Razia Skincare di Sekolah Itu Buat Apa Sih?

razia skincare

MOJOK.COBarang-barang yang dirazia di sekolah semakin beragam. Baru-baru ini, katanya ada yang melakukan razia skincare. Hmmm, sebuah ide baru~

Dalam obrolan soal OSIS yang ramai di Twitter hari ini, muncul sebuah gambar yang menunjukkan berbagai macam skincare yang dikumpulkan. Di belakangnya, terdapat siswi SMA yang menggunakan seragam putih abu-abu sedang duduk. Foto tersebut beredar dengan caption yang intinya barang-barang tersebut hasil razia yang dilakukan oleh anak OSIS.

https://twitter.com/tanya2rl/status/1160824640702255104

Jelas saja, hal tersebut bikin banyak orang makin geram. Apalagi sambil mengingat pengalamannya berhadapan dengan OSIS saat sekolah dulu. Kemangkelan yang berlipat ganda itu, kemudian ditunjukkan dengan komentar-komentar hujatan pada mereka-mereka yang menjadi OSIS. Bagi mereka, betapa anggota OSIS saking sok pengin kelihatan paling berprestasi, hingga harus menjadi “polisi” bagi teman-temannya sendiri. Betapa kelakuan mereka ini sama sekali tidak menujukkan sebuah sikap setia kawan. Sebaliknya, justru menyakiti hati teman-teman.

Hal ini tentu saja bisa dipahami. Lha wong, punya teman rajin di kelas yang suka ngingetin guru kalau ada PR dan ujian saja menyebalkannya minta ampun. Apalagi, kalau teman kita sendiri malah cawe-cawe soal barang-barang pribadi yang kita bawa ke sekolah. Mohon maaf, nih, urusannya, apa ya?

Lagian, di antara produk skincare yang mereka razia ini, kebanyakan juga produk primer bagi kita semua. Misalnya, sabun cuci muka, sisir, atau parfum. Lha, masalahnya bawa barang-barang itu apa, sih? Misalnya nih, kalau habis pelajaran olahraga, terus keringetan karena disuruh main kasti. Masak ya, setelah pelajaran itu nggak pengin menjadikan diri lebih segar dan wangi?

Mohon maaf nih, soal menjadi “wangi”, itu bukan hanya untuk kenyamanan diri sendiri. Akan tetapi juga warga kelas yang lain. Kan nggak enak banget kalau saat pelajaran setelah olahraga, kelas auranya suram karena bau-bau keringat yang belum dinetralkan. Belum lagi kalau tampilan rambut masih berantakan karena nggak boleh sisiran (wong, cuma sisir aja ikut dirazia).

Nggak cuma kalau pas olahraga, sih. Toh, banyak juga sekolah yang punya jam pelajaran dari jam 7 sampai jam 3 sore, kan? Lah, apa mereka yang punya ide razia skincare ini nggak mikir? Memangnya, dengan jam belajar 8 jam—bahkan lebih itu—nggak butuh sedikit perawatan biar badan lebih segar?

Jadi, sebetulnya entah aturannya yang nggak jelas. Atau malah orang yang ngerazia—yang katanya OSIS itu—kurang cerdas dalam memilah: Skincare mana yang menjadi kebutuhan primer, mana yang bukan.

Bolehlah kalau yang disita itu sebangsa lipstik, foundation, eye shadow, eye liner, atau highlighter. Jelas, mereka ini fungsinya nggak penting-penting amat kalau dibawa ke sekolah. Toh tanpa mereka, juga nggak bakal ganggu kenyamanan orang lain juga. Tapi kalau cuma sabun cuci muka, sisir, atau parfum. Hadeeeh, tolonglaaahhh. Itu SMA-nya bukan pesantren, kan?

Ngomong-ngomong, skincare yang disita itu, kira-kira bakal buat apa, ya? Kalau didiamkan hingga kedaluwarsa atau dirusak—kayak HP sitaan—kan eman-eman. Mungkinkan sebetulnya ini adalah cara OSIS untuk cara dana buat pesta ulang tahun sekolah dengan preloved skincare?

Exit mobile version