ADVERTISEMENT
  • Cara Kirim Artikel
Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Persona
    • Seni
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Memori
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Politik
    • Sosial
    • Tekno
    • Transportasi
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Persona
    • Seni
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Memori
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Politik
    • Sosial
    • Tekno
    • Transportasi
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
Logo Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
Beranda Pojokan

Gegar Budaya Orang Sunda Belajar Bahasa Jawa di Malang

Nia Lavinia oleh Nia Lavinia
17 Oktober 2018
0
A A
belajar bahasa jawa
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

MOJOK.CO – Gimana rasanya jadi Orang Sunda yang harus belajar bahasa Jawa di kota Arema?

Saya asli orang Bandung, Bandung coret alias Bandung Kabupaten sih lebih tepatnya. Saya lahir dan besar di sebuah daerah bernama Baleendah. Kalau kalian suka nonton tv, mungkin kalian familiar dengan nama itu. Maklum, daerah saya ini sering jadi tetangga Bikini Bottom karena tiap tahun kena banjir besar sampai mirip laut buatan.

Sebagai anak rumahan saya jarang sekali ke mana-mana, sekalinya saya pergi ke luar rumah saya langsung pergi jauh dan nyasar di Malang…

Kenapa saya bilang nyasar? Karena saya kira Malang itu ada di daerah Jawa Tengah. Jadi, nggak terlalu jauh dari rumah saya di Jawa Barat. Kalau saya googling sih cuman butuh 8 jam lah kalau naik kereta ke sana. Waktu sudah diterima di salah satu Universitas Negeri di Malang dan cek tiket kereta untuk daftar ulang, si anjir, saya baru sadar kalau itu ternyata itu Pemalang, bukan Malang… Ya, silakan ketawa…

Saya baru tahu kalau Malang itu adanya di jawa Timur, 17 jam kalau naik kereta dari Bandung. Dari Barat ke Timur Jawa, kebayang nggak jauhnya kayak apa? Pokoknya ketika saya sampai di sana, pantat saya sudah tipis dan rata saking kelamaan duduk di kereta.

Kesan pertama saya ketika sampai di Malang adalah: Malang itu mirip-mirip dengan Bandung. Udara dinginnya, suasananya, sampai macetnya juga sama. Mungkin yang bikin beda adalah di Malang kalau beli bakso harus ambil baksonya sendiri, di Bandung, sebagai Orang Sunda yang berjiwa juragan, saya terbiasa dilayani, alhasil waktu pertama kali beli bakso saya sampai berdiri sekitar sepuluh menitan sampai pedagangnya bilang, “Baksonya ambil sendiri, mbak.” Sejak itu saya langsung takjub atas kemandirian Orang Malang.

Baca Juga:

Malang Darurat Motor Hilang, Pak Polisi: Sabar ya, Masih Dalam Pencarian MOJOK.CO

Malang Darurat Motor Hilang, Pak Polisi: Sabar ya, Masih dalam Pencarian

15 September 2023
Uneg-uneg Anak Rantau dari NTT yang Kuliah di Jakarta dan Tinggal Bareng Kakak yang Main Game Melulu MOJOK.CO

Uneg-uneg Anak Rantau dari NTT yang Kuliah di Jakarta untuk Kakaknya yang Main Game Terus

27 Agustus 2023

Selain masalah beli bakso, masalah kedua yang saya alami adalah masalah bahasa. Sebagai orang sunda asli, saya nggak ngerti pisan dengan bahasa Jawa. Parahnya, orang-orang di sini nggak peduli apakah saya bisa bahasa Jawa atau nggak, mereka selalu mengjak saya berbicara dengan bahasa Jawa. Jadinya, ya mau nggak mau saya harus belajar bahasa Jawa supaya tidak dikucilkan dari pergaulan.

Pengalaman saya belajar bahasa Jawa ini terbilang sedikit konyol. Waktu itu, kata pertama dalam bahasa jawa yang saya tahu adalah “Dahar” pertama kali dengar itu saya sedikit tersinggung karena itu kasar dalam bahasa Sunda, padahal di Jawa itu kata paling halus untuk menyebutkan “makan”. Kata lainnya sih lebih banyak bikin saya nggak bisa berhenti ketawa saking absurdnya gambaran yang muncul dalam imajinasi saya karena nggak ngerti maknanya.

Kata “lebokno” dan “ngombe” misalnya, bagi saya kata “dilebokno” itu mirip dengan “dilebok” dalam bahasa Sunda yang artinya “dimakan” tapi kasar dan hanya digunakan kepada hewan. (contoh: Eta kade sangu dilebok ku hayam, artinya itu nasi awas dimakan sama ayam) sementara “ngombe” itu mirip dengan bahasa Sunda “ombeh” yang artinya cebok. Jadi ketika teman saya bilang:

“Bukune ojok lali dilebokno nang tas.” “Sik, ngombe sik.”

Yang ada dipikiran saya adalah, “Bukunya jangan lupa dikasihkan makan ke ke tas,” dan, “Sebentar, cebok dulu.”

Selain ngakak karena kata-kata aneh yang disebutkan oleh teman-teman, saya juga selalu ngakak setiap beli sayur di warung. Biasanya Ibu warung akan menghitung belanjaan saya dengan bahasa jawa. Yang saya dengar biasanya seperti ini:

“Patangewu ambe patangngewu ambe sewu ambe pitungewu dadine rolasewu.”

