Tiga Pelatihan yang Sebaiknya Ada dalam Program Kartu Prakerja

kartu prakerja, burjo, mi ayam, angkringan mojok.co

kartu prakerja, burjo, mi ayam, angkringan mojok.co

MOJOK.COProgram Kartu Prakerja adalah kebijakan lucu yang membuat kita paham bahwa menjadi sadar adalah sebuah kutukan.

Kita tidak akan ada habisnya membahas keburukan program-program pemerintah. Saya kurang paham kenapa pemerintah punya tendensi untuk menciptakan kebijakan-kebijakan yang bikin selera humor anjlok. Mungkin saja para pemegang kebijakan punya kebiasaan seperti saya, yaitu ngewel melihat uang yang banyak.

Kartu Prakerja adalah kebijakan lucu yang baru dirilis oleh pemerintah beberapa saat lalu. Pelatihan yang absurd, mahal, plus ketidakjelasan sistem membuat perut kita terpingkal-pingkal. Sepertinya menjadi sadar adalah kutukan, karena mana mungkin kita bisa hidup tenang melihat dagelan-dagelan yang ada?

Banyak hal-hal lucu yang bisa kita temukan di Kartu Prakerja. Salah satu contoh adalah pelatihan memancing di laut. Saya belum pernah melihat orang menafkahi keluarganya dengan joran (kecuali para pemancing tuna yang umpannya pakai bulu ayam), dan membayar 799 ribu untuk tahu cara memasang senar sepertinya berlebihan.

Tapi semua sudah terlanjur. Triliunan uang negara sudah terkucur, dan pelatihan itu akan tetap di sana. Andaikan ada pelatihan yang ternyata ditarik atau diganti, saya punya beberapa usul pelatihan yang sekiranya lebih berguna daripada memasang senar.

Tapi jangan berharap saya akan memberi pelatihan yang ndakik-ndakik dan tepat guna. Ketika sekelilingmu menjadi gila, sebaiknya ikuti saja. Seperti yang saya bilang tadi, sadar adalah kutukan.

Satu, Kartu Prakerja harus memuat pelatihan membuka warung burjo secara mandiri.

Kepala Suku Mojok, Mas Puthut EA menyarankan saya banyak membaca tulisan Edward S Kennedy. Mas Puthut beranggapan bahwa gaya tulisan saya mirip dengan Mas Edward, dan saya yakin Mas Edward bakal menyesal membaca tulisan sampah saya. Tapi intinya bukan itu.

Tulisan Edward S Kennedy yang berjudul Kolonialisasi Warung Burjo di Tanah Mataram: Sebuah Teori Konspirasi memberi kita informasi yang lengkap tentang fenomena burjo di Yogyakarta. Kalau sudah membaca tulisan tersebut, saya yakin bahwa Anda-anda semua bakal setuju kalau warung burjo haruslah jadi materi dalam kartu Prakerja.

Dua, menjual resep mi ayam Pak Sabar.

Pak Sabar adalah penjual warung mi ayam di dekat rumah saya, daerah Wonogakure. Pak Sabar mulai berjualan di dekat rumah saya tahun 2004. Kabar yang beredar, dia buka warung di daerah situ karena sering dipalak di tempat jualan lamanya.

Rasa mi ayam Pak Sabar sudah tidak perlu diragukan lagi. Warungnya yang selalu penuh meski tempatnya naudzubillah panase menandakan bahwa orang-orang tidak lagi peduli kenyamanan asalkan bisa menikmati semangkuk mi. Usul saya seperti ini, daripada negara membeli lisensi pelatihan dari para vendor yang berujung pelatihan-pelatihan absurd, mending membeli resep mi ayam Pak Sabar dan dibagikan tutorialnya dalam Kartu Prakerja.

Setidaknya uang negara akan memperkaya pelaku usaha kecil, bukan mengalirkan pundi uang ke kantong gemuk konglomerat.

Tiga, memberi pelatihan berjualan angkringan.

Jika ada hal yang bisa saya kenang dari Klaten selain foto Bupati dan gadis manis yang meninggalkan saya begitu saja, hal itu adalah angkringan. Bayat adalah daerah di Klaten yang disebut sebagai penghasil bakul angkringan. 1600 orang Bayat merantau ke seluruh Indonesia untuk menjajakan angkringan. Penggalan sajak Joko Pinurbo “Yogya terbuat dari rindu, pulang, dan angkringan” tidak akan terwujud tanpa orang-orang Bayat.

Pemerintah harusnya memasukkan pelatihan menjadi bakul angkringan dan tips-tipsnya dalam Kartu Prakerja. Ini serius, pelatihan ini bisa membuat ratusan ribu orang bisa keluar dari status pengangguran. Pembeli tak jadi soal, angkringan akan selalu ramai. Cuma butuh eksposur besar-besaran dari influencer, maka pembeli akan datang. Bukankah itu solusi yang selalu ditawarkan pemerintah, yakni apapun masalahnya influencer solusinya?

BACA JUGA One Piece Mungkin Ceritanya Bermasalah, tapi Naruto Jelas-jelas Sampah dan artikel menarik lainnya dari Rizky Prasetya.

Exit mobile version