Ketimbang Sinetron Ikatan Cinta, Pak Mahfud MD Seharusnya Menonton Tayangan-Tayangan Televisi Ini

mahfud md

MOJOK.COPernyataan Pak Mahfud MD tentang aktivitasnya menonton sinetron Ikatan Cinta saat masa PPKM dinyinyiri banyak netizen. 

Tak ada angin tak ada hujan, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD mendadak mencuitkan sesuatu tentang kegiatannya yang kemudian memancing banyak orang untuk menyinyiri dirinya.

“PPKM memberi kesempatan kepada saya nonton serial sinetron Ikatan Cinta. Asyik juga sih, meski agak muter-muter. Tapi pemahaman hukum penulis cerita kurang pas. Sarah yang mengaku dan minta dihukum karena membunuh Roy langsung ditahan. Padahal pengakuan dalam hukum pidana itu bukan bukti yg kuat.” begitu tulis Mahfud MD.

“Pembunuh Roy adalah Elsa. Sarah, ibu Elsa, mengaku sebagai pembunuhnya dan minta dihukum demi melindungi Elsa. Lah, dalam hukum pidana tak sembarang orang mengaku lalu ditahan. Kalau begitu nanti banyak orang berbuat jahat lalu menyuruh (membayar) orang untuk mengaku sehingga pelaku yang sebenarnya bebas.” Lanjutnya.

Kalau twit tersebut ditulis tokoh besar atau orang yang sudah tidak lagi menjabat sebagai pejabat negara, tentu saja twit tersebut bisa menjadi gimmick yang baik dan malah menunjukkan bahwa si penulis twit memang mencoba akrab dengan masyarakat. Namun kalau twit tersebut ditulis oleh seorang Mahfud MD, lebih-lebih di masa seperti sekarang ini, tentu saja itu tak ubahnya seperti tantangan terbuka untuk para netizen yang mulutnya berkaret dua itu.

Twit Mahfud MD dianggap tidak peka terhadap kondisi masyarakat yang memang sedang tidak baik-baik saja karena dihantam oleh pandemi Covid-19. Twit Mahfid MD tersebut tak ubahnya seperti twit juru bicara presiden Fadjroel Rachman yang menuliskan “Hidup yang tidak dipertaruhkan, tidak akan pernah dimenangkan ~ Friedrich Schiller”.

Twit Mahfud MD terkait aktivitasnya menonton sinetron Ikatan Cinta, walau masih tetap dalam koridor kelimuannya sebagai pakar hukum, tetaplah kurang elok. Tak berlebihan jika quote retweet-nya di twit Pak Mahfud tadi penuh dengan sindiran dan nyinyiran.

Nah, terkait polemik ini, maka saya merasa perlu memberikan saran kepada Pak Mahfud utamanya terkait acara televisi yang seharusnya ditonton oleh Pak Mahfud untuk mengisi waktu PPKM yang ditetapkan oleh pemerintah. Tayangan-tayangan yang saya rekomendasikan ini saya yakin tidak akan membuat Pak Mahfud dinyinyiri oleh netizen sebab alasan yang saya berikan mampu menjadi tameng buat Pak Mahfud.

Film-film bencana

Kalau Pak Mahfud memang pengin mendapatkan tontonan sekaligus tuntunan, maka akan sangat cocok jika Pak Mahfud menonton film-film bencana seperti The Day After Tomorrow, Geostorm, San Andreas, 10.0 Earthquake, Chernobyl, dll. Hal ini agar Pak Mahfud paham dan bisa menangkap pesan dari film-film tersebut bahwa banyak bencana yang selalu bertambah buruk karena pemerintah terlambat atau bahkan tidak mendengarkan apa kata saintis.

Kalau mau yang pesannya lebih lengkap, bisa menonton serial Kingdom. Serial yang menceritakan tentang infeksi mayat hidup yang menyebar di sebuah kerajaan itu menggambarkan dengan jelas bahwa wabah tidak bisa dihentikan selama pemerintah pusat, pemerintah daerah, juga orang-orang kaya bersikap egois dan mau menangnya sendiri.

Sungguh tontonan-tontonan macam itu bakal menjadi tontonan yang bagus dan bermanfaat bagi orang-orang yang berpikir. Dan saya yakin, Pak Mahfud pastilah juga termasuk orang-orang yang berpikir.

86 (Delapan Enam)

Acara yang tayang di Net TV ini menayangkan kegiatan keseharian polisi serta aksi-aksi aparat kepolisian dalam menangani kejahatan-kejahatan jalanan. Melalui acara ini, kita bisa melihat para polisi saat beraksi menghentikan kejahatan-kejahatan di jalan seperti pelanggaran lalu lintas, aksi tawuran, atau aksi mabuk-mabukan yang bikin resah masyarakat.

Dalam 86, para aparat kepolisian tampak sangat humanis. Tidak ada pelanggaran-pelanggaran prosedur seperti tindakan kekerasan yang selama ini seperti sudah menjadi rahasia umum di masyarakat.

Nah, melalui tayangan ini, Pak Mahfud bisa berpikir dan merenung, apakah benar semua aparat penegak hukum di negeri ini sudah bersikap humanis seperti para polisi di 86? Jika memang belum, sebagai Menkopolhukam, apa yang harus saya lakukan?

National Geographic

Ini acara yang sangat direkomendasikan untuk ditonton oleh Pak Mahfud MD. Acara Natgeo, utamanya yang Natgeo Wild tentu bisa menjadi tontonan yang amat reflektif buat Pak Mahfud. Dalam Natgeo Wild, Pak Mahfud bisa menyaksikan kekejaman-kekejaman dunia hewan yang amat tidak mengenal belas kasih.

Pak Mahfud nanti bisa menyaksikan adegan katak yang sedang asyik mencari makan tiba-tiba disergap dan ditelan mentah-mentah oleh ular. Atau adegan rusa yang sedang bersantai dalam kawanan dan tiba-tiba diterkam oleh singa persis di depan induknya. Atau adegan saat wildebeest yang harus dicaplok oleh buaya saat menyeberangi sungai, padahal niat dia untuk menyeberangi sungai adalah untuk mencari makan di seberang.

Tentu itu tontontan yang amat dekat. Sebab, jika mau dilihat dari perspektif hukum sesuai dengan kapasitas ilmu Pak Mahfud MD, adegan-adegan di Natgeo Wild itu juga menampilkan perspektif hukum, yakni hukum rimba. Hukum yang saat ini tampaknya lebih relevan dengan kondisi negara kita.

Metro Xinwen

Pak Mahfud perlu menonton siaran berita bahasa mandarin ini. Tujuannya satu, agar Pak Mahfud nggak mudeng dengan isi beritanya, lalu berhenti menonton televisi dan kemudian fokus bekerja.

Sinetron Azab

Utamanya azab pejabat yang tidak bisa melindungi rakyatnya.


BACA JUGA Baru Nonton ‘Ikatan Cinta’ Aja Udah Protes, Mahfud MD Belum Pernah Lihat Sinetron Lainnya Sih dan artikel AGUS MULYADI lainnya.

Exit mobile version