Kisah Tanah Jawa adalah salah satu konten kreator horor yang lahir dan besar di Yogyakarta. Bermula dari produksi yang sederhana Kisah Tanah Jawa kini berkembang menjadi salah satu konten kreator terpopuler dengen segmen misteri di Indonesia.
***
Pernah dengar kisah misteri desa yang terpendam di tanah Jawa? Berawal dari sebuah penemuan terowongan kuno di Klaten, Om Hao dan Dova mengupas penemuan ini di channel Youtube Kisah Tanah Jawa (KTJ) dan mengaitkannya dengan misteri desa yang tertimbun di tanah Jawa.
Kejadian desa tertimbun menurut Om Hao bisa disebut sebagai mahapralaya atau musibah besar. Pulau Jawa banyak dihuni oleh lempengan dan gunung-gunung aktif yang bisa menyebabkan berbagai bencana alam. Bencana inilah yang memungkinkan sebuah desa bisa tertimbun.
Investigasi mengenai kisah mitos, mistis, dan sejarah yang disajikan oleh KTJ laris manis ditonton. Tengok saja channel di Youtube mereka yang kini diikuti oleh 1,87 juta subscriber. Belum lagi followers mereka di Instagram dan Twitter yang jumlahnya ratusan ribu pengikut. Lantas apa yang membuat konten Kisah Tanah Jawa menarik?
“Salah satu poin di KTJ yang mungkin beda dengan channel mistis lainnya karena kita ngga hanya ngomongin horornya tapi juga ada cerita sejarahnya. KTJ konsep dasarnya adalah melogikakan metafisika” ucap Dova yang Mojok temui sembari ngopi di daerah Condong Catur, Jogja.
Menurut penuturan Dova, Om Hao bisa dikatakan perannya sentral di KTJ karena kemampuan metafisikanya. Om Hao selain mempunyai kemampuan ‘menerawang’ hal yang gaib juga penyuka sejarah. Bahkan ia kini tengah studi S2 Sejarah di UGM.
“Salah satu kekuatan Om Hao itu adalah penyampaiannya bisa melogikakan hal yang gaib sehingga orang yang percaya jadi mengerti yang ngga percaya jadi bisa lihat bahwa ini hal yang masuk akal,” ujarnya.
“Om Hao penuturannya kalau menurutku enak. Penuturannya santai jadi orang ngga merasa digurui,” Tegas Dova.
Di Balik Layar Kisah Tanah Jawa
Kisah Tanah Jawa bermula pada tahun 2018 di Yogyakarta. Pada awalnya tim terdiri dari Dienan Silmy, Bonaventura Genta, Om Hao, Mada Zidan, Videografer Monggo, dan Sketsa Day. Dova sendiri baru bergabung pada tahun 2019 dengan posisi project officer. Saat ini total tim KTJ berjumlah 11 orang dengan perubahan posisi di berbagai lini.
Konten-konten penulusuran KTJ tayang rutin di platform Youtube. Proses produksi tiap episodenya tak main-main. Riset jadi kekuatan utama KTJ. Sebelum konten diproduksi tim kreatif lebih dulu meriset lokasi penelusuran. Proses riset ini juga melibatkan Om Hao untuk melakukan penerawangan di lokasi yang akan dituju.
“Yang aku ngerti kan cuma ngurus teknis ke instansi kalau misalnya butuh izin instansi. Izin secara gaibnya atau metafisikanya itu Om Hao yang ngurusin,” ujar Dova.
“Beberapa kali kita mau syuting di lokasi itu tapi ‘izinnya’ ga keluar. Biasanya dari sosok yang ada di situ ga pengen diceritain. Walaupun jarang karena yang aku tahu malah sosok ini banyaknya narsis,” kata Dova.
Sebagai gambaran, dalam tiap proses produksi biasanya ada tim kreatif akan terlebih dulu bekerja. Hal pertama yang ditentukan adalah lokasi yang dituju. Referensinya bisa darimana saja mulai dari masukan teman-teman yang nonton, komentar atau dari sumber berita tertentu.
Setelah lokasi sudah ditentukan dan cerita apa yang akan diangkat, tim kemudian menentukan treatment syuting, baru kemudian syuting dilakukan ke lokasi, selesai syuting tahapan terakhir adalah post produksi. Syuting dilakukan H minus Sebulan sebelum penayangangan. Dalam satu buah produksi tim KTJ biasa melakukan penelusuran ke beberapa daerah sekaligus.
Jejak Penelusuran Kisah Tanah Jawa
Hampir semua provinsi dan kabupaten di Pulau Jawa telah ditelusuri oleh KTJ. Ada banyak pengalaman mistis yang didapat. Bukan sekali dua kali tim KTJ mengalami hal yang janggal. Semisal ada yang ‘ngikutin’ salah seorang tim setelah selesai syuting. Biasanya sosoknya hadir masuk dalam mimpi. Ini terjadi jika di lokasi tertentu ada sosok yang suka sama salah satu anggota tim. Biasanya mimpinya aneh-aneh.
Selama ikut penelusuran, ada beberapa lokasi yang menegangkan bagi Dova. Salah satunya adalah Jembatan Cirahong yang ada di perbatasan Ciamis dan Tasikmalaya. Jembatan ini adalah jembatan kereta dengan tata arsitektur yang memukau yang dibangun pada masa Hindia Belanda. Jembatan ini juga multifungsi karena di bawah rel kereta bisa dilintasi kendaraan mobil atau motor. Jembatan ini menegangkan karena ‘ramai’ banget yang pengen masuk dan cerita lewat Om Hao.
