MOJOK.CO – Selama ini marketplace di Indonesia terkenal hobi “bakar uang”. Padahal sumber pendapatan Shopee dan Tokopedia itu luar biasa.
Marketplace seperti Shopee, Tokopedia, Bukalapak, dan lainnya merupakan salah satu penyedia lapak atau platform untuk penjual. Pihak pengelola hanyalah pihak ketiga yang menyediakan fasilitas untuk penjual dan pembeli secara online.
Ibaratnya begini, marketplace itu kayak pihak yang membangun pasar dan menyediakan kios-kios kosong untuk diisi oleh penjual. Mereka cenderung tidak mendapatkan keuntungan secara langsung dari hasil jual beli yang berlangsung dalam satu bangunan itu.
Tapi, namanya juga bisnis. Ya nggak mungkin dibangun kalau nggak menguntungkan. Pendapatan Shopee dan Tokopedia kalau dianalisis itu memang luar biasa. Bisnis ecommerce macam ini tergolong sangat profitable walau terkesan banyak bakar uang di tahun-tahun awal.
#1 Pendapatan Shopee dan Tokopedia dari uang elektronik
Sekilas, bagi otak-otak kita yang nggak paham bisnis, aplikasi uang elektronik itu sama sekali nggak menguntungkan. Sayangnya, konsep e-money dan e-wallet memang nggak sederhana. Semakin banyak pengguna yang menyimpan uang, semakin banyak deposito dan instrumen investasi yang bisa dilakukan. Sumber pendapatan Shopee, Tokopedia, dan marketplace lain yang punya fasilitas uang ekeltronik pun mengalir deras. Nggak heran bahwa penyedia jasa kayak OVO, ShopeePay, GoPay, Link Aja, DANA, dan sebagainya tumbuh subur. Konsumen mau pakai yang mana tinggal pilih.
Bayangnya jika ada 20.000 pengguna ShopeePay dengan masing-masing saldo mengendap Rp10.000. Jumlahnya sudah Rp2 miliar. Uang yang nggak kelihatan wujudnya ini jika didepositokan sudah amat menguntungkan. Jika diinvestasikan, jumlahnya bisa berkembang. Pengguna tinggal santai-santai.
#2 Pendapatan Shopee dan Tokopedia dari biaya admin
Walaupun kesannya membuka toko di marketplace seperti Shopee dan Tokopedia itu gratis, tapi sebetulnya kita diwajibkan memberi komisi. Ada biaya admin yang besarannya beragam dan dibebankan kepada penjual. Biaya admin ini mencakup persentase potongan dari setiap penjualan yang berlangsung. Seringnya, biaya admin dibebankan kepada toko yang telah terverifikasi. Misalnya Shopee Mall dan Star Seller yang memiliki nilai penjualan progresif.
Gambaran skemanya begini, jika sebuah toko Star Seller berhasil menjual barang senilai 100 juta setiap bulan dan biaya adminnya sebesar 1,5%, komisi yang didapat pengelola Shopee adalah senilai Rp1,5 juta. Ini baru dari satu toko loh. Tentunya jumlah Shopee Mall dan Star Seller itu ribuan. Seram juga kan uangnya.
#3 Pendapatan Shopee dan Tokopedia dari program promo
Jangan kira diskon angka kembar itu sepenuhnya cuma upaya baik dari marketplace buat ngasih makan jiwa haus belanja. Tidak semudah itu. Penjual yang berpartisipasi dalam program promo ini juga dikenai biaya sehingga ini bisa jadi sumber pendapatan Shopee, Tokopedia, dan marketplace lain.
Semakin banyak diskonnya, semakin banyak juga iklan yang didistribusikan oleh pihak marketplace. Semakin banyak paparan iklan, semakin banyak orang yang mampir dan belanja. Walau di mata kita program promo angka kembar adalah pesta barang-barang murah, bagi marketplace ini adalah event yang mendulang cuan.
#4 Pendapatan Shopee dan Tokopedia dari fitur-fitur aplikasi untuk penjual
Menjadi penjual di marketplace, misal kayak Shopee Seller atau Tokopedia Seller sekilas memang mudah dan cuannya menggiurkan. Tapi, di balik kesuksesan setiap penjual ada tangan-tangan yang lihai memanfaatkan fitur marketplace.
Marketplace biasanya menyediakan fitur iklan yang mendorong produk penjual naik di pencarian teratas. Program ini tentunya beragam dan yang jelas nggak gratis. Semakin banyak penjual yang bersaing di marketplace, semakin banyak pula keuntungan marketplace. Ini baru fitur iklan loh, belum fitur dan skema program lain yang juga bisa mendatangkan cuan buat pengelola marketplace. Misalnya partnership brand, keterlibatan penjual dalam event, dan program lain.
Memang sih, dari sisi konsumen, kita tampak diuntungkan dengan banyaknya diskon dan potongan. Marketplace jadi serupa aplikasi yang hobinya sedekah. Padahal, pendapatan Shopee, Tokopedia, and the gang itu buanyaaak banget. Analisis ini pun terbatas pada sesuatu yang tampak, belum dari sumber cuan yang tidak tampak. Hmmm, pasti lebih basah.
Konsepnya kadang memang kurang masuk akal. Marketplace dapat untung, penjual juga dapat untung, konsumen pun bahagia. Lah, terus yang rugi siapa?
FYI nggak semua bisnis itu menguntungkan satu pihak saja. Kalau ada win-win solution kenapa memilih rugi?
BACA JUGA Shopee Seller Waspada! Paket Dibobol itu Nyebelin Banget dan artikel lainnya di POJOKAN.