Saya ngakak karena kalimat itu disebutkan dengan logat yang muueedhok, dan ngakak juga karena saya nggak ngerti berapa uang yang harus saya bayar. 

Meskipun membingungkan dan kadang bikin saya pingin ketawa, tanpa saya sadari saya jadi menyukai bahasa Jawa. Meskipun sampai sekarang saya masih belum bisa jika diajak berbicara langsung dengan menggunakan bahasa Jawa, saya tetap senang mendengar bagaimana sesama orang jawa saling berkomunikasi. Apalagi ketika mereka mulai saling mengejek dalam bahasa Jawa.

Sebagai anak yang dari kecil diajari untuk jangan berkata kasar, saya benar-benar nggak terlalu bisa mentoleransi kata gobl*g, anji*g, atau ta* yang sering diucapkan orang sunda, atau orang jakarta tapi entah kenapa saya baik-baik saja ketika saya mendengar kata jancuk, asu, atau jangkrik yang biasa disebutkan teman-teman saya di Jawa.  Saya bahkan bisa dengan fasih ikut melafalkannya juga. Mungkin karena saya nggak tahu artinya kali ya, jadinya nggak ngerasa itu kata yang jahat.

Tapi bagian terbaik dari belajar bahasa Jawa di Malang adalah: Saya punya khasanah kebahasaan baru mengenai bahasa Malangan yang terkenal dibulak-balik itu. Bagi saya itu lebih keren dari bahasa Jawa di daerah lain. Saat fanbase klub bola favorit saya merubah slogan you’ll never walk alone jadi umak kadit uklam dewean misalnya, penggunaan bahasa Malang dalam kalimat itu membuat YNWA yang asalnya saja sudah keren, jadi 1000 kali lipat lebih keren. Kalau kata Orang Malang di sana, yang kaya gini tuh disebutnya Mboiss, Sam!!

Terakhir diperbarui pada 19 Oktober 2018 oleh

Tags: anak rantaubahasa jawabahasa sundaMalang
Nia Lavinia

Nia Lavinia

Mahasiswa S2 Kajian Terorisme, Universitas Indonesia.

Artikel Terkait

Malang Darurat Motor Hilang, Pak Polisi: Sabar ya, Masih Dalam Pencarian MOJOK.CO
Liputan

Malang Darurat Motor Hilang, Pak Polisi: Sabar ya, Masih dalam Pencarian

15 September 2023
Uneg-uneg Anak Rantau dari NTT yang Kuliah di Jakarta dan Tinggal Bareng Kakak yang Main Game Melulu MOJOK.CO
Kilas

Uneg-uneg Anak Rantau dari NTT yang Kuliah di Jakarta untuk Kakaknya yang Main Game Terus

27 Agustus 2023
600 Ribu Lebih Peserta BPJS di Malang Dicoret MOJOK.CO
Esai

600 Ribu Lebih Peserta BPJS di Malang Dicoret. Negara Ini Maunya Apa, sih?

15 Agustus 2023
Reaktivasi Jalur Trem di Surabaya dan Malang, Mimpi yang Terus Menerus Tertunda. MOJOK.CO
Ekonomi

Reaktivasi Jalur Trem di Surabaya dan Malang, Mimpi yang Terus-menerus Tertunda

2 Agustus 2023
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
tingkah konyol sandiaga uno mojok pojokan

"Kekonyolan” Sandiaga Uno: Menghibur Atau Norak?

Tinggalkan Komentar


Terpopuler Sepekan

Universitas PGRI Terbaik di Indonesia Terletak di Madiun MOJOK

11 Universitas PGRI Terbaik di Indonesia, Nomor Satu Berada di Madiun

22 September 2023
Panduan Menulis Surat Izin Tidak Masuk Sekolah Dengan Baik dan Benar MOJOK.CO

Panduan Menulis Surat Izin Tidak Masuk Sekolah Dengan Baik dan Benar

19 September 2023
Pendaftaran Mahasiswa Baru 2024 Sudah Dibuka MOJOK.CO

5 Universitas Sudah Buka Pendaftaran Mahasiswa Baru 2024/2025, Salah Satunya Telkom University

20 September 2023
Sejarah Pramuka Indonesia

Sejarah Pramuka Indonesia, Dibawa Belanda hingga Dipimpin Raja Jogja Selama Belasan Tahun

23 September 2023
Demokrat Dukung Prabowo, Berikut Ini Peta Poros Koalisi Parpol di Pemilu 2024. MOJOK.CO

Peta Poros Koalisi Parpol di Pemilu 2024 Setelah Demokrat Dukung Prabowo

18 September 2023
Nasib Tak Jelas, Ratusan Pedagang Teras Malioboro 2 Gerudug Balai Kota Jogja MOJOK.CO

Nasib Tak Jelas, Ratusan Pedagang Teras Malioboro 2 Gerudug Balai Kota Jogja

18 September 2023
Underpass di Jogja itu Ada Empat, Bukan Tiga! Salah Satunya Pemegang Rekor Terpanjang di Indonesia MOJOK.CO

Underpass di Jogja itu Ada Empat, Bukan Tiga! Salah Satunya Pemegang Rekor Terpanjang di Indonesia

22 September 2023

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
DMCA.com Protection Status

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Kanal Pemilu 2024
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Persona
    • Seni
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Memori
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Sosial
    • Tekno
    • Transportasi
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-Uneg
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In