Warung Sate Klathak Mak Adi boleh dibilang menjadi warung sate di Bantul yang mempopulerkan menu kronyos sebagai olahan daging kambing yang kini banyak digemari. Awalnya hanya karyawan warung yang butuh camilan, lalu artis Iqbaal Ramadhan datang dan membuatnya makin laris.
***
Saya bertanya ke banyak teman, di mana ada kronyos enak di kawasan Jogja utara? Selain karena sedang ingin, saya ingin menuliskannya. Jawaban dari teman-teman, sebagaian besar mengatakan, nggak ada. Saya sendiri mencoba datang ke beberapa warung sate yang tergolong legendaris. Sebagian malah tidak menyediakan menu tersebut.
Terakhir, saat gerimis turu sore hari, saya tanya ke ilustrator Mojok, Ega Fansuri yang merupakan salah satu penggemar berat kuliner olahan kambing.
“Kalau kronyos enak tetap di daerah selatan, ya Mak Adi, di sana enak-enak,” katanya.
Kronyos Mak Adi saya pernah datang ke sana. Soal rasa sudah tidak terbantahkan. Menurut saya juga paling enak. Soal bagaimana warung ini mempopulerkan kronyos, itu yang membuat saya penasaran.
Hujan gerimis tak membuat saya mundur untuk meluncur menempuh jarak 28 kilometer ke Jalan Imogiri Timur. Sebenarnya pekan lalu saya sudah datang ke Warung Sate Klathak Mak Adi. Namun, saya kehabisan kronyos. Menu satu ini sangat populer sehingga cepat habis.
Dari banyaknya warung sate di pinggir Jalan Imorigi Timur atau Jejeran, Kronyos Mak Adi mudah dikenali. Kalau dari arah utara, lokasinya selatan SPBU Jejeran, tepatnya Jalan Imogiri Km 9.
Begitu sampai depan warung, ada spanduk Sate Klathak Mak Adi yang bergambar artis-artis ibu kota. Ada Iqbaal Ramadhan, sutradara Hanung Bramantyo dan istrinya Zaskia Adya Mecca, Jefri Nichol dan lainnya.
Gara-gara karyawan yang butuh camilan
Meski saat ini kronyos sudah banyak dikenal orang. Awalnya menu ini justru terkenal karena ketidaksengajaan. Berawal dari karyawan Sate Klathak Mak Adi yang merasa mulutnya pahit karena nggak ada camilan di warung.
“Jadi saat itu kan di warung nggak ada camilan, terus karyawan nggoreng sandung lamur. Terus kan diletakan di meja. Ada pelanggan lihat dan tanya, ‘itu apa? Kelihatannya enak’. Terus dia coba dan katanya enak,” kata Indah Susanti (45) pemilik Kronyos Mak Adi, kepada Mojok, Jumat (7/10/2022).
Seperti halnya penamaan sate klathak yang hanya berdasarkan bunyi daging yang dibakar, begitu juga dengan kronyos. “Pas digoreng kan ada bunyi ‘nyoss’, ada yang menyebutnya juga krenyos, ada juga krengseng,” kata Indah.
Menuru Indah, kronyos sebenarnya sudah ada sejak dulu. Mertuanya, Pak Jupaini adalah pelopor sate klathak di Jejeran. Saat itu sebenarnya sudah ada menu tersebut, tapi tidak populer. Tahun 2000-an, munculnya sate klathak juga berawal dari keluarga ini.
Selepas pelanggan yang ketagihan setelah mencicipi kronyos, kemudian orang-orang berdatangan meminta menu kronyos ini setiap datang. Jadi jangan heran jika menu ini cepat habis. Dari rata-rata 5 ekor kambing yang dimasak tiap hari. Hanya ada sekitar 50 porsi kronyos yang tersedia.
Ini juga dengan catatan, kambing yang dipotong merupakan kambing yang besar sehingga ada lemaknya. Jika kambingnya kecil, maka dipastikan nggak ada sandung lamurnya.
Dulunya sebelum jadi menu kronyos, sandung lamur digunakan sebagai bagian dari sate.
“Kalau sekarang di Mak Adi, sate isinya daging semua, dulu itu ada sandung lamurnya,” katanya. Sekadang potongan sandung lamur jadi menu tersendiri berupa kronyos.
Indah mengatakan, kronyos makin populer ketika artis Iqbaal Ramadhan mempopulerkannya di media sosial. Saat itu, makin banyak orang yang datang untuk mencari satu ini.
“Setiap datang atau shooting ke Jogja, Iqbaal Ramadhan itu hampir pasti mampir ke sini,” kata Indah.
Namun, sebenarnya artis yang pertama kali mencicipi kronyos adalah Zaskia Adya Mecca dan suaminya, Hanung Bramantyo. Ia menduga, dari kedunya itu kronyos Mak Adi kemudian banyak dikenal di kalangan artis, termasuk Iqbaal Ramadhan yang pernah bermain di film arahan Hanung, Bumi Manusia.
Asal usul nama warung Mak Adi dan sekte kronyos
Salah satu yang membuat saya penasaran adalah asal nama Warung Sate Klatak Mak Adi. Saya menduga, itu nama anak pemilik warung sate. “Itu dari nama panggilan tapi lebih dikenal dengan nama Mak Adi,” kada Indah tertawa.
Selain kronyos, sebagai pelopor sate klathak, Warung Sate klathak Mak Adi pastinya menyediakan berbagai olahan kambing. Sate klathak, tongseng, tengkleng, nasi goreng kambing, dan tentu saja kronyos goreng. Harga rata-rata di tempat ini seperti penuturan Indah Rp22 ribu untuk tiap porsinya.
Tidak semua warung sate menyediakan menu satu ini. Bahkan beberapa kali saya datang ke warung sate, mereka agak bingung saat saya menyebutkan menu ini. “Sekarang mungkin sudah lebih banyak yang menyediakan,” kata Indah.
Namun, teman-teman saya tetap mengatakan bahwa kronyos paling enak ada di Mak Adi. “Sebenarnya bumbunya kan sama seperti sate klathak, cuma mungkin bumbu ditempat kami porsinya pas,” kata Indah.
Cara masak kronyos, sandung lamur yang sudah dipotong-potong kecil kemudian dimasukan ke wajan yang diberi minyak sedikit. Bunyi ‘nyooos’ akan terdengar begitu gumpalan lemak bertemu dengan panasnya minyak dan wajan. Biasanya proses menggoreng sandung lamur ini tidak lama. Sekitar 5 menit. Tapi kadang ada juga pelanggan yang meminta agak lama sedikit untuk mendapatkan tekstur yang lebih garing di bagian luarnya.
Secara umum, tekstur kronyos itu garung dibagian luarnya dan ketika digigit, akan kenyal di bagian dalamnya. Ketika dikunyah, seperti ada ledakan dari lemak yang sudah digoreng. Kalian bisa membayangkan, luarnya garing, begitu digigit lemaknya pecah. Gurih betul.
Salah seorang pengunjung yang penggemar berat kronyos, Wewen (26) mengatakan saat ini kronyos sudah menjadi sekte tersendiri. Sekte yang dimaksud adalah soal cita rasa yang disajikan warung sate yang menyediakan kronyos ternyata beda-beda.
“Saya termasuk sekte kronyosnya Mak Adi. Di sini, tidak terlalu asin, keringnya pas, tidak berminyak,” katanya.
“Lho, yang digoreng kan lemak, kok nggak berminyak,” tukas saya.
“Di tempat lain itu ada yang lebih berminyak, istilahnya klomooooh Mas,” katanya tertawa.
Penulis: Agung Purwandono