Toyota Fortuner, Mobil yang Saya Harap Lenyap dari Jalanan Jogja

Toyota Fortuner, Mobil yang Saya Harap Lenyap dari Jalanan Jogja Mojok.co

Toyota Fortuner, Mobil yang Saya Harap Lenyap dari Jalanan Jogja (unsplash.com)

Pengguna jalan Jogja sudah muak dengan tabiat pengendara Toyota Fortuner. 

Saya tipe orang yang skeptis dengan banyak hal. “Ah, masak sih?” begitu komentar saya ketika membaca suatu informasi di berita dan media sosial. Saya tidak pernah benar-benar mempercayai sesuatu sampai mengalaminya sendiri atau mendapati data yang kuat. 

Sikap itu pula yang saya terapkan ketika mendengar sentimen negatif soal mobil Fortuner. Orang-orang bilang, mobil keluaran Toyota ini kendaraan orang-orang yang arogan. Mereka suka menang sendiri di jalanan dan semena-mena terhadap pengendara lain. 

Konon, harganya yang lebih mahal dibanding mayoritas mobil yang dijual di Indonesia jadi salah satu alasannya. Bisa dibilang, Toyota Fortuner adalah mobil mewah. Bagaimana tidak kalau satu unitnya dibanderol lebih dari Rp500 juta untuk varian paling murah. Belum lagi body-nya yang tinggi dan gagah membuat pengguna jalan siapa pun mudah terintimasi dengan mobil satu ini. 

Awalnya, saya tidak percaya pada informasi tersebut. Saya anggap stereotipe itu sebagai angin lalu. Hingga akhirnya, beredar banyak video soal pengendara Fortuner yang ugal-ugalan dan arogan. Perlahan, saya sedikit percaya stereotipe itu, tapi belum sepenuhnya mengamini. Hingga akhirnya, saya mengalaminya sendiri betapa ugal-ugalan dan arogan Toyota Fotuner di jalanan Jogja.

Jalan sesempit itu “berkelahi” dengan Toyota Fortuner

Saya bukan penggemar berat otomotif. Itu mengapa saya awam dengan merek-merek mobil. Namun, khusus untuk Toyota Fortuner, saya benar-benar mengenalinya. Bagaimana tidak, mobil SUV ini terlalu sering bikin saya geram di jalanan. 

Sudah jadi pengetahuan umum kalau jalanan di Jogja sempit-sempit. Sangat jarang yang seperti Jalan Ringroad yang terbagi menjadi 4 jalur. Kebanyakan jalan Jogja hanyalah 2 jalur, itupun untuk dua arah yang berlawanan. Sebut saja, Jalan Kaliurang, Jalan Affandi, Jalan Palagan, atau Jalan Bantul. 

Bisa dibayangkan betapa padat jalanan itu di waktu sibuk seperti berangkat dan pulang kerja. Apalagi jumlah kendaraan di Jogja semakin meningkat tiap tahun. Di tambah, layanan transportasi publik Jogja yang serasa jalan ditempat.  

Sebalnya, di tengah kepadatan itu, selalu ada saja Fortuner yang memaksakan diri untuk menyalip lewat celah-celah jalan. Seolah-olah body kendaraannya paling mungil dibanding kendaraan lain. Kalaupun kondisi jalannya sedang lengang, mobil satu ini biasanya melajur paling kencang dibanding kendaraan lain. Seolah-olah tidak da hari esok untuk mereka. Seolah-olah selalu terburu-buru. 

Tabiat-tabiat itu tidak hanya saya jumpai satu atau dua kali. Selama belasan tahun mengaspal di Jogja, sudah terlalu sering saya dapati mobil mengesalkan dan seringnya merek Toyota Fortuner. Itu mengapa saya dapat mudah mengenali merek kendaraan satu ini. 

Baca halaman selanjutnya : Suka klakson …

Suka klakson seolah tidak ada hari esok

Selain kerap mencari celah di kesempatan sesempit apapun, entah mengapa mobil ini kerap membunyikan klakson. Bahkan, di saat-saat yang kurang perlu. Misal, saat macet atau saat lampu lalu lintas baru saja berubah hijau. 

Memang, klakson diperlukan sebagai pengingat atau penanda bagi pengguna jalan lain. Tapi, kalau terlalu sering atau lama dibunyikan,  bikin kesal juga. Apalagi di jalanan Jogja semacam ada aturan tidak tertulis dilarang membunyikan klakson kalau tidak terlalu perlu-perlu amat atau urgent. 

Bukan perkara plat kendaraan 

Awalnya, saya pikir Toyota Fortuner yang menyebalkan adalah mereka berasal dari luar kota Jogja. Artinya, mereka tidak atau belum terbiasa berkendara di Jalanan Jogja dan belum paham aturan tidak tertulisnya. Namun, saya salah, semakin ke sini, semakin sering saya jumpai Toyota Fortuner berplat AB yang menyebalkan. Walau memang, tabiatnya di jalanan tidak semenyebalkan Fortuner dari plat luar AB. 

Di atas beberapa kekesalan saya terhadap pengendara Fortuner di jalanan Jogja. Di tengah kekesalan itu sebenarnya saya berharap mobil ini lenyap dari jalanan. Atau, minimal, penengdaranya sedikit tercerahkan sehingga tidak bikin waswas pengguna jalan lain di Jogja. 

Penulis: Kenia Intan
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA 4 Akal-akalan Pedagang Mie Ayam yang Menipu Pembeli Demi Meraup Untung Banyak.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version