Sisi demi Sisi J.Co dan Dunkin’ Donuts dalam Pertarungan Abadi Donat Fancy

Dunkin' Donuts dan J.Co, mana yang lebih enak?

ilustrasi Sisi demi Sisi J.Co dan Dunkin' Donuts dalam Pertarungan Abadi Donat Fancy mojok.co

ilustrasi Sisi demi Sisi J.Co dan Dunkin' Donuts dalam Pertarungan Abadi Donat Fancy mojok.co

MOJOK.CO – J.Co kerap jadi andalan saat karyawan resign dan ditagih traktiran. Dunkin‘ Donuts jadi favorit para boomer dan orang lawas.

Pertarungan mana yang paling enak antara J.Co Donuts dan Dunkin’ Donuts hampir serupa pertarungan bubur diaduk vs bubur tidak diaduk, nasgor kecap vs nasgor tanpa kecap, dan pertarungan lain yang dipastikan abadi. Kedua merek raksasa yang memproduksi donat ini bakal kita kupas sisi demi sisinya. Lalu kamu akan bisa menentukan, donat mana yang “gue banget” dan donat mana yang layak dibilang “not for me”.

#1 Tekstur Donat

Dunkin’ Donuts punya tekstur yang cenderung lebih padat dan berisi, sedangkan J.Co Donuts sebenarnya lebih kopong dan mengempis. Namun, nggak selamanya orang lebih suka Dunkin’ karena beberapa orang merasa J.Co lebih nggak bikin enek. Perbedaan tekstur keduanya ini diyakini pencinta donat sebagai spesifikasi yang berbeda. Ada yang bilang kalau sebenarnya nggak semua donat itu sama, Dunkin’ dianggap mengusung resep donat klasik yang akan membawa pelanggannya pada kenangan-kenangan masa kecil. Ya pantas, Dunkin’ lebih banyak disukai para boomer dan orang tua karena memang mereka sudah cukup melegenda. Muncul di Indonesia sudah jauh lebih lama ketimbang J.Co.

Suatu hari saya pernah membawakan satu kotak Dunkin’ Donuts untuk dimakan satu keluarga. Ayah saya mengatakan bahwa itu adalah donat yang terenak yang pernah blio makan, padahal blio punya diabetes dan nggak terbiasa dengan makanan manis. Di kesempatan lain, saya membawa sekota J.Co, respons blio ternyata nggak seheboh saat makan Dunkin’. Jika kamu adalah orang penyuka oldies yang hobi dengan racikan resep klasik, Dunkin’ mungkin adalah favoritmu.

#2 Harga donat

Sebenarnya kedua donat itu tergolong mahal jika dibandingkan dengan donat-donat homemade di pasaran. Tapi, keduanya juga tetap jadi pemenang di antara yang lainnya. J.Co sebagai representasi merek lokal punya harga yang cenderung lebih mahal, tapi punya diskon melimpah. Inilah kenapa donat ini sering jadi andalan bagi karyawan yang kena palak traktiran menjelang resign. Beli dua lusin sekalian biasanya dapat bonus dan potongan. Sedangkan rivalnya, punya harga yang cenderung lebih mahal meski menawarkan bentuk donat yang lebih besar. Kamu pilih yang mana? Ya terserah. Apa pun yang kamu beli, mereka yang dapat untung. Heheheu.

#3 Varian rasa

Menurut pengamatan singkat saya, Dunkin’ punya varian yang lebih variatif dan banyak dijadikan favorit pelanggan. Misalnya triple choco yang sering dibilang paling mantap. Sedangkan rivalnya, cenderung punya varian yang punya cita rasa mirip-mirip, nggak ada yang menonjol banget, nggak ada yang nggak enak banget. Tapi, varian donat kecil-kecil milik J.Co kerap jadi alternatif camilan bagi mereka yang sedang nggak pengin makan banyak, tapi pengin nyoba-nyoba rasa lain. Sungguh gambaran masalah satu sama lain yang diatasi dengan solusi sama lain. Nggak heran pertarungan mereka abadi.

#4 Konsep gerai

Umumnya J.Co hanya buka outlet di mal, tapi mereka selalu menempatkan gerainya di samping mal sehingga banyak pelanggan yang mungkin tadinya hanya lewat, lalu tergiur dan melipir untuk beli. Jenis pemasaran ini efektif membuat nama J.Co melambung pesat dan selanjutnya banyak buka cabang di luar negeri walaupun saingannya cukup kuat. Sayangnya, pelanggan yang mau pesan nggak bisa ambil dan pilih sendiri donat yang mereka inginkan. Donat disimpan dalam etalase yang hanya memungkinkan pelanggan pilih-pilih sebentar lalu diambilkan oleh pramusaji. Beda dengan si rival yang memperbolehkan pelanggan bebas mengambil donat mana pun yang mereka suka, baru membayar nya.

Selain itu, Dunkin’ Donuts punya konsep gerai yang sangat berbeda. Gerai mereka nggak hanya ada di mal, terkadang mereka punya gerai yang berdiri sendiri layaknya cafe dan tempat nongkrong. Nggak sedikit juga gerai yang dibuka di pom bensin dan tempat-tempat ramai. Seolah-olah mereka memang menargetkan produk mereka untuk dijadikan oleh-oleh buat keluarga di rumah. Bisa jadi, mereka memang merasa brand Dunkin’ cukup terkenal sehingga tidak perlu lagi mejeng di pinggiran mal biar semakin banyak orang tahu.

Begitulah sisi demi sisi dua raksasa donat yang menguasai Indonesia. Saya pribadi sih cenderung pilih Dunkin’ Donuts karena mementingkan segi rasa dan porsi yang lumayan. Dibawa sebagai oleh-oleh juga tampak lebih eksklusif dibandingkan J.Co. Namun, pendapat ini mungkin nggak sama dengan kebanyakan orang. Kaskus pernah membuat polling untuk mempertarungkan keduanya. Hasilnya, 58% responden lebih memilih J.CO, 22% menyukai keduanya, dan hanya 19% yang menyukai Dunkin’ Donuts.

BACA JUGA Makanan Pendamping Donat Indomie Ala Indonesia atau artikel AJENG RIZKA lainnya. 

Exit mobile version