The Nun: Film Tentang Iblis yang Menjajah Tempat Ibadah

the nun

MOJOK.CO – Valak memang pantas dinobatkan sebagai iblis terkuat di jajaran film horor bulan ini. Soalnya, di saat kebanyakan iblis mengusik kehidupan rumah tangga orang, Valak justru menjajah sebuah gereja dan meneror warga satu kampung di daerah Rumania. 

Valak kembali menghantui bioskop setelah dua tahun yang lalu keseramannya dilucuti oleh para pembuat meme di Indonesia. Kali ini, sosok iblis legendaris yang suka nyamar jadi biarawati itu tampil secara eksklusif dalam filmnya sendiri: The Nun. Berlatar Rumania 1952, di sebuah gereja Katolik tua yang kesannya mirip Hogwarts, The Nun menyajikan kisah yang lebih kelam dari film-film The Conjuring Universe lainnya.

Kalau The Conjuring 1-2 dan Annabelle 1-2 menampilkan roh-roh jahat yang menebar teror di lingkungan rumah, maka The Nun menghadirkan iblis yang malah gentayangan di tempat ibadah. Bahkan, Valak punya kamar VIP sendiri di gereja. Sebuah ruang gelap yang di depan pintunya tertulis “God ends here”. Gara-gara Valak ini, gereja yang seharusnya menjadi tempat peribadatan orang Katolik justru dijauhi oleh masyarakat karena dianggap terkutuk.

Nggak bisa dipungkiri, The Nun melawan dominasi film-film horor beberapa waktu terakhir yang sarat akan masalah keluarga dan sekte-sektean. Sebut saja, Pengabdi Setan, Sebelum Iblis Menjemput, sampai Hereditary yang sukses bikin saya sulit tidur semalaman. Konflik The Nun ditekankan pada keberadaan Valak itu sendiri yang hampir merenggut nyawa Ed Warren dalam The Conjuring 2.

Sejak awal film, penonton diajak untuk merasakan keputusasaan. Lha gimana nggak putus asa, ngeliat iblis yang begitu powerfull sampai menentang menjajah gereja, nggak takut sama doa para biarawati, bahkan suka banget mainin salib. Saya jadi agak protes waktu Vatikan ngirim Pastur Anthony Burke (Demian Bichir) dan Suster Irene (Taissa Farmiga) ke sana. Kok ya bisa-bisanya cuma mereka yang dikirim. Satunya sudah agak sepuh, satunya cewek pula. Untung, ada akamsi, Maurice Theriault (Jonas Bloquet) yang muda, beda, dan berbahaya.

Oke, jadi secara garis besar begini ceritanya. Di gereja tua Rumania tersebut, ditemukan seorang biarawati yang gantung diri. Gereja Vatikan lalu mengirim Anthony Burke untuk menyelediki apa yang terjadi di sana. Pastur Burke sendiri memang diandalkan buat menangani kasus-kasus yang anomali, sampai dia menyebut tugasnya “perburuan mukjizat”. Nah, dalam perjalanan investigasinya, Pastur Burke ditemani Suster Irene yang cantik jelita. Mereka berdua nggak tahu, kalau yang menanti di depan mereka adalah Valak the marquis of snakes, yang jauh lebih sakti ketimbang Voldemort.

Kebetulan, Maurice Theriault yang nemuin mayat si biarawati. Maka, Pastur Burke dan Suster Irene pun menemuinya. Maurice atau yang akrab disapa Frenchie awalnya ogah-ogahan nemenin mereka. Berhubung dia agak naksir Irene, akhirnya mau juga akamsi yang satu ini mengantar mereka menuju markas Valak yang angker.

Sepanjang perjalanan, Sutradara Corin Hardy berusaha membangun misteri lewat penuturan si Maurice dan suasana kelam menuju gereja. Kuburan tua di tengah hutan, kuda yang saking takutnya sampai nggak mau lewat, mayat beku yang duduk sendiri, sampai suster kepala yang misterius, jadi kombinasi sempurna untuk menyambut penonton di awal cerita.

