MOJOK.CO – Sony, Disney, dan Marvel dikabarkan gagal mencapai kesepakatan. Spider-Man, terancam menghilang dari layar MCU.
“Mister Stark, I don’t feel so good.”
Rasanya seperti menyaksikan Thanos menjentikkan jarinya sekali lagi. Kali ini bukan separuh populasi galaksi yang menghilang karena jentikan jari itu, tetapi keberadaan Spider-Man dalam Marvel Cinematic Universe (MCU). Dan kalimat sendu di atas, yang diucapkan Spider-Man ketika lenyap, kembali terngiang. “I don’t feel so good.”
Sedih banget rasanya ketika tahu Marvel kehilangan “kuasa” untuk membuat lanjutan sekual Spider-Man setelah gagal bernegosiasi dengan Sony. Selain karena Spider-Man adalah superhero yang kali pertama saya kenal, film manusia laba-laba ini memang seperti kena kutuk. Penderitaannya seperti nama jurus rahasia Kakashi Hatake: “penderitaan seribu tahun”.
Bagaimana tidak, film Spider-Man tidak pernah sukses atau berjalan dengan mulus ketika produksi. Kecuali Spider-Man: Into the Spider Verses dan Spider-Man: Far from Home, sekuel lainnya sukses dibantai tukang kritik atau produksinya dihentikan.
Spider-Man versi Tobey Maguire punya tiga seri. Seri pertama dan kedua Spidey versi Tobey masih lumayan ketika dapat nilai 7,3 dan 7,2 dari IMDb. Seri ketiga berakhir dengan kegagalan. Spider-Man 3 cuma dapat nilai 6,2.
Spider-Man versi Andrew Garfield malah lebih ngenes. Dua versi Spidey yang ia sajikan gagal menembus nilai 7 di IMDb. Masing-masing dapat 6,9 dan 6,6. Versi Andrew Garfield cuma dianggap sukses menggarap sisi roman antara Peter Parker dengan Gwen Stacy yang diperankan Emma Stones. Kebetulan, keduanya memang pacaran ketika main di film ini. Ehh, produksi seri ketiga dihentikan, begitu pula dengan hubungan Andrew dan Emma. Keduanya bubar.
Satu hal yang bikin Spidey versi Tobey maupun Andrew makin ngenes adalah kegagalan mereka malah dirayakan oleh fans manusia laba-laba ini. Keduanya dianggap terlalu tua untuk memerankan Peter Parker, superhero akil balig di mana latar cerita banyak terjadi ketika ia masih SMA.
Mau Tobey, Andrew, kini Tom Holland. Kutukan kepada Spider-Man ini terus berlanjut. Dua versi Tom, Spider-Man: Homecoming dan Far from Home sukses di pasaran. Masing-masing dapat 7,5 dan 7,9 dari IMDb. Ehhh, ketika mau produksi seri ketiga, Marvel-Disney malah kisruh dengan Sony.
Begini. Hak cipta Spider-Man itu ada di Sony Pictures Management. Medio 1990, ceritanya Marvel Entertainment nggak punya duit. Maka, beberapa hak cipta superhero dijual murah. Hak cipta Spider-Man sendiri berpindah-pindah dari Cannon Pictures ke Columbia Pictures, yang saat itu menjadi bagian dari Sony Pictures Entertainment.
Singkat kata, Sony, Marvel, dan Disney mencapai kata sepakat untuk memperkenalkan Spider-Man ke MCU. Manusia laba-laba debut di MUC ketika muncul di seri Captain America: Civil War. Rotten Tomatoes mengabarkan kalau Disney cuma dapat bagian kecil dari keuntungan seri Homecoming dan Far from Home. Fans MCU senang, tetapi di balik layar, kisruh terjadi.
Saat ini, Disney sedang berusaha untuk terlibat lebih banyak di dalam dua seri Spider-Man yang akan datang. Isitilahnya co-financing atau ikut modalin. Keluar modal lebih besar artinya Disney tengah mengincar keuntungan yang lebih besar pula. Konon, Disney dengan Marvel di dalamnya ingin membagi semua dengan porsi 50:50 dengan Sony.
Sony sendiri menolak pendekatan ini. Mereka ingin mempertahankan “profit sharing” yang selama ini sudah disepakati sejak seri Homecoming. Sony langsung menolak pendekatan baru ini bahkan menegaskan tidak ingin lagi duduk di meja negosiasi. Dua studio besar ini memang punya bargaining masing-masing yang membuat keduanya percaya diri dengan proposalnya.
Disney punya film superhero terbesar sepanjang masa dalam Avengers: End Game di mana keuntungan yang mereka keruk sudah melewati capaian film Avatar. Sementara itu, Sony sukses dengan Spider-Man: Into the Spider Verses. Posisi Spider-Man di dua film ini sangat penting. Bagi fans MCU, Peter Parker adalah suksesor Tony Stark. Bagi Sony, franchise manusia laba-laba ternyata punya potensi besar ketimbang banyak film superhero lainnya.
Marvel sendiri nampaknya sudah tahu soal kerja sama dengan Sony akan kisruh ketika mereka tidak memasukkan tanggal tayang di Phase 4 kalender film. Oleh sebab itu, buat fans MCU di seluruh galaksi, yang bisa kalian lakukan untuk saat ini adalah melupakan Spider-Man.
Narasi “the next Iron Man” yang dibangun di Far from Home memang sungguh sayang jika tidak dieksplorasi. Namun, ketika studio tidak punya kuasa untuk menghadirkan kembali Tom Holland ke layar MCU, maka tidak ada yang bisa dilakukan selain menunggu jadwal Phase 5 dan 6 dirilis oleh MCU. Dan kalian, cuma bisa berdoa film superhero paling menderita ini kembali ke pelukan MCU.
Well, jika Tom Holland hanya akan berada di bawah bendera Sony, setidaknya kita bisa melihat Spider-Man satu layar dengan salah satu musuh favoritnya: Venom. Dan, potensi melihat Tom Holland dan Tom Hardy beradu akting juga layak dinantikan. Kolaborasi dua Tom? Yes, please.
BACA JUGA Mengenal Bumilangit, Film yang Disebut-sebut Sebagai Kembarannya Avengers