5 Kebohongan Surat Izin Tidak Masuk Kerja dari Karyawan Mental Mbolosan

Anda perlu memahami serba-serbi karyawan hobi bolos, biar kalau Anda mau ikut-ikutan, manuvernya nggak ketebak.

ilustrasi 5 Kebohongan Surat Izin Tidak Masuk Kerja dari Karyawan Mental Mbolosan mojok.co

ilustrasi 5 Kebohongan Surat Izin Tidak Masuk Kerja dari Karyawan Mental Mbolosan mojok.co

MOJOK.CO Surat izin tidak masuk kerja dari karyawan hobi bolos kerap kali berisi alasan bodong. Rahasia umum, yang lama-lama menyebalkan.

Izin tidak masuk kerja wajar diajukan. Namanya juga manusia, bukan mesin, nggak bisa terus-terusan kerja 24/7 dengan energi yang selalu prima. Terlebih lagi, kita ini manusia. Ada kalanya punya urusan neko-neko yang mengharuskan kita sejenak meninggalkan gawe untuk mengurus sesuatu yang lain, bermalas-malasan misalnya.

Peraturan kantor yang cenderung kaku pada akhirnya menjerat karyawan hobi bolos. Membuat mereka kesulitan cari alasan untuk absen bekerja. Dari sekian banyak alasan yang dimasukkan ke surat izin tidak masuk kerja, sebetulnya ada beberapa alasan klise yang terlalu obvious dan ketebak banget bohongnya. 

Makanya, Mylov, saya sebetulnya di sini mau ngajarin biar kebohongan yang akan kalian bikin nggak kentara banget gitu lho. Hindarilah alasan-alasan di bawah ini untuk dimasukkan ke surat izin tidak masuk kerja. Pokoknya jangan.

#1 Izin tidak masuk karena kerabat meninggal

Agaknya Anda perlu hati-hati betul untuk berbohong pakai alasan yang satu ini. Pertama, alasan ini berpotensi dicurigai apalagi jika Anda mengajukannya berkali-kali. HRD mungkin bakal menandai siapa kerabat Anda yang meninggal, lalu apakah di kemudian hari Anda akan memasukkan alasan yang sama di surat izin tidak masuk kerja.

Kalau tidak diperhitungkan, HRD nanti bakal tanya, “Eyang yang mana lagi nih yang meninggal, kan udah tiga kali izin karena eyangnya meninggal?” Ya kali eyang kamu Lazarus rising. Lagian ngeri juga kalau eyangnya meninggal beneran akhirnya tidak dapat izin lagi.

Kedua, alasan ini punya potensi kualat yang begitu menyeramkan. Seorang netizen di TikTok, yang sayangnya cukup bodoh membagikan kebohongannya, menceritakan tragedi sekaligus komedi kualat ini. Ia pernah izin tidak masuk kerja karena ayahnya meninggal. Dua hari kemudian ayahnya benar-benar meninggal karena kecelakaan. Heran memang, setelah kejadian itu pun ia sempat bikin konten.

Yang jelas hikmahnya adalah jangan sekali-kali bohong soal kematian kerabat di surat izin tidak masuk kerja. Pamali.

#2 Izin tidak masuk karena sakit tapi nggak sakit-sakit amat

Alasan ini nggak lebih damage dibandingkan alasan pertama. Tapi, masih mengandung potensi kualat yang sama. Beberapa kantor memberlakukan izin sakit sehari dalam satu bulan tanpa surat dokter, selebihnya Anda harus bikin surat izin tidak masuk kerja dengan mencantumkan surat dokter yang menyatakan Anda benar-benar perlu istirahat.

Nah, bakalan repot nih kalau Anda sakit beneran dan izinnya sudah terpakai. Nggak masalah kalau Anda betulan bisa minta surat dari dokter karena memang perlu istirahat. Tapi, kalau cuma masuk angin dan pilek, cuma nggak nyaman dan menggigil, bisa berabe. Pergi ke klinik saja butuh usaha ekstra, dokter pun belum pasti mau tanda tangan surat izin. Pelik.

