Mengapresiasi Penghafal 2 Juz Alquran, Mengapresiasi Justin Bieber dan Young Lex

MOJOK.COPada titik tertentu, penghafal Alquran untuk bensin gratis, Justin Bieber anggota trio kweq-kweq, dan Young Lex aktor watak pemenang Piala Adipura, perlu diapresiasi.

Saya setuju belaka dengan Mas Haryo Setyo, penulis Mojok, pengampu rubrik Celengan. Sebuah rubrik yang mengupas dunia ekonomi secara luwes dan renyah untuk dibaca. Saya setuju dengan pendapat Mas Haryo soal dua liter bensin gratis bagi mereka yang bisa menghafal dua juz Alquran.

Lewat Facebook pribadinya, Mas Haryo menyebut “kebijakan” dari pemilik SPBU ini sebagai bentuk marketing belaka. Saya kutipkan saya biar kamu dapat konteksnya:

“Marketing, bagian dari ilmu manajemen. Sifatnya dinamis, lentur dan tentu saja mudah usang. Apa yang dipelajari di tahun 1980, sudah jauh berbeda dan tidak banyak terpakai lagi di tahun 2019.”

“Iklan ini membuat mrinding netijen yang merasa kritis. Saya pertama tau juga cuma nyengingis. Apa bedanya jika redaksionalnya diganti dengan “bawa botol plastik akuwa 1ltr, gratis bbm 2 liter”? Tentu di tingkat kesulitan untuk memenuhinya.”

“Apalagi kalo mikirnya terlalu jauh, endonesa akan “disuriahkan” bani onta. Hadehh.”

“Santai aja. Baca 2 juz itu lama sekali. Belum tentu orang mau diupah 15rb (senilai 2 liter katakanlah pertalite) untuk baca 2 juz. Setiap Jumat pula. Belum antriannya yang baca, belum syarat dan kondisi yang berlaku. Tidak semua hal layak dianggap membahayakan falsafah negara kita.”

“Santai… santai… santai… ini hanya permainan marketing.”

Mengapa saya setuju dengan program dua liter bensin bagi penghafal Alquran? Ya karena semua hal, terkadang, nggak perlu dipikir terlalu berat. Pun, seperti yang Mas Haryo bilang, marketing itu lentur.

Yang penting mau bersabar saja. Mendaraskan dua juz Alquran itu butuh 30 menit, kira-kira. Kalau dapat antrian nomor lima, berarti kamu cuma perlu nunggu 150 menit saja. Sebentar itu. Kalau kamu sabar nunggu dajjal keluar di akhir zaman, masak nunggu 150 menit saja mengeluh.

Lantas, apakah pemeluk agama lain merasa terganggu dengan program penghafal Alquran ini? Dari yang saya baca, kebanyakan yang protes justru yang dari Islam sendiri. Ya, saya sendiri, sebagai pemeluk Katolik, merasa senang kalau ada yang membela kesetaraan hak konsumen tanpa disekat oleh agama.

Namun, saya pun biasa saja kalau nggak bisa dapat dua liter bensin gratis karena kuliah Bahasa Arab saja sampai mengulang empat kali. Dapat D pula berkat belas kasihan dosen saya. Insyaallah saya masih mampu beli empat liter bensin untuk bikin penuh tangki motor saya. Program ini, saya anggap bagus, karena mengajak saudara-saudara muslim untuk lebih giat membaca Alquran. Bukankah itu bagus? Pun itu hanya dilakukan ketika bulan Ramadan saja, bulan penuh berkah dan pengampunan. Yasudalah.

Maksudnya begini. Kalau cemburu karena nggak bisa dapat dua liter bensin karena berbeda agama, bagaimana kita bisa berteguh di depan masalah yang lebih besar. Kalau tak bisa setia dengan perkara kecil, bagaimana kita bisa setia di depan masalah besar.

Bagaimana kalau akhirnya merembet ke masalah yang lebih besar dari sekadar penghafal Alquran? Hal besar disekat oleh agama? Saya sih masih *agak* percaya diri kalau orang Indonesia, akan bersatu mencegahnya. Apalagi berbekal kekuatan Netizen maha benar dengan mantra sakti, “Twitter, please, do your magic!” dan kampanye save-save-an yang lumayan seru itu.

Kembali lagi, masalah penghafal Alquran ini cuma marketing saja. Masak begitu saja sulit untuk dipahami? Apakah karena di Indonesia ini sudah terlalu sering “apa-apa” dipakein baju agama? Politik pakai agama? Sidang pakai agama? Pilpres pakau agama?

Strategi penghafal Alquran = Justin Bieber + Young Lex

Biar gampang memahami, coba kamu perhatikan gimmick Justin Bieber yang nantangin Tom Cruise gelut tarung bebas. Sekilas saja sudah kelihatan kalau artis itu butuh sensasi untuk hidup. Ya nggak semua, tapi mayoritas. Yang timpang begitu, kecil lawan besar, amatir lawan jago, bakal memicu belas kasih netizen. Jadi berita yang menarik untuk terus digali.

Ya sama juga dengan Young Lex, aktor watak kenamaan cinematic experience 4DX, ketika mengunggah foto wajahnya yang babak belur karena mengaku dihajar fans K-Pop. Saya kira itu foto wajah close-up dia, ternyata wajah babak belur. Ya maaf.

Nyatanya, ketika ketahuan netizen kalau itu hoaks saja, Young Lex mengunggah klarifikasi kalau itu sandiwara belaka. Aktor watak pemenang Piala Adipura untuk kategori Breakthrough Artist ini memang bisa saja. Sambil ditambahi wording yang bijak–mengingatkan kita untuk tidak begitu saja percaya kepada hoaks–jadilah konten dengan exposure tinggi.

Ehh, tapi niat Young Lex itu baik, lho. Mengingatkan kamu semua supaya nggak terlalu enteng sebar hoaks di grup keluarga dan alumni. Keren betul. Begitu kan, Lex? I love Young Lex.

Pada titik tertentu, penghafal Alquran untuk bensin gratis, Justin Bieber anggota trio kweq-kweq, dan Young Lex aktor watak pemenang Piala Adipura, perlu diapresiasi. Mereka sangat kreatif bikin konten marketing dengan exposure tinggi.

Sampai di situ saja kita menerjemahkan konteks penghafal Alquran untuk bensin gratis. Biar hidupmu nggak surem-surem amat.

Oiya, ini saya membahas strateginya lho ya, bukan Alquran atau orang yang iklas melakukannya. Strateginya, perlu ditegaskan. Biar nggak dikira penistaan lagi.

Exit mobile version