Honor Penari Asian Games Nunggak, Larinya Ke Mana?

MOJOK.CO Mengundang decak kagum dengan penampilan Ratoh Jaroe, ribuan orang kini tengah berdebar menanti akhir dari kemelut honor penari Asian Games 2018.

Pesta olahraga Asian Games 2018 memang telah berakhir awal September lalu, tapi gaungnya masih terdengar hingga sekarang. Sayangnya, kabar yang terdengar kali ini bukanlah berita menyenangkan. Di media sosial, honor penari Asian Games kini sedang ramai menjadi bahan perbincangan.

Hingga dua pekan setelah gelaran olahraga ini ditutup, honor penari Asian Games disebutkan masih juga belum cair. Lebih spesifik, penari yang disoroti dalam masalah ini adalah penari Ratoh Jaroe, tarian Aceh yang berkembang di Jakarta. Total, ada sekitar 1.600 penari dari 18 SMA di Jakarta yang tergabung dalam tarian Ratoh Jaroe.

Kronologi Honor Penari Asian Games

Dikutip dari CNN Indonesia, seorang siswi penari menyebutkan bahwa masa latihan dimulai sejak bulan April. Dua hari dalam satu minggu, ia dan teman-temannya harus mengikuti latihan selama tiga jam. Jadwal ini berlangsung terus hingga memasuki pertengahan bulan Juni.

Menurutnya, tidak ada bayaran khusus untuk latihan. Para penari hanya diberikan makanan ringan oleh pihak sekolah.

Namun, harapan berubah sejak latihan berpindah ke Lapangan B Senayan (lalu ke Stadion Utama Gelora Bung Karno) sejak 24 Juni hingga dua minggu sebelum Asian Games 2018. Pasalnya, Panitia Penyelenggara Asian Games, INASGOC, mulai menghitung pemberian honor yang ditujukan pada para penari. Disebutkan, setiap penari bakal mendapatkan 15 dolar Amerika Serikat, atau kurang lebih 223 ribu rupiah setiap harinya.

Latihan berlangsung 15 kali pertemuan hingga para penari tampil di pembukaan. Semestinya, masing-masing penari mendapat honor sebesar 3,3 juta rupiah. Sayangnya, honor penari Asian Games ini tampak seperti angin lalu: tidak ada barang sepeser pun!

INASGOC: Sudah Diserahkan ke Pihak Sekolah

Penari Ratoh Jaroe bukannya tinggal diam. Beberapa kali, mereka telah meminta konfirmasi langsung dari pihak sekolah, tapi menemui jalan buntu. Pihak sekolah bahkan menyebut tidak ada uang yang diberikan kepada penari sebagai honor. Singkatnya, penari-penari ini tak mendapatkan honor sebagaimana yang dijanjikan.

Meski begitu, pihak INASGOC mengaku telah menyelesaikan pembayaran honor penari Asian Games 2018 per Senin (17/9). Disebutkan, pembayaran diberikan langsung kepada pihak sekolah untuk kemudian diteruskan ke seluruh penari.

Tak tanggung-tanggung, Direktur Pembukaan dan Penutupan Asian Games 2018, Herty Purba, membenarkan jumlah honor yang semestinya diterima penari untuk keperluan konsumsi, bus, dan lain sebagainya.

“Benar, per hari kami berikan honor US$15 yang per orang selama 15 hari latihan. Itu yang kami kirimkan sesuai jumlah siswa-siswi di masing-masing sekolah. Pengelolaan dananya kami kembalikan lagi ke kebijakan masing-masing sekolah,” tutur Herty.

Lebih lanjut lagi, INASGOC memberikan apresiasi kepada pihak penari, guru, dan orang tua yang telah mendukung terlaksananya penampilan Ratoh Jaroe.

“Panitia sangat berterima kasih kepada para penari, guru dan orang tua mereka yang telah memberikan kontribusi besar bagi Indonesia. Kerja keras dan penampilan para penari tidak bisa dinilai dengan apapun, tetapi apa yang telah dilakukan akan selalu abadi di hati dan benak seluruh rakyat Indonesia juga dunia,” demikian disebutkan oleh Sekretaris Jendral Panitia Pelaksana Asian Games 2018, Eris Herriyanto.

Menunggu Konfirmasi Dinas Pendidikan DKI Jakarta

Menghadapi problematika honor penari Asian Games yang berlarut-larut, Dinas Pendidikan DKI Jakarta akhirnya melakukan konfirmasi data sekolah yang disebut INASGOC telah diberikan honor. Plt Kepala Disdik DKI Jakarta, Bowo Irianto, memperkirakan pihak sekolah belum mengetahui bahwa dana honor tadi telah masuk ke rekening mereka. Untuk itu, pihaknya mengupayakan data yang lebih lengkap dari pihak INASGOC.

“Kami bisa membantu untuk menelusuri. Kan begitu. Sementara kita nggak tahu (datanya), kita menunggu,” tambahnya.

Betul, Pak Bowo, kita semua juga ikut menunggu. Jangan sampai korupsi semacam OTT dana bantuan gempa Lombok tempo hari itu terulang lagi. Amin! (A/K)

Exit mobile version