Orang Indonesia Hobi Tanya Agama Artis. Konyol, tapi Perlu Maklum Sesekali

menanyakan agama yang dianut idola

ilustasi Orang Indonesia Hobi Tanya Agama Artis. Konyol, tapi Kita Perlu Maklum Sesekali mojok.co

MOJOK.CO – Kolom pencarian Google di Indonesia selalu laris seputar agama artis. Benarkah sekonyol itu rasa penasaran fans terhadap idolanya?

Problematika tanya agama artis atau seleb media sosial pernah ramai beberapa waktu belakangan. Di satu sisi, mereka yang tanya agama ngotot bahwa mengetahui agama seseorang itu perlu banget, pokoknya perlu. Di sisi lain tentu saja ada yang merasa tanya agama kepada orang yang nggak kenal-kenal amat adalah hal yang nggak sopan.

Sebenarnya pertanyaan seputar agama artis sudah sejak lama jadi trending di kolom pencarian Google. Riuh, tapi jarang mendapat sorotan. Tidak hanya artis Indonesia yang “dipertanyakan” agamanya oleh orang-orang, beberapa artis Korea, artis Hollywood, dan figur-figur internasional juga begitu. Anda bisa mencoba sendiri dengan membuka kolom pencarian Google dan menuliskan nama artis yang sekiranya tidak diketahui agamanya, ya kalau yang berhijab kan sudah jelas, Bos. Misalnya, tuliskan saja nama “Herjunot Ali”. Yang bakal muncul di baris saran adalah “Herjunot Ali Luna Maya” dan yang kedua “Herjunot Ali agama”. Tuliskan “Vincent Rompies” dan yang muncul di kolom saran adalah “Vincent Rompies agama” dan “Vincent Rompies istri”.

Ini juga berlaku buat artis-artis lain. Misalnya Marshanda, Putri Titian, Amanda Manopo, bahkan Zayn Malik dan Gigi Hadid. Semua orang tampak penasaran dengan agama artis atau idola yang mereka suka.

Sebenarnya jika ditanya kenapa orang Indonesia penasaran banget agama artis, jawabannya bisa panjang lebar dari Anyer sampai Panarukan. Tapi, baiklah, saya bakal ngasih gambaran besarnya biar Anda lama-lama bisa maklum dengan kekonyolan yang terjadi.

Pertama. Agama adalah hal yang begitu esensial di negara kita. Diakui atau tidak, konsep sekuler bagi sebagian orang terasa begitu jahanam karena ingin memisahkan kehidupan seseorang dengan religiusitas mereka. Tidak mengherankan jika pendahulu kita merumuskan “Ketuhanan Yang Maha Esa” sebagai sila pertama. Sebab, masyarakat kita hidup berpegang pada nilai-nilai agama yang begitu kuat. Agama dianggap sebuah identitas yang tidak terpisahkan dengan seseorang. Mirip seperti mempertanyakan jenis kelamin. Bedanya, sebagian besar jenis kelamin orang-orang mudah ditebak dari penampilan fisik. Sedangkan soal agama, ah nanti dulu. Kalau orang itu perempuan dan tidak berhijab, tidak mengenakan aksesori religius, kita belum bisa menyimpulkan.

Namun, sebenarnya dari dalam lubuk hati terdalam, menanyakan agama disadari sebagai sesuatu yang kurang pas untuk basa-basi. Cenderung seperti judgemental jika seseorang menjawab ia tidak menganut agama mayoritas. Lama-lama pertanyaan ini bisa memarjinalkan agama non-mayoritas itu sendiri. “Memangnya kalau bukan Islam kenapa?” Begitu kurang lebih respons alaminya.

Kedua. Sebagian besar orang-orang Indonesia percaya bahwa memiliki kesamaan prinsipal dengan idolanya adalah hal yang menyenangkan. Agama, secara sederhana adalah soal prinsip, keyakinan, dan berujung pada nilai-nilai yang dianut seseorang dalam hidup. Walaupun aslinya ya nggak ngaruh, nggak ada bedanya juga hidupmu jika sang idola seagama atau tidak. Belum lagi jika agama artis yang kamu idolakan itu cuma predikat yang tertulis di KTP alias formalitas alias aslinya agnostik. Nah, ini kan ruwet lagi.

Penasaran agama artis jika berlandaskan hal ini memang cenderung nggak penting dan sudah tercampur bumbu halusinasi. Apalagi jika sang idola bermimpi bisa seagama dengan artis idola untuk bisa menikahi mereka. Saya tahu nggak ada yang nggak mungkin di dunia ini, tapi beberapa hal hampir mustahil dilakukan, Sis. Mungkin sebaiknya Anda bangun dulu dan gosok gigi.

Ketiga. Orang Muslim umumnya lebih senang mengetahui semakin banyak orang menganut agama mereka. Alasan ini, adalah alasan yang sebenarnya perlu kita hormati karena berkaitan dengan religiusitas terdalam dalam diri manusia. Muslim terbiasa untuk bersyukur bertemu saudara seiman, bahkan ajakan untuk masuk Islam, ajakan untuk berdakwah, adalah salah satu ajaran yang senantiasa mereka praktikkan sehari-hari. Walaupun konsep ini kadang bercampur-baur dan salah dipahami dengan “keharusan” masuk Islam. Sebenarnya dalam ajaran agama Islam, tidak ada paksaan bagi seseorang untuk menjadi Muslim. Tapi, ada juga yang kecewa berat jika agama artis idola nggak sama dengannya. Padahal ya gimana ya, masa mau maksa si artis jadi mualaf, kan malah lebih aneh.

Beberapa orang Muslim juga merasa lebih “bebas” mencintai idolanya jika mereka memang seiman. Bentuk cinta itu misalnya bisa diwujudkan dengan hadiah doa. Ya, namanya juga cinta, kadang agak nggak masuk akal.

Ketiga alasan tersebut sayangnya tetap tidak bisa menghindarkan anggapan bahwa pertanyaan soal agama artis itu cenderung konyol. Kita bakal terjebak pada perilaku mengotakkan seseorang berdasarkan apa yang mereka percaya. Kita semakin jauh dari toleransi yang konsepnya memang rumit. Rasa penasaran soal agama artis ini nggak perlu-perlu amat ditanyakan, sebab konteksnya samar. Di Eropa dan Amerika, pertanyaan ini justru sangat nggak sopan karena berkaitan dengan privasi seseorang. Kalau hanya untuk basa-basi, pertanyaan soal agama tabu banget ditanyakan. Hash, tapi saya lupa ding, nggak boleh lah mengacu pada negara barat, nggak sesuai nilai-nilai ketimuran! Mirisik miril bingsi.

Menanyakan agama seseorang jelas perlu jika Anda bermaksud menyediakan properti ibadah kepada seseorang. Menanyakan agama seseorang juga perlu ketika ada acara doa bersama atau ada ceramah keagamaan. Menanyakan agama ketika hendak mengajak seseorang makan babi, sapi, atau makanan yang dilarang bagi sebagian penganut agama pun lebih perlu. Menanyakan agama memang perlu jika konteksnya jelas. Tapi, kalau cuma buat memuaskan rasa penasaranmu yang nggak menentu itu, ngapain.

BACA JUGA Salmafina yang Pindah Agama, Kok Media yang Heboh? dan artikel AJENG RIZKA lainnya.

Exit mobile version