MOJOK.CO – Buat apa self healing liburan jauh dan staycation terus jika setelahnya kamu masih mikir duitnya. Nonton rekomendasi film ini aja. Murah, cepat, dan menyenangkan.
Self reward, self healing, self diagnosing, dan istilah-istilah anak muda zaman sekarang memang ruwet. Alih-alih ngasih pengetahuan, kebanyakan justru memberikan tuntutan. Kayak self healing yang seharusnya diartikan secara sederhana untuk memulihkan mentalmu malah didompleng “kewajiban” liburan dan pemborosan.
Bagi sobat rakyat jelata kayak saya, self healing harus sesuatu yang mudah dijangkau dan hemat. Kalau nggak begitu, setelahnya saya bakal mikir biayanya, lho nggak jadi healing malah stres. Kegiatan nonton film sebetulnya juga bisa memulihkan jiwamu yang lara loh. Makanya kali ini saya kasih rekomendasi film yang menyenangkan, nggak banyak mikir, dan tentu saja naikin mood.
Rekomendasi film self healing #1 Wood Job! (2014)
Secara pribadi saya menyarankan kamu nonton film asyik ini, soalnya saya saja nonton berulang kali. Film ini adalah drama komedi sederhana yang dibintangi karakter-karakter biasa saja, tapi penuh dengan adegan menyenangkan. Ceritanya, seorang siswa bernama Yuki Hirano baru saja lulus SMA, tiba-tiba diputusin pacarnya. Dia juga gagal lulus ujian universitas.
Tanpa sengaja, yuki melihat brosur-brosur pelatihan kerja di depan toko kelontong dan secara acak melontarkan permen karet dari mulutnya untuk memilih “takdir”. Yuki pun melihat sebuah brosur pelatihan kerja di hutan dengan model mbak-mbak cantik dan ia termotivasi untuk mengikutinya.
Nggak disangka banyak momen kocak yang terjadi. Pelatihan kerja di hutan nantinya bakal mengubah karakter Yuki dari pemuda kota yak-yakan menjadi pemuda yang menghargai desa. Apakah Yuki akhirnya bertemu si mbak-mbak cantik di brosur? Ya makanya nonton aja to ya.
Rekomendasi film self healing #2 Before Sunrise (1995)
Selain bolak-balik nonton Wood Job, saya juga demen banget nonton film Before Sunrise. Pokoknya yang judulnya Before Sunrise, bukan Before Sunset dan bukan Before Midnight, sebab keduanya bakal bikin pikiranmu semakin pelik oleh permasalahan hidup.
Before Sunrise bercerita tentang dua insan yang tak sengaja bertemu di kereta dari Budapest menuju Wina, Austria. Jesse adalah cowok dari Amerika dan Celine adalah cewek Prancis. Keduanya terlibat percakapan menyenangkan hingga mereka memutuskan menghabiskan waktu seharian di Wina. Cerita ini dibuat berdasarkan pengalaman pribadi sang sutradara, Richard Linklater dan bakal membuatmu percaya bahwa takdir kadang begitu manis.
Dah, jangan sedih-sedih, nonton Before Sunrise yang nggak mikir, plotnya minimalis, dan dialognya kasual membuatmu santai sejenak dari kehidupan yang berputar begitu cepat.
Rekomendasi film self healing #3 Tampopo (1985)
Kalau kamu adalah orang yang siap dengan jenis komedi aneh, film lawas ini layak masuk daftar tontonan. Tampopo adalah film Jepang yang tema besarnya kuliner, tapi menyajikan selentingan komedi acak yang sedikit-sedikit bikin ngakak. Setelah nonton, kamu mungkin bakal memandang ramen dengan kacamata yang sama sekali berbeda.
Rekomendasi film yang satu ini bukan tipikal yang bakal disukai sinefil ndakik-ndakik, tapi tetap membantumu self healing dengan cara yang menyenangkan. Permasalahan duniawi ditinggalkan saja, yang penting setelah nonton jangan lupa pesan ramen.
Rekomendasi film self healing #4 Spirited Away (2001)
Hiduplah dalam dunia imajinasimu dan nonton film Spirited Away dari Studio Ghibli. Jika kamu menyukai gambar dan warna yang bagus, rekomendasi film ini layak masuk daftarmu. Tenang, film ini nggak sesedih Grave of the Fireflies (1988) berlatar perang.
Judulnya memang kayak film horor, tapi hantu-hantu dan arwah di dalamnya sangat lucu sampai kamu nggak akan merasa seram. Bercerita tentang seorang gadis berusia sepuluh tahun yang tersesat di dunia Kami, sebuah dunia arwah. Dia kemudian berpetualang dan mencari cara untuk mengembalikan ayah dan ibunya yang sudah disulap jadi babi. Semoga semangat dalam film ini bisa menular ke kamu yang sedang loyo.
Rekomendasi film self healing #5 Eat, Pray, Love (2010)
Nonton film ini sangat cocok buatmu yang sedang mencoba memaknai hidup. Julia Roberts berperan sangat baik dalam sinema yang unik. Film ini diangkat dari sebuah novel berjudul sama dan menceritakan perjalanan seorang perempuan yang akhirnya menemukan makna hidup dari kegiatan makan, beribadah, dan mencintai.
Pelan-pelan, kamu bakal diajak untuk turut memaknai hidup secara lebih santai dan meninggalkan sejenak hiruk-pikuk menyebalkan. Self healing nggak harus ke Bali, cukup nonton Eat, Pray, Love yang salah satu lokasi syutingnya di Bali. Solutif, bukan?
Rekomendasi film self healing #6 Inside Out (2015)
Rasanya nggak lengkap kalau nggak mencantumkan tontonan Disney dalam daftar rekomendasi film buat self healing. Banyak banget film Disney yang bagus dan menyenangkan, tapi saya pribadi merekomendasikan Inside Out.
Film ini banyak mengajarkan makna hidup meskipun ditarik dari sebuah premis khayal tentang orang-orang di dalam kepala kita. Menyenangkan menyaksikan film ini karena mengingatkan dengan masa kecil, rasa sakit, kesedihan, dan tentu saja kebahagiaan. Walau akan dibuat sedikit menangis, pada akhirnya kamu diajak untuk kembali menemukan cara untuk berbahagia. Jadi, jangan khawatir.
Rekomendasi film self healing #7 The Secret Live of Walter Mitty
Kamu merasa jadi orang nggak berguna? Kamu merasa kehidupan romantismu kacau? Atau kamu merasakan keduanya ditambah kariermu juga nggak karuan? Tenang, itu wajar. Tapi, kamu bisa overthinking bareng Walter Mitty yang kehidupannya juga sewajar kamu.
Dalam film ini, kamu bakal diajak self healing dengan berpetualang dan belajar mengambil keputusan nekat. Niscaya usai nonton film ini, ada sepercik api semangat untuk melanjutkan hidup.
Yang lebih penting dari semua rekomendasi film di atas adalah, luangkan waktu. Rebahan sambil nonton film itu nggak masalah, pokoknya istirahat. Nggak harus menghadiri semua ajakan teman dan tuntutan kerja maksimal. Pulihkan dulu jiwamu yang sedang capek itu.
BACA JUGA Membandingkan Serial Netflix Populer dengan Rating dari Kritikus dan artikel lainnya di POJOKAN.