Tipe Badan Ektomorf yang Tetap Kurus Meski Banyak Makan

Selain segitiga bermuda, misteri kenapa orang kurus nggak gemuk meski banyak makan masih tersisa....

Tipe Badan Ektomorf yang Tetap Kurus Meski Banyak Makan MOJOK.CO

Tipe Badan Ektomorf yang Tetap Kurus Meski Banyak Makan MOJOK.CO

MOJOK.CO Selain segitiga bermuda, misteri kenapa orang kurus nggak gemuk-gemuk padahal udah makan banyak menjadi sesuatu yang masih terus menyisakan tanda tanya besar di kepala semua orang. Secara medis, kondisi badan ini disebut sebagai ektomorf.

Dalam serial Harry Potter, Sirius Black pernah berkata, “The world isn’t split into good people and Death Eaters,” alias “(Orang-orang di) dunia tidak dibagi menjadi orang-orang yang baik dan Pelahap Maut.” Kalau dipikir-pikir, kalimat Sirius Black itu memang benar dan tepat. Mengapa demikian?

Soalnya, dua kelompok manusia yang sesungguhnya berada di dunia ini adalah: 1) mereka yang nggak kurus-kurus walaupun diet berkali-kali; dan 2) mereka yang nggak gemuk-gemuk walaupun makan banyak atau disebut ektomorf. Kelompok manusia ektomorf ini bahkan termasuk jenis manusia yang paling sering bikin envy, terutama oleh manusia-manusia di kelompok pertama seperti saya.

Coba tengok sekitar atau ingat-ingat circle pertemananmu: pasti ada, kan, orang yang makannya banyak tapi badannya tetep tampak bebas lemak berlebih atau ektomorf? Pernah nggak, sih, kamu bertanya-tanya rahasia apa yang ia miliki sampai bisa makan sepuasnya tanpa perlu stres mikirin timbangan? Apakah setelah makan dia langsung buang air? Atau, setelah makan, cacing-cacing di perutnya berpesta pora sampai-sampai badannya sendiri nggak kebagian lemak dan protein?

Sebagai salah satu manusia yang ingin mengurangi berat badan, tentu wajar jika suatu hari saya melakukan wawancara dengan salah satu kandidat dari golongan ektomorf.

Alasan Genetik

Sebagai dasar pertanyaan pertama, saya mengajukan pendapat bahwa fenomena ektomorf ini sangat mungkin disebabkan oleh alasan umum berikut: POSTUR BADAN TURUNAN, alias alasan genetik. Bahkan, faktor keturunan ini disebut-sebut memiliki peran cukup besar dalam menentukan bentuk tubuh. Menurut Phaidon L Toruan, seorang pakar diet, jenis tubuh yang tetap kurus-kurus aja meskipun sudah makan dalam jumlah besar ini disebut sebagai tipe ektomorf.

“Iya nih, aku kurus terus soalnya bapak ibuku kurus, mbahku kurs, tanteku kurus, pakdeku kurus, tetangganya pakdeku juga kurus. Bahkan, denger-denger, mbahnya pakde dari tetangga pakdeku juga kurus.

Sontak, jawaban ini membuat hati saya cenat-cenut karena…

…ya masa saya mau nyalah-nyalahin orang-orang di sekitar saya gara-gara nggak kurus???

Pola Makan

Agak kesel dan kecewa, saya lanjut ke topik berikutnya. Saya mencoba mengonfirmasi ke manusia ektomorf perihal orang-orang kurus dan langsing yang nggak gemuk-gemuk karena pola makan kurang seimbang. Konon, kaum ektomorf ini kekurangan asupan lemak dan karbohidrat.

“Loh, iya, ya? Wah, tapi aku tuh pengennya makan yang ijo-ijo gitu, Mbak, biar kelihatannya hidup sehat dan natural kayak Kylie Jenner.”

Halah, ijo-ijo segala dimakan. Tuuuh, klepon juga ijo, kali! Terbuat dari tepung beras yang mengandung karbohidrat, malah! Kesehatanmu loh, Mbaaaaaakkk, biar sedikit berisi~

Si ektomorf ini cuma cengengesan. Sambil mengangkat bahu, ia meneruskan mengunyah bayam rebus 5 ikat, paprika sekilo, brokoli rebus 7 piring, dan kacang kedelai dua kresek besar. Hmm. Padahal, setahu saya, sayur-sayur tadi adalah sayur yang bagus untuk menurunkan berat badan karena mengandung serat makanan baik yang dapat membantu proses pencernaan dan mencegah sembelit.

Ya pantesan, Sist~

Stres?

Mendekati akhir wawancara nggak jelas ini, si ektomorf meminum segelas air putih di depannya, lalu menatap saya tajam-tajam.

“Tapi saya nggak bahagia-bahagia amat, loh, Mbak, bisa jadi kurus terus tanpa bertambah berat badan. Saya tuh malah pengen nambah gemuk, ya kayak Mbaknya ini. Tapi nggak sebesar Mbak juga, sih.”

Saya melotot. Dia lantas menambahkan, “Hehe,” ibarat orang yang menambahkan emot senyum saat lagi chat biar nggak kaku-kaku banget.

Saya kembali mengajukan hipotesis baru: benarkah orang kurus dan langsing nggak gemuk-gemuk walaupun banyak makan karena lagi stres? Banyak pikiran? Mumet?

Dia menarik napas berat, lalu berkata, “Lah ya saya ini dari dulu stresnya karena mikirin kenapa saya nggak gemuk-gemuk padahal udah makan sebanyak ini, Mbak!”

BACA JUGA 4 Jenis Diet Sederhana tapi Tokcer bin Moncer dan tulisan lainnya dari Aprilia Kumala.

Exit mobile version