Hal-Hal yang Harusnya Dilupakan dari Tahun 2018

kompromi

MOJOK.CO Dalam gegap gempita tagline ‘New Year, New Me, ingatlah bahwa ada banyak hal yang harus dilupakan dari tahun 2018 demi kebahagiaan dirimu sendiri.

Hitung mundur menjelang tahun baru telah dimulai. Sejak detik ini, kita cuma punya waktu beberapa jam hingga nanti acara TV—yang biasanya pembawa acaranya ada tujuh orang—akan menyiarkan suara terompet bersahut-sahutan dan kembang api yang tak berhenti-berhenti, menandai tahun 2019 telah datang.

Tahun yang baru ini pun sering diwarnai dengan tagline-tagline aktualisasi diri ala-ala, semacam New Year, New Me yang merujuk pada harapan dan doa atas sesuatu yang baru di tahun 2019. Maka dari itu, mendukung adanya prinsip New Year, New Me (meskipun tak sedikit pula orang yang berprinsip New Year, New Mistake) saya ingin mengajak kita semua (hah, kita???) untuk menghempaskan sampah-sampah kenangan alias hal yang harus dilupakan dari tahun 2018.

Ya, Saudara-saudara, saya ulangi sekali lagi: kita memang harus mulai menghempaskan sampah-sampah kenangan dari tahun 2018 sekarang juga. Loh, loh, loh, memangnya kenapa??? Ya biar di 2019 kelak kita bisa hidup lebih adem dan ayem, serta tak mudah KSBB alias kelingan sing biyen-biyen, dong, mylov!!!!!!11!!1!!

Terus, terus, terus, apa saja dong yang harusnya kita lupakan dari tahun 2018 yang rasanya kayak jet coaster yang dioperasikan 300 kali ini???

*JENG JENG JENG*

Pertama-tama, hal yang harus dilupakan dari tahun 2018 yang paling utama adalah—tak lain dan tak bukan—kalender 2018!!!!11!!!

Ya, Teman-teman sekalian, di tahun 2019, kita harus move on dengan mengganti kalender yang menempel di dinding (atau di lantai dan meja, siapa tahu kalendermu wadesta alias wall, desk, dan table, kayak iklan kipas angin) dengan kalender 2019—bukan lagi kalender 2018. Itu artinya, hal paling utama dan pertama yang harus kita hempaskan adalah kalender 2018 karena jelas ia tak akan berguna lagi untuk menunjukkan hari di tahun 2019.

Yaaaah, ngapain juga, kan, memaksakan sesuatu untuk bertahan padahal kita sudah bergerak dan berkembang jadi lebih dinamis? Eaaa~

Kedua, kita juga harus melupakan sesuatu yang tak kalah penting: kupon undian voucher belanja atau kupon berhadiah rumah tipe 36 plus satu sepeda motor dari toko kelontong di pusat kota yang sudah kedaluwarsa.

Jadi, gini: biasanya, toko-toko swalayan semacam Mirota, Rita, atau apa pun (masukkan nama toko favoritmu di sini) akan memberimu selembar kupon undian untuk minimal belanja 25 ribu dan berlaku kelipatan. Alih-alih langsung mengisi data di kupon undian tadi (karena kita, tentu saja, nggak kepikiran untuk bawa pulpen pas mau belanja pembalut, sabun, sampo, dan parfum), kita pun lebih sering menyimpannya di dalam dompet sampai menumpuk, hanya untuk menyadari bahwa tanggal batas akhir pengisian kupon dan pengundian adalah…

…bulan November 2018.

Hadeeeh, ini mah udah jelas: lupakan segera, daripada berharap pada sesuatu yang tak pasti. Iya, kan???

Ketiga—yang merupakan poin terpenting dari seluruh tulisan ini—pengalaman pahit yang kedaluwarsa juga tak kalah urgent-nya untuk kamu lupakan.

Ya, Saudara-saudara, sekarang kita masuk ke bahasan yang sedikit lebih serius: dari 2018, hal-hal yang bikin kamu sakit hati tak semestinya kamu bawa-bawa ke 2019.

[!!!!!!11!!!!1!!!]

Tempat makan pertama kali sama pacar (sekarang mantan) yang pada akhirnya menyelingkuhi perasaanmu dengan temanmu sendiri, misalnya, jelas bukan kenangan yang harus kamu bawa ke tahun 2019. Tempat kerja yang memaksamu lembur tanpa ada uang gaji tambahan dan tidak mengizinkanmu libur di tanggal merah hingga akhirnya kamu memutuskan resign juga sebaiknya tak kamu ungkit terus-menerus di 2019. Teman-teman yang hanya mengingatmu saat mereka butuh bantuan dan menghilang saat kamu butuh sandaran juga kayaknya nggak perlu-perlu amat kamu ingat-ingat lagi nomor WhatsApp-nya tahun depan—daripada sakit hati.

Pada dasarnya, tahun 2019 datang memang seperti tahun 2018 datang kepada tahun 2017 yang lalu. Tapi setidaknya, kali ini, berjanjilah satu hal: kamu akan jadi jauh lebih menghargai dan menyayangi dirimu sendiri dengan melupakan hal-hal yang memang seharusnya dilupakan, bahkan jika itu berarti kamu harus melupakan hari-hari bersamanya dan senyuman-senyuman manisnya yang ternyata palsu.

Jadi, sudah siap membuang sampah-sampah kenangan 2018, kan, mylov?

Exit mobile version