MOJOK.CO – Dentuman misterius terdengar di daerah Jawa Tengah. Peristiwa tersebut mirip dengan kejadian di Jakarta bulan lalu, dan pertanyaan demi pertanyaan pun muncul.
5 Teori Penyebab Dentuman Besar Misterius di Jakarta dan Jawa Tengah
Pada dini hari 11 Mei 2020, terdengar dentuman misterius di daerah Jawa Tengah. Dentuman ini adalah peristiwa kedua yang terjadi dalam kurun waktu dua bulan ini. Sebelumnya, dentuman serupa terdengar di daerah Jakarta pada 11 April 2020. Wow, tanggalnya samaan.
Senin dini hari, warga Solo dan sekitarnya mendengar dentuman keras. Tak hanya di Solo, daerah Pati, Grobogan, dan sekitarnya juga mendengar dentuman tersebut. Kasi Data Infokom BMKG Jateng Iis Widya Harmoko menyatakan tidak ada aktivitas seismik saat dentuman tersebut terjadi.
“Dari aktivitas seismik, semalam tidak ada aktivitas seismik di wilayah terdengar,” kata Iis, dikutip dari Detik.
Mengingat penyebab dentuman ini bukanlah dari aktivitas seismik, Iis memberi saran untuk mengecek aktivitas benda-benda langit lewat meminta keterangan dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN). LAPAN merespons fenomena tersebut dengan mengatakan bahwa tidak ada asteroid atau benda langit lainnya mendekat ke bumi dan menyebabkan dentuman.
Sebelum dentuman terjadi di Jawa Tengah, BMKG memberikan beberapa alasan penyebab kasus serupa yang terjadi di Jakarta.
Penyebab pertama adalah gempa tektonik. Jika magnitudo cukup besar dan hiposenter dangkal, ledakan bisa terjadi dan bunyinya cukup keras. Tapi ledakan hanya terjadi sekali, tidak terus-menerus.
Penyebab kedua adalah longsor. Longsoran yang disebabkan oleh deformasi batuan yang melebihi batas elastisitas melepaskan energi secara tiba-tiba hingga menciptakan suara dentuman. Tapi seperti yang di atas, dentuman hanya akan terjadi sekali dan tidak berlanjut seperti yang terjadi di Jakarta.
Penyebab ketiga adalah skyquake. Dari namanya, bisa diartikan “gempa langit” secara harfiah. Skyquake adalah istilah untuk menyebut suara-suara yang datang dari langit seperti sonic boom atau suara terompet. Waduh, terompetnya siapa nih?
Penyebab keempat adalah aktivitas petir. Suara petir bisa terdengar hingga jarak 25 kilometer. Tapi melihat cakupan daerah di mana dentuman tersebut terdengar (Jakarta, Bogor, Depok), tidak mungkin dentuman tersebut disebabkan petir. Lagi pula, suara petir kan mak celeret duar, bukan suara yang mirip dentuman.
Penyebab terakhir adalah erupsi gunung Anak Krakatau. Namun faktanya, erupsi gunung Anak Krakatau bertekanan rendah hingga tidak bisa menimbulkan suara yang keras. Meski dua tahun silam terjadi dentuman serupa di saat Anak Krakatau erupsi, tapi dentuman terbaru ini tidak terbukti berkaitan dengan erupsi Anak Krakatau.
Reaksi para warganet pun beragam menanggapi ini. Ada yang takut, ada yang mengaitkan dengan tanda kiamat dan ada yang membuatnya menjadi guyonan. Sedangkan dentuman besar di Jawa Tengah, teori-teori yang muncul dari otoritas masih mirip-mirip, seputar gempa dan aktivitas gunung berapi, namun belum ada jawaban pasti.
Semua orang kini penasaran sembari menunggu jawaban resmi. Situasi menggantung seperti ini bukankah sungguh cocok untuk menyuburkan teori konspirasi?
BACA JUGA One Piece Mungkin Ceritanya Bermasalah, tapi Naruto Jelas-jelas Sampah dan artikel menarik lainnya dari Rizky Prasetya.