Tenang, saya nggak akan spoiler banyak buat kalian yang belum nonton. Begini-begini, saya sebal juga dengan tukang spoiler. Oleh karena itu, pembaca yang budiman, dalam esai kali ini saya akan lebih menyoal si Valak, iblis yang sakti mandraguna.

Sebagaimana saya singgung di atas, Valak jadi menarik karena dia adalah iblis legendaris yang merupakan musuh Tuhan. Namun, Valak justru menguasai tempat ibadah. Kalau di The Exorcist, kita menyaksikan Pastur Merrin dan Damien Karras bisa membuat Iblis yang ada di tubuh Regan kelojotan di depan salib, maka Valak justru suka membolak-balikkan salib serta mengganggu doa para biarawati.

Itulah mengapa para biarawati yang mengabdi di gereja tersebut hidupnya sangat tertekan. Soalnya mereka harus berdoa setiap waktu, bergantian. Kalau nggak, jiwanya bisa dimangsa Valak. Di film ini, saya benar-benar berempati sama biarawati yang tinggal di gereja tua itu. Sudah nggak ada pastur yang bisa jagain mereka, dijauhi warga satu kampung, eh masih harus was-was sama teror Valak setiap waktu.

Sebagai iblis, Valak menjadi simbol keburukan dan kegelapan di sudut hati manusia. Sementara gereja merupakan simbol agama. Dalam moralitas, agama merupakan lawan dari godaan iblis. Namun, keduanya berada dalam tubuh manusia. Satunya mewakili kebaikan, satunya mewakili keburukan. Dua hal itu bersaing untuk menguasai jiwa manusia.

Untuk mengalahkan iblis di hati, doa saja nggak cukup. Seperti kata Pastur Burke, ada saatnya kita mesti bertindak. Kalau dalam konteks kehidupan, setiap doa mesti dibarengi dengan usaha. Misalnya, kalau kita pengin jadi orang sukses yang banyak duit, ya kita harus berdoa dan bekerja dengan tekun. Kalau cuma berdoa, secara spiritual bagus, tapi belum cukup buat mengalahkan setan yang disebut kemalasan. Sementara, bekerja keras tanpa diimbangi semangat religiusitas berpotensi membuat kita lupa diri dan, salah-salah, dikuasai setan keserakahan. Pokonya, mesti imbang.

Mungkin ini yang menyebabkan para suster kalah sama Valak. Mereka cuma berdoa tapi nggak mencoba berusaha mengalahkan iblis laknat itu. Maklum sih, siapa yang nggak gentar di hadapan hantu sekuat Valak. Saya yang nonton aja putus asa dan berpikir, “Sadis juga ini sutradara, gimana cara ngalahin setan yang begini? Duh.”

Tapi, Sutradara Corin Hardy memberi solusi di akhir film yang membuat saya bernafas lega sekaligus berkaca-kaca. Di tengah kepopuleran film-film horor yang sudah jarang menempatkan agama sebagai penawar kekuatan iblis. The Nun justru mengajak penonton untuk kembali pada Tuhan sebagai penolong jiwa manusia. Film ini menegaskan, ketika doa dan upaya sudah mentok, tapi usaha kita tetap belum berhasil juga. Maka kita mesti merenungi kembali, “Apakah iman kita sudah betul-betul kuat?”

Pada akhirnya bukan dengan senapan Maurice, Valak kalah. Bukan pula hanya dengan doa Pastur Burke. Melainkan usaha Suster Irene dan keteguhan imannya pada Tuhan yang membuat iblis paling ikonik di jagat The Conjuring itu meronta-ronta kesakitan lalu kembali ke alamnya.

Demikian, terlepas dari teror Valak, film The Nun adalah horor yang membuat kita kembali percaya bahwa Tuhan akan menolong siapa saja yang mau berdoa dan berusaha, dengan cara yang nggak terduga.

Exit mobile version