Mojok.co | Suara Orang Biasa
Mojok.co adalah media daring yang mengusung semangat “Suara Orang Biasa” dengan cara memadukan konten jurnalisme bertanggung jawab dan cerita personal warga melalui pendekatan naratif yang ringan, nakal, namun tetap kritis, agar isu-isu serius dapat dipahami dan relevan bagi kehidupan sehari-hari tanpa kehilangan makna.
Mojok.co lahir pertama kali di Yogyakarta pada 28 Agustus 2014. Sejak awal berdiri, Mojok memilih pendekatan yang berbeda: naratif dan storytelling yang kuat. Mojok menghadirkan isu-isu serius dengan bahasa yang mudah dipahami pembacanya. Ringan tapi berisi.
Mojok lahir dari kegelisahan terhadap praktik media yang terlalu sibuk mengejar kecepatan, tetapi kerap mengorbankan kedalaman dan konteks. Di tengah arus informasi yang padat, suara orang biasa sering terpinggirkan, padahal justru di sanalah realitas sehari-hari terjadi.
Jika awal kemunculannya dikenal dengan slogan “Sedikit Nakal Banyak Akal”, saat ini Mojok mengusung “Suara Orang Biasa” sebagai slogannya. Mojok memposisikan diri sebagai ruang alternatif. Tempat cerita-cerita personal, pengalaman sehari-hari, dan sudut pandang warga bisa berdampingan dengan liputan jurnalistik yang bertanggung jawab.
Mojok terus berupaya menghadirkan jurnalisme dan UGC yang relevan dengan kehidupan pembaca. Kami percaya bahwa, isu serius dapat dibicarakan dengan bahasa yang ringan tanpa kehilangan makna. Cerita personal dapat menjadi pintu masuk untuk memahami persoalan yang lebih luas.
Mojok percaya bahwa persoalan publik tidak selalu harus disampaikan dengan bahasa yang kaku dan berjarak. Kami menyajikan ragam tulisan dari banyak suara dalam bentuk liputan khas Mojok dan artikel-artikel kiriman kontributor berbasis UGC (User Generated Content) yang tayang dalam bentuk esai dan Terminal Mojok.
Sebagai media yang telah terverifikasi oleh Dewan Pers, Mojok tetap menjaga standar jurnalisme yang dapat dipertanggungjawabkan tanpa kehilangan karakter “nakal” dan kritisnya. Dengan tagline “Suara Orang Biasa,” Mojok terus berupaya menjadi medium tempat orang biasa bisa didengar, dipahami, dan diwakili.
Kanal dan Platform
Sebagai media yang mengusung nilai-nilai lokalitas, Mojok tidak hanya bicara tentang Yogyakarta sebagai tempat kelahirannya, tapi juga nilai-nilai lokalitas di seluruh Indonesia. Setidaknya ini tergambar melalui kanal Terminal Mojok, UGC Mojok yang menjadi rumah bagi lebih dari 2.000 penulis aktif dari berbagai daerah di Indonesia sejak tahun 2019.
Selain kanal Liputan yang dikerjakan oleh reporter, Mojok membuka ruang bagi publik untuk mengirimkan tulisan melalui skema User Generated Content (UGC). Sebut saja kanal Esai, Otomojok, Konter, Malam Jumat dan Terminal Mojok.
Penulis Mojok juga dapat berasal dari kalangan seperti akademisi, praktisi, pengamat atau pemerhati isu sosial, politik, budaya, dan pendidikan; budayawan dan seniman; aktivis organisasi nonpemerintah; pekerja di sektor pemerintahan maupun swasta; hingga warga biasa yang memiliki pengalaman personal dan argumen yang dapat dipertanggungjawabkan. Yang utama, tulisan berpijak pada nalar, refleksi yang jernih, serta disampaikan dengan cara yang jujur dan bertanggung jawab.
Setiap naskah yang masuk akan melalui proses kurasi dan penyuntingan oleh redaksi agar tetap sesuai dengan standar dan karakter Mojok.
Selain artikel, Mojok juga memproduksi konten dalam bentuk video (Youtube) dan hadir melalui berbagai kanal digital, termasuk media sosial seperti Instagram, TikTok, YouTube, Facebook, dan X.
Mojok berharap kehadiran dapat memberi dampak yang baik bagi publik, terutama bagi orang-orang biasa yang kerap luput dari sorotan. Melalui cerita, gagasan, dan liputan yang disajikan, Mojok ingin menjadi ruang bersama tempat suara-suara itu bisa didengar, dipahami, dan dipertimbangkan.
Rubrikasi utama Mojok.co saat ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu Liputan dan Esai.
Liputan Mojok menghadirkan hasil reportase dengan upaya memberi konteks, sudut pandang, dan kedalaman agar pembaca dapat memahami persoalan secara lebih utuh. Dengan pendekatan naratif, Liputan Mojok berusaha menghadirkan suara para pihak yang terdampak, serta realitas sehari-hari yang kerap luput dari perhatian.
Esai Mojok terbuka bagi penulis yang memiliki gagasan, pengalaman, dan sudut pandang yang relevan atas isu-isu publik. Latar belakang akademisi, pekerja profesional, maupun praktisi di bidang tertentu dapat menjadi nilai tambah, tetapi bukan satu-satunya syarat.
Penulis esai Mojok juga dapat berasal dari kalangan pengamat atau pemerhati isu sosial, politik, budaya, dan pendidikan; budayawan dan seniman; aktivis organisasi nonpemerintah; pekerja di sektor pemerintahan maupun swasta; hingga warga biasa yang memiliki pengalaman personal dan argumen yang dapat dipertanggungjawabkan.
Esai Mojok terbagi menjadi beberapa jenis yang lain berdasarkan tema artikel yaitu Otomojok, Konter, dan dan Malam Jumat.
- Otomojok membahas tentang dunia otomotif, bisa berupa review kendaraan, maupun pengalaman menggunakan kendaraan, dari mulai, motor, mobil, truk, kapal, pesawat maupun helikopter.
- Konter berisi kumpulan artikel yang membahas tentang dunia teknologi. Bisa berupa review hape, fintech dan start up, ekosistem teknologi, dan lain sebangsanya.
- Malam Jumat berisi kumpulan kisah nyata yang menceritakan kisah mistis dan interaksi dengan yang tidak kasatmata.
Kami dengan senang hati mengajak siapa pun pembaca sekalian untuk turut serta menjadi bagian dari penulis maupun kontributor Mojok. Anda bisa mengirimkan artikel-artikel esai terbaik dengan mengikuti panduan yang ada di sini.
Salam dari Yogyakarta,
Tim Redaksi Mojok

