Menonton film pendek di YouTube adalah ajang melepas penat tersendiri. Siapa sangka, film pendek yang rata-rata berdurasi sekitar 10-30 menit itu terkadang berhasil menghibur serta memberi kesan yang dalam. Bagi orang yang terlalu picky dalam memilih film dan tak mempunyai waktu lebih untuk menonton, film pendek bisa jadi pilihan. Apalagi film pendek Indonesia juga tak kalah dengan film-film yang tayang di bioskop.
Sejak booming-nya Tilik (2018), saya selalu mencari film-film pendek bagus yang bisa bikin saya mind blowing. Sebelum menonton Tilik (2018) saya sering mendiskreditkan film pendek Indonesia. Toh, apa yang bisa didapat dari film yang durasinya tak sampai sejam. Namun, ternyata saya salah. Bagai menemukan hidden gem, saya menemukan beberapa film pendek Indonesia yang dapat ditonton secara cuma-cuma di YouTube.
#1 Danyang (2021)
Film pendek berjudul Danyang adalah film horor garapan Ravacana Films yang disutradarai oleh Tiaratita. Film yang hanya berdurasi 11.14 menit ini baru rilis pada Mei lalu. Dalam durasi yang singkat itu, tak disangka film Danyang dapat memberikan cerita dan sinematografi yang epic.
Film ini mengisahkan tentang seorang pemuda yang memutuskan bermalam di studio kreatifnya untuk melanjutkan menonton film. Tak disangka, pemuda itu justru tertidur dan malapetaka menghampirinya.
Film Danyang ini menggunakan Bahasa Jawa sebagai bahasa pengantarnya. Meski begitu nggak usah khawatir, ada subtitle yang dapat membantu memahami percakapan dalam film. Dari film Danyang, saya jadi tahu bahwa dalam bahasa Jawa kata “Danyang” memiliki makna sendiri. Danyang adalah makhluk tak kasat mata yang menghuni suatu tempat untuk melindungi tempat tersebut. Meski makhluk Danyang ini tidak memiliki niatan buruk, saya yang menonton film ini tetap saja ketakutan dibuatnya.
Film Danyang makin menarik lantaran hantu Danyang ini diperankan oleh anak kecil. Entah mengapa hantu yang diperankan oleh anak kecil justru menambah vibes horor bagi saya. Serem aja, gitu. Apalagi si anak kecil mengenakan kaos singlet dan menampilkan wajah yang pucat. Mirip-mirip sama anak-anak kompleks yang habis dibedakin ibunya. Jadi, hati-hati aja, ya. Jangan-jangan anak-anak di kompleksmu itu adalah Danyang yang ditugaskan untuk menjaga perumahan. Hii, serem, deh.
#2 KTP (2017)
Film yang digarap oleh sutradara Bobby Prasetyo dan diproduksi oleh ASA Film ini sudah rilis sejak tahun 2017. Meski begitu, kritik yang disampaikan masih sangat relevan hingga kini. Kok, bisa ya, begitu?
Setiap kali menonton KTP saya jadi tersadar bahwa sistem administrasi di negara kita nggak kunjung berbenah. Lha, gimana? Masak setiap kali nonton itu saya masih bisa relate terus.
Meski film ini sudah rilis sejak empat tahun lalu, saya rasa setiap insan harus menonton film ini setidaknya sekali seumur hidup. Dari film yang berdurasi 15.32 menit ini saya jadi sadar bahwa banyak kebijakan negara yang justru mempersulit dan tidak mengakomodasi kebutuhan rakyatnya. Apalagi rakyat rentan yang digambarkan pada tokoh utama dalam film ini. Seorang kakek yang hidup seorang diri tanpa identitas resmi yang diakui negara.
Disertai dengan dialog dan sinematografi yang menarik, kritik dari film ini seharusnya dapat menyayat hati para pemegang kuasa.
