MOJOK.CO – Rating penting banget buat kelangsungan bisnis. Rating jelek sangat bisa memengaruhi orang untuk tidak membeli. Makanya, Kaesang marah banget ketika orang sembarangan ngasih rating dengan alasan yang maksudnya bercanda, tapi ga lucu blas, buos.
Biasanya, kalau pengin membeli sesuatu yang dijual online, hal pertama yang saya perhatikan adalah berapa rating toko atau produk tersebut. Kalau rating toko online tersebut menunjukkan angka di bawah 4, biasanya langsung saya skip. Tidak saya kepo-kepo terlalu jauh. Kepercayaan saya langsung luntur begitu saja, tanpa mereka bisa memberikan penjelasan apa-apa.
Saat dunia per-online-an semakin dekat dengan kehidupan kita, sistem rating pun krusial untuk diciptakan. Ia berfungsi untuk memudahkan konsumen dalam melakukan proses pengambilan keputusan. Pasalnya, saat ini kami sebagai konsumen sudah malas dan sulit percaya dengan bualan para marketing produk yang bilang ini adalah produk terbaik, termurah, terbaru, bah!
Sebaliknya, kami lebih percaya pada sesama konsumen yang lain—yang pernah membeli produk di toko tersebut. Rating dari mereka itu pentin. Ini adalah sebuah manifestasi soal pengalaman mereka ketika membeli di toko online tersebut. Terpuaskan-kah? Atau justru menyesal dan tak ingin mengulanginya? Lha, kalau memang ada yang menyesal, tentu memutuskan membeli di toko tersebut berisiko dan berpotensi besar untuk turut dikecewakan.
Akan tetapi, banyak manusia-manusia yang masih belum paham soal cara memberikan rating yang bijaksana. Bukannya membantu orang lain untuk memilah produk atau toko online yang rekomen, justru bikin si toko ini rugi karena penilaian mereka yang bercanda dan asal-asalan itu menurunkan peforma toko di depan para calon pelanggan.
Hal ini seperti yang dicuitkan Kaesang Pangarep di akun Twitter-nya,
Saya gak tau niatnya bercanda ato apa, tapi memberi rating 1 dengan alasan begini itu gak mutu. Tunggu saya tiger picek pic.twitter.com/IHEWMLvD9D
— Brader Kaesang (@kaesangp) August 22, 2019
Dari situ kita semua tahu, kalau Kaesang Pangarep kecewa dan marah. Nada-nadanya memang terlihat tenang. Tapi, coba amati dan rasakan baik-baik, sama sekali nggak ada huruf capslock di dalam huruf demi huruf itu. Kaesang marah… marah yang betulan marah. Kali ini dia sama sekali nggak bercanda. Bisa dibayangkan kan, seorang yang biasanya suka bercanda saja, sampai nggak bisa menerima bercadaan orang lain. Kalau nggak saking anunya~
Tuh, lihat. Seorang anak presiden saja, yang bisnisnya bisa dikatakan pasti “aman” oleh banyak orang, dia mencak-mencak pas ada orang yang bercanda saat memberikan rating. Bagaimana dengan para pebisnis online lain yang modalnya saja empet-empetan? Atau para ojek dan taksi online yang nasibnya ditentukan betul oleh setiap rating dari pelanggannya.
Ya begitulah, kalau memang pada dasarnya nggak paham k-o-n-s-e-k-u-e-n-s-i dari ngasih rating kecil. Mungkin di pikiran mereka, hal lucu-lucu kayak gini berpotensi di-notice sama orang lain sehingga bisa jadi viral.
Padahal kan, nggak semua-semuanya bisa dilakuin demi viral. Termasuk, nggak semua-semuanya yang kita lakuin hanya demi di-notice….
Kayaknya, kalau kayak gini sering terjadi, Kaesang Pangarep bakal ngusulin ke bapaknya untuk bikin penyuluhan cara memberikan rating yang baik dan benar. Demi menyiapkan masyarakat memasuki revolusi industri 4.0.
BACA JUGA Lowongan Kerja Sales dan Marketing di Mana-Mana, Emang Kerjanya Ngapain, sih?