#3 Izin tidak masuk atau izin telat karena ban bocor

Sekali lagi, kalau bannya bocor beneran nggak masalah. Tapi, berdasarkan pengalaman kawan saya yang mbolosan, mereka biasanya cuma mengada-ada. Iya, pengalaman kawan kok, bukan pengalaman pribadi. Ah.

Biasanya mereka cari gambar-gambar ban bocor di Google dan mengirimkannya via WhatsApp kepada HRD sebagai bukti yang meyakinkan kebohongan mereka. Sepele sih, tapi kalau HRD-nya lagi iseng dan melakukan crosscheck, ia mungkin bakal menemukan kalau Anda pakai gambar di Google. Teknologi udah canggih, Bosque, gambar nyomot itu gampang di-track.

Makanya, segera siapkan stok foto ban bocor dari bengkel terdekat.

#4 Acara keluarga, tapi liburan dalam kota

Memang sih ada kalanya kita meluangkan waktu buat acara keluarga. Yang tercantum di surat izin tidak masuk kerja boleh jadi cuma bertuliskan “menghadiri acara keluarga” tapi yang dimaksud “acara” bisa berupa liburan, jalan-jalan, dan bersantai.

Nggak masalah, tapi ingatlah pesan saya, Wahai anak muda. Jangan sampai kebohongan soal “acara keluarga” ini berupa liburan dan jalan-jalan dalam kota. Tindakan semacam ini berpotensi ketahuan rekan kerja lain. Mau ditaruh mana muka Anda kalau begini. Meskipun rekan Anda nggak cepu ke Staf HRD, integritas Anda bisa lumayan tercoreng dan seketika Anda jadi bahan gunjingan. “Oh, Pak Seno kemarin izin acara keluarga, acaranya nonton Sang-Chi berdua sama istri to….”

Akan jauh lebih aman bila bentuk acara keluarganya dilakukan di luar kota. Mau nonton berdua sama istri, ya keluar kota. Mau staycation ya kalau bisa di luar kota. Bukan apa-apa nih, dalam berbohong kita perlu memikirkan radius aman agar nggak ketahuan.

#5 Izin anak sakit

Buah hati sakit, orang tua stres. Saya paham betul jika ini beneran terjadi, Anda sebagai pekerja pasti nggak bisa fokus seharian. Tapi, tolong banget jangan pakai alasan ini di surat izin tidak masuk kerja kalau anak Anda nggak benar-benar sakit. Kalau dipikir-pikir, orang yang bohong dan bawa-bawa anak sendiri itu nggak punya nurani. Pure evil.

Bohong dan bolos kerja masih bisa dimaklumi, tapi jangan ngajak-ngajak anak yang belum berdosa dong. Kalau dia sakit beneran, baru tahu rasa deh. Saya pernah sih menemui orang macam ini. Ndilalah kok ya kebohongan busuk macam ini ketahuan dan doi jadi bahan gunjingan. Kebohongannya nggak ngotak aja.

Mbok ya kalau mau izin kerja karena ada kepentingan yang sangat mendesak, jujur saja sama HRD dan kawan-kawannya. Kalau bohong begini kan bikin rekan kerja lain lost respect.

Oke, para pembohong, pembolos, dan pendosa. Anda sekalian sekarang perlu lebih kreatif mencantumkan alasan ke surat izin tidak masuk kerja, ya. Jangan yang obvious, kasihan yang beneran lagi butuh izin dan udah jujur jadi makin dicurigai nanti.

BACA JUGA Buka-bukaan soal Gaji Dosen PNS, Dosen Tetap Non-PNS, dan Dosen Luar Biasa dan artikel lainnya di POJOKAN.

Exit mobile version