Nggak Punya Hidup yang Menantang Seperti Larry Ternyata Nggak Surem-surem Amat

hidup seperti larry keluar dari zona nyaman

MOJOK.COKeluar dari zona nyaman dan hidup seperti Larry katanya sebaik-baik menjalani hidup. Tapi kalau hidup kayak Patrick bisa bikin kita bahagia, ngapain lagi harus hidup seperti Larry?

Dalam salah satu episode Spongebob yang yang berjudul A Life in A day, Larry si Lobster ngata-ngatain SpongeBob dan Patrick sebagai seorang pecundang karena tidak menjalani hidup yang penuh bahaya dan tantangan seperti yang dia lakukan.

Hidup tuh, kalau kata Larry, harus berani menantang bahaya!!1! Harus dipertaruhkan!!1! Karena hidup yang tidak pernah dipertaruhkan adalah hidup yang tidak bisa dimenangkan!!1! Eh, itu bukan kata-katanya Larry sih. Tapi intinya, kalau mau menjalani hidup yang sebenar-benarnya hidup, kita harus keluar dari zona nyaman!1!

Filosofi hidup seperti Larry ini ternyata bukan hanya ada di kartun doang. Tapi juga relatable af dengan kehidupan sehari-hari. Yang mana sering kita baca di buku-buku dan artikel self help & motivasi, keluar dari zona nyaman adalah hal yang wajib dilakukan ketika kita ingin sukses dalam menjalani kehidupan.

Kenapa wajib dilakukan? Ya karena diem di zona nyaman itu—katanya—berbahaya. Selain bikin nggak berkembang, yang nyaman-nyaman itu juga bikin kita males, dan….baper lalu ngarep buat jadian, eh.

Supaya lebih yakin untuk keluar dari zona nyaman, nggak lengkap kalau nggak bahas analogi ikan dan kolam besar.

Katanya, kalau pengin jadi ikan besar, kamu harus ada di kolam yang besar. Jangan main di kolam kecil karena kamu sudah besar di kolam kecil itu nggak ada apa-apa.

Kamu harus punya target yang lebih tinggi! Datang dan bersainglah di kolam besar bersama ikan-ikan besar lainnya supaya kamu bisa saling memangsa belajar, lalu ikut jadi ikan besar juga.

Ya sebenarnya nggak ada yang salah sama filosofi menjalani hidup yang penuh tantangan seperti Larry ini. Apalagi, bagi sebagian orang yang punya mimpi dan ambisi yang tinggi, filosofi ini malah bikin mereka semakin bersemangat menjemput bahaya dan tantangan karena memberikan efek rangsangan dan perasaan bahagia pada diri mereka.

Tapi, bagi sebagian orang sisanya—termasuk saya—ide untuk keluar dari zona nyaman adalah ide yang sangat…menyeramkan.

Ya nggak menyeramkan gimana tho. Kalau selama ini kamu sudah kadung nyaman menjalani hidup sebagai introvert yang malu-malu unyu terus tiba-tiba orang-orang nyuruh kamu bersosialisasi dan bikin interaksi dengan manusia asing agar kamu “bisa berkembang”, bukannya dapet skill bersosialisasi, yang ada kamu malah jadi panik dan depresi karena harus melakukan sesuatu yang paling benci kamu lakukan.

Interaksi yang diinisiasi diri sendiri aja kadang kita suka males. Apalagi ini interaksi yang dipaksakan, hadehh.

Orang-orang yang suka mengglorifikasi ide “keluar dari zona nyaman” sebagai cara wajib untuk mencapai kesuksesan ini apa nggak sadar kalau kadar toleran seseorang terhadap hal-hal baru di luar dirinya itu berbeda-beda ya?

Keluar dari zona nyaman itu kalau kita beneran nggak siap bisa bikin terluka, tersiksa, atau bahkan bisa bikin… mati.

Iya, ini bisa jadi ide yang super duper berbahaya juga. Karena yang sering dibahas cuman kita bisa tumbuh dan berkembang di sana, kita seringnya melupakan kalau hal banyak hal buruk juga bisa terjadi. Ibarat kata nih, alih-alih loncat ke kolam besar, sebagian ikan malah bisa terdampar di daratan.

Setelah saya pikir-pikir lagi, kok rasa-rasanya keluar dari zona nyaman itu memang overrated ya?

Kenapa kita harus memilih hidup yang bikin kita nggak nyaman dan nggak kita sukai padahal kita bisa aja lho berhenti dan puas dengan keadaan yang kita alami saat ini.

Nggak berani keluar dari zona nyaman bukan berarti pecundang, Bor. Menjalani hidup yang aman dan nyaman adalah menjalani hidup yang realistis. Bukankah dengan berhati-hati dan menghindari tantangan dan bahaya kita sedang jadi manusia yang paling rasional? Beda dengan hidup secara impulsif demi mengejar ambisi dan sesuatu yang—kadang abstrak—yang perlu banyak perjuangan dan belum tentu akan kita sukai.

Ya sebenarnya impulsif juga nggak apa-apa sih selama kamu sanggup-sanggup aja. Yang paling penting adalah ketika kita merasa nggak bisa, jangan sampai maksa dan memutuskan keluar dari zona nyaman tanpa pertimbangan yang matang.

Lagian kok ya ide keluar dari zona nyaman ini seakan-akan bikin kita mikir kalau kita nggak akan bisa hidup sukses kalau dalam keadaan nyaman.

Padahal kan kalau kita nyaman artinya kita bahagia dalam menjalani hidup kita. Bukankah tujuan hidup kan emang cuman biar bisa bahagia, ya? Terus ngapain dong bersusah-susah keluar dari zona nyaman dan membuat diri sendiri menderita?

Daripada memaksakan diri untuk keluar dari zona nyaman, bukankah lebih baik kita memperluas zona nyaman kita dari dalam zona nyaman itu sendiri?

Gini loh maksudnya, kita nggak harus meninggalkan apa yang kita suka demi melakukan sesuatu yang kita nggak suka.

Lagian kalau hidup kayak Patrick yang gitu-gitu aja udah bikin kita bahagia, ngapain dong kita harus repot-repot hidup kayak Larry? Selama ini yang kamu rasakan, hidup kayak Patrick ini nggak surem-surem amat, kan?

Exit mobile version