#3 Natalan (2015)
Sesuai judulnya, film berdurasi sekitar 28.06 menit ini menyajikan kisah pilu yang terjadi pada hari natal. Saya sangat menikmati film ini lantaran latar tempatnya yang menarik dan dan menampilkan pemandangan-pemandangan aestetik. Film ini menceritakan tentang seorang ibu yang menunggu anaknya pulang untuk merayakan natal bersama. Namun, ending dari film ini justru membuat saya menangis menaruh rasa iba pada sang ibu.
Film yang disutradarai Sidharta Tata ini dapat memperoleh 358 ribu views di YouTube. Film ini juga masuk nominasi FFI 2015. Penasaran sama ceritanya? Tonton aja langsung.
#4 Lemantun (2020)
Lemantun diambil dari kata bahasa Jawa krama inggil yang memiliki arti lemari. Dalam film berdurasi 21.39 menit ini, film ini menceritakan tentang seorang Ibu yang mewariskan lemari pada kelima anaknya.
Namun, lebih dari itu, film ini seakan menyajikan kisah yang terjadi kala anak-anak telah tumbuh dewasa. Banyak yang telah sukses dan melupakan orang tuanya. Tapi, ada juga yang bertahan untuk mengurus ibu yang telah melahirkannya. Film ini mengingatkan kepada kita oleh sosok yang tak terlihat, tapi justru menjadi yang paling banyak memberikan jasa tanpa diduga.
#5 Menanti Keajaiban (2020)
Film berjudul Menanti Keajaiban ini adalah garapan sutradara Angga Dwi Sasongko dan diproduksi oleh Visinema Pictures. Film berdurasi 20.17 menit ini direkam dengan hape Huawei Mate 30 Pro. Film ini juga dibintangi oleh aktor Wafda Saifan Aghniny Haque.
Film yang berkolaborasi dengan Padi ini mengisahkan tentang dua orang karakter yang merasa alur hidupnya mengikuti apa yang ditulis oleh penulis. Oleh sebab itu, Kinan, tokoh utama dalam film berusaha mencari tahu siapa penulis yang menuliskan kisah hidup mereka.
#6 Dulu Banci (2011)
Film yang berudurasi 10.08 menit ini disutradarai oleh Gading Marten, serta dibintangi Ferry Maryadi dan Poppy Sovia. Film ini mengisahkan tentang lika-liku perjalanan hidup seorang waria yang tertangkap SATPOL PP. Hal yang membuat film ini makin menyayat hati, SATPOL PP yang menangkapnya adalah mantan tunangannya sendiri.
#7 Rahasia (2011)
Film berjudul Rahasia ini berlatar tempat di kereta. Film ini menceritakan tentang tokoh pria paruh baya dan remaja perempuan yang saling bertukar rahasia. Film yang hanya berdurasi 13.38 menit ini memberikan plot twist yang tak disangka-sangka pada akhir film.
#8 Dan Kembali Bermimpi (2019)
Film pendek Indonesia yang bergenre thriller ini mengisahkan tentang sepasang kekasih yang hendak memulai perjalanan hidupnya dengan pindah ke kota lain. Film yang disutradarai Jason Iskandar ini menyajikan visualisasi yang memanjakan mata. Juga kisah yang menarik tentang ego dan mimpi.
#9 Djakarta-00 (2019)
Film pendek animasi berdurasi 8.57 menit ini mengisahkan tentang seorang seniman yang bertemu perempuan. Berlatar di Jakarta berapa puluh tahun ke depan, film ini mengisahkan tentang Jakarta yang sudah berada di dalam air. Film ini juga menyiratkan kisah tentang betapa bodohnya penduduk Jakarta pada masa lalu yang tak berhasil menyelamatkan kotanya.
#10 Ruah (2016)
Film yang pernah memenangkan Piala Citra ini mengisahkan tentang seorang kakek-kakek yang meminta izin istrinya untuk menikah lagi. Namun, kakek yang akrab dipanggil dengan Pak Haji ini tidak mendapat kerelaan istrinya untuk menikah lagi. Sejak saat itu, Pak Haji mengalami banyak hal aneh dalam hidupnya.
Jadi, mana, nih yang mau kamu tonton?
Sumber Gambar: Unsplash.com