MOJOK.CO – Nasi goreng Solaria itu paling enak? Memang nggak salah, tapi yang terbaik tetap nasi goreng custom sesuai selera lidahmu.
Ketika “Solaria” masuk kolom trending di Twitter, saya tiba-tiba ingat sebuah kejadian di 2009. Waktu itu, di kolom Detik, ada yang mengirim keluhan soal pelayanan Solaria yang tidak memuaskan. Dia dibentak oleh salah satu pegawai di sana. Kecewa, dia menulis di media.
Keluhannya ditulis dengan baik. Mungkin sudah dipoles oleh editor Detik. Salah satu pernyataan yang menggelitik tiba-tiba muncul di sana. Di tengah kemarahan, dia menulis seperti ini: “Saya akui, nasi goreng Solaria itu memang enak. Sayang, pelayanannya….”
Saya membayangkan diri saya jadi penulis keluhan di forum Detik itu. Lagi sibuk menuangkan kejengkelan jadi tulisan, tiba-tiba terbayang nasgor seafood Solaria yang dulu diklaim paling enak. Lagi marah, eh malah lapar.
Yah, soal nasi goreng Solaria yang katanya paling enak, tentu ini subjektif saja. Lidah masing-masing orang punya sensor berbeda. Jadi, kalau saya pribadi, nasi goreng paling enak itu ya yang sesuai sama lidah saya. Bukan bikinan Pak Anu atau Bu Itu.
Saya sering ditanya oleh kawan dari luar kota perihal rekomenasi nasi goreng enak di Yogyakarta. Rekomendasi saya tidak banyak. Bahkan mungkin cuma di satu lokasi saja, yaitu nasi goreng sayuran karya Depot Setiawan. Depot ini ada di Jalan Wonosari, Bantul, Yogyakarta.
Kenapa enak?
Pertama, saya suka yang “putihan”, yang nggak pakai kecap dan saos. Kedua, lebih dominan gurih-asin, ketimbang manis. Ketiga, memakai ayam kampung, yang menambah gurihnya masakan. Keempat, sayuran yang melimpah. Kelima, porsinya bisa buat berdua, bahkan bertiga. Ngirit.
Nasi goreng sayuran Depot Setiawan jadi istimewa, buat saya, karena teknik meratakan bumbu yang dipakai. Ada banyak warung nasgor di Yogyakarta yang menawarkan status “portugal” atau porsi tukang gali. Banyak banget. Namun, sayang, bumbunya nggak rata. Jadi, di beberapa fase kunyah, rasanya hambar.
Nah, nasgor sayuran di Depot Setiawan ini sangat pengertian di tiap gigitan. Bumbunya rata. Jadi, rasa nikmat di dalam mulut itu senantiasa terjaga.
Nasgor kedua, sebagai alternatif, yang saya suka ada di Phuket, warung makan khas Thailand. Nasi goreng tomyam, yang kaya rempah itu. Bawang bombay, daun jeruk, serai, sedikit jahe, cabe rawit, daun bawang, dan rasa gurih-manis dari udang menjadi satu. Sebuah rasa yang tak akan pernah saya lupakan.
Saya yakin, banyak dari pembaca, terutama warga DIY tidak setuju dengan “klaim” saya di atas. Mungkin masih banyak yang mengamini kalau nasgor Solaria memang paling enak. Yah, namanya selera dan bahasa lidah masing-masing.
Namun, saya percaya diri untuk mengatakan bahwa nasi goreng paling enak adalah nasi goreng custom. Maksudnya, nasgor yang dipesan sesuai selera masing-masing.
Saya suka nasgor putihan, pedas, dengan telor ceplok. Donny Iswara, admin Mojok, suka nasgor dengan tambahan telor dadar. Mas Moddie, admin Penerbit Fandom, suka nasgor kambing yang dimasak dengan minyak samin. Favoritnya adalah nasi goreng Notaris, dekat Stadion Kridosono.
Ada juga yang suka nasgor nyemek khas Yogyakarta, cokelat gelap bermandikan kecap. Mirip juga sama nasgor babat Hengky yang terkenal di Semarang.
Selain custom, semua tentu sepakat bahwa nasi goreng paling nikmat jika menggunakan nasi pera. Eits, tunggu dulu, ada juga yang menggemari nasgor yang pakai nasi basmati. Apalagi ditambah kambing guling, acar, dan kerupuk. Gurih, manis, asam. Jadi satu, bergulat di dalam mulut.
Jadi, mengingat statusnya yang versatile, aman untuk dikatakan bahwa nasi goreng paling enak adalah nasgor custom. Nasgor yang dibuat berdasarkan selera masing-masing. Dan jangan salah, nasi goreng Solaria pun bisa custom. Kamu bisa pesan manis-pedas atau kurangi kecap.
Jadi, kamu suka nasgor custom yang bagaimana? Tanpa kecap dan saos? Tambah potongan cabai rawit? Tambah Telor dadar? Tambah garam dan lada? Semua enak dan saya jadi lapar.
BACA JUGA Es Teh di Khazanah Kuliner Solo Lebih Nikmat Dibandingkan Kuliner Jogja: Jangan Tanya soal Harga dan Rasa dan tulisan lainnya dari Yamadipati Seno.