5 Cara Anti Ketiduran Saat Sidang untuk Lora Fadil dan Anggota DPR Lainnya

MOJOK.CO Berangkat dari keresahan masyarakat gara-gara tertidurnya Lora Fadil, kami tergerak menerbitkan 5 langkah praktis anti-ngantuk untuk anggota DPR.

Tertidurnya anggota DPR Lora Fadil saat pelantikan sedang berlangsung tempo hari membuat kami, Panitia Penulis Rubrik List di Mojok.co, yakin seyakin-yakinnya bahwa Yang Bersangkutan tidak membaca kiat-kiat agar tidak ketiduran di saat-saat genting yang pernah kami tulis di sini. Tapi nggak apa-apa, sebagai anggota DPR, Lora Fadil tentu terlalu sibuk untuk nge-scroll artikel-artikel Mojok yang jumlahnya udah ribuan ini.

Berangkat dari keresahan hati dan masyarakat sekitar yang sering kali dihujani kabar berita soal tertidurnya anggota DPR saat sidang—termasuk seperti Lora Fadil saat pelantikan—kami jadi tergerak menerbitkan 5 langkah praktis khusus bagi para wakil rakyat agar tidak masuk ke lubang yang sama. Besar harapan kami, 5 cara anti ketiduran untuk anggota DPR ini bisa dipertimbangkan dan, syukur-syukur, mendatangkan hasil yang diharapkan.

*JENG JENG JENG*

1. Ganti Kursi

Coba googling “anggota DPR tidur” dan perhatikan bagaimana mereka duduk di kursi yang empuk dan, setidaknya, punya sandaran yang nyaman. Sesungguhnya, sandaran punggung ini membantu proses tidur mereka. Maka, solusi yang bisa ditawarkan adalah…

…mengganti kursi sandaran tadi dengan bangku panjang seperti di depan gerobak angkringan!!!1!!!1!!!!

Dengan bangku kayu yang panjang ini, Lora Fadil dan anggota DPR lainnya tentu nggak bisa bersandar dan merem dengan khidmat. Mamam.

2. Ganti Kursi (Lagi)

Kalau bangku kayu terkesan tidak modern, masing-masing anggota DPR bisa patungan untuk meng-upgrade kursi mereka menjadi kursi yang biasanya kita temui di teater JKT48 4 Dimensi, atau bahkan 8 Dimensi kalau kamu main ke Sindu Kusuma Edupark, Yogyakarta.

Kursi jenis ini akan bergoyang, bahkan mengeluarkan angin, air, atau rumbai-rumbai nggak jelas di bagian kaki, yang bakal mengejutkan siapa saja yang mendudukinya, di saat-saat tertentu. Kalau anggota DPR menggunakan kursi ini, mungkin mereka bisa meminta teknisi khusus untuk nge-set si kursi untuk bergoyang-goyang heboh setiap 10 menit sebagai alarm yang ampuh.

3. Buang Kursinya

Masih bahas soal kursi, saya rasa ada baiknya juga untuk mempertimbangkan ketiadaan si kursi. Saking seringnya anggota DPR tertidur di atas kursi, kenapa belum ada gagasan untuk menihilkan keberadaan kursi sekalian, ya?

Coba, deh, perhatikan konser-konser musik: ada tiket festival yang mengharuskan penontonnya berdiri dan semuanya tetap terjaga sepanjang acara—tidak ada yang tertidur. Dengan prinsip yang sama, tidakkah hal itu bisa berlaku bagi Lora Fadil dan anggota DPR lainnya?

4. Bikin Konser

Cukup sudah bicara soal kursi—sekarang saya mau bahas soal konser. Kalau memang tidak memungkinkan menihilkan kursi, kenapa tidak menggelar konser saja di tengah-tengah sidang dan pelantikan? Pengisi acaranya pun tak perlu dipusingkan lagi—ingat, di dalam ruangan anggota DPR, selain Lora Fadil, di sana juga ada artis kenamaan ibu kota: Krisdayanti dan Mulan Jameela.

Agar lebih relevan dan tidak dianggap pemborosan anggaran, pengisi konser bisa menyanyikan materi sidang dengan nada lagu-lagu mereka. Tentu ini sebuah ide yang nggak jelek-jelek amat karena, setidaknya, orang-orang yang mau tidur jadi terganggu karena merasa terlalu berisik dan terpaksa menyimak materi.

5. Bikin Revisi UU atau RUU

Anggota DPR periode berikutnya telah membuahkan kalimat-kalimat protes seperti: “Udah bener DPR tidur, sekalinya bangun malah ngawur!”. Padahal, ada sebuah hal positif yang terkandung di sana: mereka semua tidak lagi tertidur sembarangan.

Jadi sepertinya, alangkah menantang bagi Lora Fadil dan anggota DPR lainnya untuk duduk, lalu membahas revisi UU dan RUU kembali. Kalau perlu, revisinya yang mengundang kontroversi.

Soalnya, kalau nggak, ya jelas mereka tidur lagi.

BACA JUGA Ada yang Menjabat Sampai 30 Tahun, Kenapa Masa Jabatan Anggota DPR Tidak Dibatasi? atau artikel Aprilia Kumala lainnya.

Exit mobile version