksud tertentu
- #5 Dipenuhi wisata mall mewah
- #6 Gaya hidup hedon warga
- #7 Kota Medan penuh dengan masalah
- #8 Jalanan Medan penuh polusi udara dan suara
- #9 Tukang parkir liar sudah menjadi profesi
- #10 Medan… ah, sudahlah
#1 Begal yang nggak ada habisnya di Medan
Kasus begal di Medan akhir-akhir ini marak terjadi. Saking seringnya, kasus pembegalan nggak cuma terjadi di malam hari, pelaku sudah berani melakukannya di siang hari!
Cobalah pikir, nggak malu orang itu beraksi di tengah keramaian orang. Bahkan para pelaku nggak peduli batasan usia. Mau siapa pun disikat sama mereka.
Saya takut berkomentar soal bagaimana tindakan dari aparat penegak hukum, ya. Soalnya pelaku pembegalan ini mulai meresahkan. Jadi mencari keamanan di Medan sudah sangat sulit.
#2 Buang sampah sembarangan sudah menjadi kebiasaan
Saat jalan di jantung kota Medan, kalian mungkin akan menilai kalau kota ini sudah cukup bersih. Eh, tapi tunggu dulu. Coba saja keliling beberapa menit di sini, pasti kalian bakal melihat pemandangan pengendara mobil yang membuka kaca mobilnya dan dengan santainya membuang sampah plastik sembarangan.
Itu masih belum seberapa. Kalau kalian jalan-jalan ke pinggiran kota seperti daerah Pancing dan Tembung, sepanjang pinggiran jalan menuju kanal sungai itu telah menjadi tempat pembuangan sampah para warga. Sampahnya beragam, mulai dari sampah plastik kemasan makanan, minuman, sampai peralatan rumah tangga.
#3 Menerobos lampu merah dan melawan arah di Medan tandanya sudah jago berkendara
Apa itu SIM? Di Medan sih nggak laku. Apalagi menaati peraturan lalu lintas.
Bagi pendatang yang ingin uji skill berkendara, tampaknya Medan bisa menjadi tempat latihan yang cocok. Gimana nggak cocok, semua warga sini kalau ada lampu merah main terobos saja.
Baru-baru ini terekam aksi seorang pengendara motor yang mampu menerobos mobil-mobil yang sedang melaju karena sudah lampu hijau. Belum lagi kebiasaan warga Medan yang suka melawan arah. Melawan arah sepanjang 2 kilometer pun kenapa nggak. Sekacau-kacaunya jalanan di Jakarta dan Surabaya, masih lebih barbar jalanan di Medan.
#4 Kebiasaan ngopi itu ada maksud tertentu
Kota Medan nggak punya kebiasaan duduk berlama-lama di warung kopi (warkop) atau coffee shop. Mendingan kerja daripada menghabiskan uang demi nongkrong bareng teman yang kisaran harga secangkir kopinya Rp15.000.
Di kota ini, orang ngopi karena punya maksud dan tujuan tertentu. Biasanya yang ditanyakan macam, “Ada nggak lowongan kerja untuk kita, Abangda?” atau “Apa bisnis kita hari ini, Abangda?” Kalau nongkrong di warkop atau coffee shop hanya untuk memesan secangkir kopi lalu duduk berlama-lama tanpa ada urusan sih mending ngopinya di rumah saja.
#5 Dipenuhi wisata mall mewah
Sebenarnya alih-alih mall, Medan punya beberapa tempat wisata yang bisa dikunjungi. Misalnya ada Medan Zoo, Pantai Cermin, Danau Linting, dll. Tapi semua tempat wisata itu kondisinya bikin kecewa soalnya kurang bersih, tiket masuknya mahal, banyak tukang parkir liar dan preman di mana-mana.
#6 Gaya hidup hedon warga
Kadang untuk mengatasi kejenuhan karena sudah kerja dari hari Senin hingga Jumat, warga Medan biasanya pergi ke mall seperti Podomoro, Sun Plaza, Medan Mall, Thamrin Plaza, Manhattan Plaza, Mall Centre Point, Lippo Plaza Medan, Ring Road City Walks Mall, Cambrigde City Square, Focal Point Medan, Deli Park Mall, Carrefour Mall, dan masih banyak lagi. Lantaran di sini banyak mall, jangan coba-coba punya penghasilan di bawah 2 juta.
#7 Kota Medan penuh dengan masalah
Kalau mau mencari kedamaian dan kenyamanan di kota ini, kalian salah. Sebab kota ini justru sebaliknya, dipenuhi banyak masalah. Atau, kalian tipe orang yang suka berinteraksi di berbagai komunitas? Medan bukan jawabannya. Alih-alih menambah relasi, kalian yang akan dimanfaatkan oleh orang-orang Medan.
#8 Jalanan Medan penuh polusi udara dan suara
Berdasarkan data IQAir, kualitas udara di kota ini berada pada tingkat sedang. Tapi coba lihat langsung kotanya. Polusi dan debu rasanya nyaman tinggal di sini. Belum lagi kalau jalanannya rusak dan warga menutup lubang jalan dengan batu atau pasir, semakin menyala polusinya, Abangkuuu!
Selain polusi udara, ada juga polusi suara di sini. Membunyikan klakson adalah keharusan, kalau nggak kalian nggak akan pernah diakui pengendara kota ini.
#9 Tukang parkir liar sudah menjadi profesi
Baru-baru ini pemkot sudah menetapkan kebijakan untuk membayar parkir lewat QRIS. Kebijakan tersebut bertujuan untuk menertibkan parkir-parkir liar di sudut kota.
Tapi, apa itu tertib? Juru parkir liar justru tetap saja mondar-mandir di jalanan Medan. Penghasilan mereka bisa sampai 1 juta per malam padahal kerja mereka hanya duduk dan memperhatikan kendaraan yang masuk. Ditambah lagi tiap Alfamart dan Indomaret di sini masing-masing pasti punya satu jukir.
#10 Medan… ah, sudahlah
Terakhir, saya hanya mau berpesan kepada para pendatang di Kota Medan kalau kalian nggak salah untuk kecewa pada kota ini dalam hal apa pun. Nggak usah berekspektasi tinggi akan kota ini, dan jangan pernah berharap juga kota ini bakal berubah. Kalau kalian merasa kecewa, itu adalah pertanda bahwa kalian tertantang dengan suasana dan tempat baru…
Penulis: Fachri Syauqii
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA GTA Lokal Real Life: Situasi Jalanan Kota Medan Begitu Kacau, Sabar Dikit Kenapa sih?
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.