Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Satpol PP, Tugasmu Mengayomi, Tolong Jangan Bentak Kami

Yamadipati Seno oleh Yamadipati Seno
15 Juli 2021
A A
Satpol PP, Tugasmu Mengayomi, Tolong Jangan Bentak Kami MOJOK.CO

Satpol PP, Tugasmu Mengayomi, Tolong Jangan Bentak Kami MOJOK.CO

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Satpol PP, tugasmu menjadi pamong. Jadi, tolong asuh kami, didik kami, tapi jangan bentak kami. Perut kami lapar ketika lapak kami dibuat bubar.

Ketika melihat potongan video Satpol PP memukul pemilik warung yang tengah hamil, saya merasa biasa saja. jujur saja, saya tidak merasakan kegeraman atau kesedihan. Saya juga heran kenapa merasa seperti ini. Butuh waktu agak lama bagi saya untuk menemukan jawabannya.

Salah satu pikiran yang melintas di benak saya adalah betapa dekatnya Satpol PP dengan anggapan galak. Yah, tentunya kamu bisa menebak dari mana pikiran ini berasal. Betul, sejarah penertiban PKL, misalnya. Banyak yang terekam oleh kamera wartawan ketika para petugas melakukan perusakan dagangan.

Jujur ya, saya tidak tahu SOP dari Satpol PP. Apakah memang harus menunjukkan ketegasan sampai melakukan perusakan? Saya sendiri tidak yakin ada perintah seperti itu. Apakah hanya karena ingin terlihat tegas sampai harus merusak dagangan? Saya juga tidak tahu.

Satu hal yang pasti, ketika Satpol PP melukai pemilik warung yang tengah hamil, pemikiran saya tidak salah. Yaitu mereka terlalu dekat dengan anggapan galak, bahkan, ya maaf, bengis. Apakah memang harus begitu? Harus dengan show of force?

Ternyata tidak harus begitu, kok. Di Semarang, ketika PPKM, Satpol PP bisa bekerja dengan hati yang riang dan benar-benar memberi rasa aman.

Adalah Fajar Purwoto, Kepala Satpol PP Kota Semarang, melakukan penertiban dengan cara yang asyik. Fajar memborong dagangan milik Menik, pemilik lapak di Jalan Kolonel Sugiono, Kelurahan Dadapsari, Semarang Utara. Tidak ada yang dibentak, tidak ada yang merasa terintimidasi.

Nggak cuma memborong dagangan Menik, Ketua Satpol PP itu juga membeli lapak milik Menik. Total, Fajar membayar Rp1.200.000 untuk makanan dan lapak milik Menik. Kata Fajar: “Pedagang di sini butuh hasil, makanya saya beli.”

Saya tidak ingin membenarkan atau menyalahkan aksi Ketua Satpol PP Semarang ini. Yang ingin saya tegaskan adalah menertibkan pedagang itu bisa dilakukan dengan cara yang asyik, nggak perlu membentak, apalagi memukul.

Kebetulan, di dekat rumah saya, ada seorang ibu yang membuka lapak angkringan. Beberapa kali saya mampir untuk membungkus gorengan dan es teh. Dulu, angkringan ini buka sampai hampir tengah malam. Kini, cuma buka dari siang sampai pukul 19.30.

Penjual angkringan ini sadar kok kalau lapaknya berpotensi membuat kerumunan. Oleh sebab itu, dia selalu menganjurkan pembeli untuk membungkus makanannya dan menutup angkringan tepat waktu. Kenapa begitu?

Ternyata, beberapa hari yang lalu, salah satu petugas Satpol PP Kota Jogja yang tengah tidak bertugas, pernah mampir untuk jajan. Petugas yang tidak diketahui namanya itu mengajak ngobrol pemilik angkringan. Tentu saja, salah satunya soal PPKM dan anjuran untuk tidak membuka angkringannya sampai tengah malam.

Hasilnya, pedagang mau “menurut” dengan anjuran itu. Semua pembeli disarankan untuk membungkus dan angkringan itu tidak lagi buka sampai malam. Artinya, pesan dari petugas, yang mewakili pemerintah daerah, bisa tersampaikan dengan baik dan pegadang tidak kehilangan pemasukannya.

Intinya, pesan yang disampaikan dengan baik, akan lebih diterima ketimbang disampaikan dengan suara tinggi dan kepalan tangan. Saya juga sadar kalau Satpol PP juga cuma melaksanakan perintah dari atasan. Sementara pedagang butuh pemasukan. Jadi, seharusnya, ada diskusi sehat di sana, bukan membentak, merusak, bahkan memukul.

Iklan

Dear Satpol PP, pedagang tidak akan bandel terus berjualan jika negara ini menjalankan “tugasnya”. Ketika lapak mereka ditutup dengan paksa, apakah negara memberikan kompensasi? Bansos saja dikorupsi. Yang jahat tidak dihukum mati, malah minta belas kasih atas nama anak dan istri.

Ingat juga, sebagian besar lapak yang digulung petugas itu milik rakyat di bawah garis kemiskinan. Perut mereka kenyang hanya karena berdagang. Tidak ada sumber pemasukan lain.

Jadi, sesuai kata “pamong” di dalam unsur Satpol PP, tolong ‘asuh’ dan ‘didik’ kami para pedagang dengan cara-cara manusiawi. Tugasmu menjadi pengayom, tolong jangan bentak kami.

BACA JUGA Mereview Panther Dinas Polisi dan Kijang Satpol PP dari Kursi Belakang dan tulisan lainnya dari Yamadipati Seno.

Terakhir diperbarui pada 15 Juli 2021 oleh

Tags: ppkmraziasatpol pp
Yamadipati Seno

Yamadipati Seno

Redaktur Mojok. Koki di @arsenalskitchen.

Artikel Terkait

pencabutan ppkm mojok.co
Kesehatan

Setelah Pencabutan PPKM, Pemda DIY Tunggu Kepastian Nasib Satgas COVID-19

3 Januari 2023
ppkm dicabut mojok.co
Kilas

PPKM Dicabut, Pemda DIY Berlakukan Regulasi Lokal

1 Januari 2023
Minuman keras dirasia kepala satpol PP perempuan pertama di Sleman Yogyakarta
Sosok

Kepala Satpol PP Perempuan Pertama di DIY Cerita Urus Holywings hingga Bikini Party

28 Desember 2022
PPKM dicabut
Kilas

Jokowi Cabut Status PPKM, Sri Sultan Minta RS Tetap Berjaga

28 Desember 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra

4 Desember 2025
'Aku Suka Thrifting': Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism.MOJOK.CO

‘Aku Suka Thrifting’: Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism

1 Desember 2025
banjir sumatra.mojok.co

Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?

4 Desember 2025
jogjarockarta.MOJOK.CO

Mataram Is Rock, Persaudaraan Jogja-Solo di Panggung Musik Keras

3 Desember 2025
Relawan di Sumatera Utara. MOJOK.CO

Cerita Relawan WVI Kesulitan Menembus Jalanan Sumatera Utara demi Beri Bantuan kepada Anak-anak yang Terdampak Banjir dan Longsor

3 Desember 2025
S3 di Bandung, Istri PNS Makassar- Derita Jungkir Balik Rumah Tangga MOJOK.CO

Jungkir Balik Kehidupan: Bapak S3 di Bandung, Istri PNS di Makassar, Sambil Merawat Bayi 18 Bulan Memaksa Kami Hidup dalam Mode Bertahan, Bukan Berkembang

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.