MOJOK.CO – Setelah rencana pemindahan ibu kota Indonesia ke Kalimantan Timur, kini muncul kabar bahwa Ridwan Kamil telah mempersiapkan ibu kota Jawa Barat pindah. Ke mana?
Jakarta bukan lagi bakal jadi satu-satunya ibu kota yang menunggu waktu sampai menyandang gelar “tinggal kenangan”. Pasalnya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil ternyata juga punya niat agar ibu kota Jawa Barat pindah, dari yang semula berada di Kota Bandung.
Menyusul kabar ini, setidaknya ada tiga wilayah yang Kang Emil, demikian sapaan bagi Ridwan Kamil, proyeksikan sebagai calon ibu kota baru Jawa Barat, sebagaimana dikutip dari Detik.
“Sudah ada persetujuan (DPRD) wacana (pemindahan) pusat pemerintahan untuk dikaji dulu di beberapa lokasi. Ada di Tegalluar, Walini, atau Rebana.”
Ya, betul, Kang Emil juga menegaskan bahwa niat ibu kota Jawa Barat pindah ini dibarengi pula dengan persetujuan DPRD Jawa Barat, berdasarkan paripurna terakhir periode 2019-2024. Ketiga wilayah yang disebutkannya, meski begitu, masih tergolong rencana dan belum mutlak menjadi pilihan. Opsi untuk memilih daerah lain sebagai ibu kota baru Jawa Barat masih sangat terbuka.
Namun, nama-nama tadi jelas tidak dipilih secara random dan tanpa pertimbangan—memangnya kayak kamu kalau milih pacar???—karena memang ketiganya dinilai berpeluang menjadi pusat ekonomi baru Jawa Barat. Sebagai bagian dari Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat, Tegalluar dan Walini, misalnya, bakal menjadi daerah yang dilalui Kereta Cepat Bandung-Jakarta.
Segitiga Rebana (Cirebon-Patimban-Majalengka), sementara itu, diproyeksikan menjadi Kawasan Ekonomi Khusus dari Kertajati, yang sudah lebih dulu mencuat lewat keberadaan Bandara Kertajati-nya.
Tapi, apa yang sebenarnya mendasari keinginan Kang Emil sampai memutuskan perlunya ibu kota Jawa Barat pindah?
Mirip-mirip dengan alasan pindahnya Jakarta ke Kalimantan Timur, Gubernur Jawa Barat ini rupanya merasa bahwa Bandung sudah nggak ideal-ideal amat sebagai pusat pemerintahan. Secara fisik, disebutkan olehnya, Kota Bandung sama seperti Jakarta. Pun, kantor pemerintahannya kin terpisah dan tidak produktif, kayak kita semua kalau lagi jatuh cinta.
Rencana ibu kota Jawa Barat pindah ini bakal dikaji enam bulan ke depan, dengan mempertimbangkan beberapa aspek, termasuk risiko bencana, aksesibilitas, tingkat ekonomi, hingga ketersediaan air. Hmm, apakah “ketersediaan air” ini juga mencakup es kopi susu yang juga berupa cairan dan menjadi barang wajib bagi kalangan milenial untuk keperluan nongkrong di coffee shop-coffee shop kekinian agar lebih bisa diterima dalam pergaulan? Entahlah.
Yang jelas, wacana pindahnya ibu kota Jawa Barat ini menarik juga untuk dibahas. Kalau beberapa saat lalu kita kerap mendengar keluhan soal betapa Bandung jadi macet gara-gara warga Jakarta yang ketagihan liburan ke ibu kota Jawa Barat ini, beberapa saat lagi jelas keadaannya berbeda. Bandung dan Jakarta tak ubahnya bagai dua orang yang pernah dekat, lalu harus berpisah berjauhan. Yang satu berencana pindah ke luar pulau, yang satu pindah kota.
Tak ada jalan lain yang bisa ditempuh selain saling mendoakan diam-diam. Karena, yah, apalagi yang bisa kamu lakukan kalau tak bisa memiliki yang kamu mau?
Tunggu, tunggu, ini kenapa jadi menye-menye gini, dah?!
BACA JUGA 4 Hal yang Perlu Disorot dari Pengumuman Jokowi soal Lokasi Ibu Kota Baru