“Jadi kita itu ibaratnya udah dikepung sampai Om Haonya juga udah kesulitan untuk ngontrol dan energinya juga udah abis. Itu kita sebenarnya proses syutingnya belum selesai tapi harus kita cut terus balik,” Dova bercerita.
“Menuju jembatan itu tuh kita harus jalan kaki kurang lebih 500 meter karena kita pakai mobil gede dan sebelum ke jembatan itu ada portal batas tinggi maksimal kendaraan karena crowded dan Om Haonya udah capek kita udahin syutingnya dan Om Hao masih ketarik pengen balik lagi dan semua megangin Om Hao. Sampai skr yang aku rasain itu yang paling menegangkan,” tambahnya.
Selain Jembatan Cirahong, satu lagi lokasi yang menurut Dova yang juga menegangkan adalah Alas Purwo. Lokasi tersebut menurutnya masuk dalam kategori sakral. Paling tidak menurutnya tempat mistis itu ada tiga kategori; angker, keramat, dan sakral.
Lantas apa bedanya? Bedanya kalau angker atau horor itu kayak rumah kosong atau gedung kosong yang udah lama ditinggalin. Keramat itu kayak makam, nah kalau sakral kayak candi atau tempat ibadah. Ketiganya berkaitan dengan gaib dan metafisika tapi auranya beda.
“Kalau yang di alas purwo lebih ke sakral tempatnya. Kita ngga ngerasa takut cuma ngerasa hormat aja sama tempat itu. Kalau di Alas Purwo yang aku rasain harus hati-hati banget. Proses produksinya lancar walaupun agak tersesat. Kita masuk hutan jam 11 malam dan baru keluar jam 7 pagi,” tutur Dova.
“Aku ngga bilang disesatkan karena memang ngga tau jalannya. Di hutan itu kita baru pertama kali ke situ, kita ngga tau jalan, sinyal ngga ada sama sekali jadi ngga bisa ngecek GPS dan Maps, ya sudah kita niatnya emang penelusuran kita ketemu apa kita cerita, dan kita niatnya masuk jam 11 malam itu cuma sebentar. Ternyata teman-teman semua penasaran lah akhirnya kita terusin sampai masuk ke dalam, trus mau keluar kita bingung mau lewat mana akhirnya pagi baru bisa keluar. Waktu itu yang ikut 11 orang sama driver 2 orang,” pungkasnya.
Konten Horor yang Digemari Penonton
Konten horor terus tumbuh dari masa ke masa, pun demikian dengan penontonnya yang mengikuti seiring perkembangan zaman. Dahulu jika ingin menikmati sajian konten mistis bisa dinikmati lewat buku, film layar lebar, atau tayangan televisi. Namun kini konten-konten horor tersedia lewat berbagai medium baru seperti youtube dan podcast.
Konten-konten yang menceritakan kisah horor bahkan kini mudah viral. Sebagaimana yang ditulis oleh Anastasya Lavenia di remotivi.or.id yang mengatakan bahwa walau berpindah media, konten horor tak ada matinya. Lewat media digital, konten horor bahkan lebih bergaung.
Besarnya animo penggemar cerita mistis kepada KTJ ini bahkan dapat dilihat dari hadirnya fanbase mereka yang bernama Javanica. Awal terbentuknya komunitas ini terjadi pada momen buka puasa bersama tahun 2019. Momen ini menjadi ajang penggemar konten KTJ berkumpul bersama tim. Anggota yang terdata di grup di telegram yang dikelola resmi oleh tim KTJ berjumlah 4000 orang.
“Javanica ini salah satu fanbase yang kritis. Pembahasan kita kan lumayan berat karena bahas sejarah karena kita nerbitin buku juga dan mereka suka baca jadi dasarnya kritis. Itu yang bikin kita termotivasi untuk terus tumbuh,” kata Dova.
Berbicara soal buku, KTJ sendiri terhitung produktif menerbitkan buku-buku bertema mistis. Sudah 7 buah buku dikeluarkan oleh KTJ. Kejadian yang ditulis dalam buku-buku tersebut based on true story.
“Kayak Bank Gaib itu memang ada pohonnya di Klaten terus Unit Gaib Darurat itu ada satu rumah sakit di Blitar. Jadi pasangan suami-istri, istrinya hamil dan dia melahirkan di rumah sakit itu yang dibantu oleh dr.fredrik. Nah dr. Fredrik ini memang dokter di rumah sakit itu tapi udah lama. Begitu keluar pasangan ini ketemu sama tukang becak. Tukang becak ini nanya abis melahirkan dimana begitu balik lagi ternyata rumah sakit ini udah lama ga aktif,” tutur Dova.
“Kita mau rilis buku baru lagi, mudah-mudahan bulan depan udah rilis. Buku yang sedang kita siapkan bercerita tentang Daendels. Anglenya soal pembangunan jalan raya pos. itu risetnya juga panjang dari awal tahun,” tambahnya.
Selain buku, tim KTJ juga sedang mempersiapkan penelusuran ke gunung-gunung yang ada di tanah Jawa. KTJ percaya banyak kisah-kisah menarik di dalamnya yang bisa digali seperti Gunung Merapi, Gunung Lawu dan Gunung Gede-Pangrango. Lebih dari itu jika semuanya berjalan lancar tim KTJ akan melakukan penelusuran tak hanya di Pulau Jawa.
“Nextnya mudah-mudahan (penelusuran) Nusantara,” pungkas Dova.