Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Beranda Pojokan

Greta Thunberg, Remaja Paling Penting untuk Diteladani Saat Ini

Audian Laili oleh Audian Laili
21 September 2019
0
A A
greta thunberg biografi profil siapa greta thunberg sindrom asperger global climate strike

greta thunberg biografi profil siapa greta thunberg sindrom asperger global climate strike

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Ada banyak gerakan besar-besaran yang diinisiasi oleh remaja. Greta Thunberg dengan ajakan penyelematan lingkungan. Atau remaja Hong Kong dengan demonstrasi besar-besarannya, misalnya.

Kita mengenal Greta Thunberg, seorang remaja berusia 16 tahun yang begitu getol berusaha berjuang menghentikan perubahan iklim. Di usia 8 tahun, Greta pertama kali mendengar soal perubahan iklim atau pemanasan global. Suatu hal yang membuatnya bingung. Karena istilah baru ini, ia diminta untuk menghemat energi dengan mematikan lampu. Ataupun mendaur ulang kertas untuk menghemat daya. Ia tidak habis pikir, bagaimana manusia sebagai salah satu spesies makhluk hidup bisa berperilaku sampai mengubah iklim bumi?

Greta syok. Tidak mau makan dan hanya berbicara jika ia merasa perlu. Ia divonis mengidap depresi, sindrom aspenger atau autisme, gangguan selective mutism—berbicara hanya jika merasa perlu—, dan gangguan obsesif kompulsif. Tapi yang jelas, ia memang merasa begitu sedih dan patah hati. Ia tidak terlalu berminat sekolah dan memilih fokus belajar soal perubahan iklim.

Banyak orang bilang, seharusnya ia bersekolah dan menjadi ilmuwan iklim di masa depan lantas bisa membuat penemuan demi sebuah perubahan. Namun, pikiran semacam itu, sama sekali tidak masuk akal bagi Greta.

Untuk apa ia sekolah dan repot-repot belajar untuk bisa membuat perubahan? Toh, semua solusi dan fakta itu sudah jelas-jelas ada saat ini. Semua tahu apa yang harus dilakukan. Tapi ternyata, yang punya “kuasa” juga tidak berusaha merealisasikan solusi itu. Lagipula, soal menjadi ilmuwan iklim di masa depan, ia tidak begitu yakin, apa betul bumi ini masih punya masa depan?

Bagi Greta ini aneh. Masalah sudah jelas-jelas ada saat ini, tapi ia justru diminta menunggu untuk melakukan sesuatu di masa depan. Kalau memang ingin mengubah masa depannya, bukankah ia harus melakukannya saat ini? Dan tidak menunggu nanti?

Hingga pada Agustus 2018, ia melakukan demontrasi di depan gedung parlemen Swedia. Setiap hari Jumat dari pagi hingga sore dengan papan tuntutan untuk menanggulangi perubahan iklim. Ia bertekad melakukan aksi itu sampai anggota parlemen Swedia menetapkan aturan baru terkait perubahan iklim.

Aksi Greta menjadi sorotan. Baiknya, memotivasi remaja di negara lain untuk melakukan hal serupa. Dilansir dari BBC, pertengahan Maret lalu, 1,6 juta siswa dari 125 negara melakukan hal serupa. Mereka melakukan demonstrasi menuntut tindakan nyata terkait perubahan iklim.

Suara kegelisahan itu menyebar. Semakin banyak anak muda di dunia yang bergabung dan mendukung Global Climate Strike. Mereka bersama-sama menularkan semangat untuk memberi pemahaman bahwa ada satu hal yang harus dilakukan dan tidak bisa menunggu untuk masa depan mereka kelak.

Demonstrasi di Hong Kong pun demikian. Ternyata juga digerakkan oleh anak-anak muda berusia 20 tahunan. Mereka turun ke jalan dan menuntut perubahan besar bagi Hong Kong ke depan. Demonstrasi tersebut dipicu dengan rencana pemberlakuan RUU Ekstradisi para pelaku kriminal ke China.

Dalam RUU tersebut, memungkinkan para kriminal Hong Kong akan dikirim dan diadili ke China. Hal ini memunculkan anggapan bahwa para kriminal akan menerima perlakuan tidak manusiawi jika diekstradisi ke China dan mengikuti aturan hukumnya. Meski RUU tersebut telah ditangguhkan, tapi momentum tersebut tetap dilanjutkan untuk mengadvokasi kebebasan demokrasi yang lebih luas. Khususnya dengan kondisi ketimpangan yang tinggi di Hong Kong meskipun menjadi salah satu pusat ekonomi dunia.

Anak muda yang memiliki peran besar dalam demo tersebut di antaranya, Joshua Wong dan Agnes Chow yang berusia 22 tahun, serta Nathan Law yang berusia 26 tahun. Mereka adalah tiga dari beberapa pemimpin Demosisto, sebuah kelompok aktivis pemuda pro-demokrasi di Hongkong yang pro-demo.

Meski Wong dan Law merupakan dua dari beberapa orang yang pernah dijatuhi hukuman penjara pada tahun 2017 karena tergabung dalam kelompok Umbrella Movement, kelompok pro-demokrasi yang sebagian besar dipimpin mahasiswa, mereka tidak jera dan tetap berusaha untuk sebuah perubahan.

Mereka adalah gambaran anak muda yang punya keberanian menentang status quo dan menjaga harapan dengan menuntut perubahan besar bagi kehidupan yang lebih baik.

Mungkin, mereka adalah contoh yang dapat menguatkan keberanian anak muda kita. Anak muda memang sering dianggap anak-anak dan tidak tahu apa-apa. Tapi, dengan keadaan negara yang tampak semakin tidak karu-karuan, apa betul kita tidak tahu apa-apa bahkan tidak bisa melakukan apa-apa?

Kita mungkin akan kesulitan punya kesempatan untuk menggaungkan dengan dekat kepada mereka yang lagi asyik ngubah-ngubah aturan, untuk bikin aturan dengan logika, bukan dengan nafsu. Tapi, bagaimanapun, bukankah anak muda juga sama-sama manusia? Yang punya hak dan kebebasan yang sama untuk berpendapat, untuk ngasih tahu kebobrokan berpikir para wakil-wakilnya.

Seperti yang dikatakan Greta, kalau kondisi yang nggak karu-karuan itu terjadi saat ini, apa masih relevan jika ada komentar semacam ini?

https://twitter.com/AjengFatimah8/status/1174306119432511488

BACA JUGA Sudahlah, Pergerakan Mahasiswa Itu Enggak Penting Lagi atau artikel Audian Laili lainnya.

Terakhir diperbarui pada 21 September 2019 oleh

Tags: demo hong kongdemo mahasiswagreta thunbergperubahan iklim
Iklan
Audian Laili

Audian Laili

Redaktur Terminal Mojok.

Artikel Terkait

psht, demo.MOJOK.CO
Ragam

Memahami Alasan PSHT Jarang Kelihatan di Demo Mahasiswa, Meskipun Aslinya Mereka Ingin Ikut

25 Maret 2025
Aksi 'Jogja Memanggil' di Malioboro. MOJOK.CO
Aktual

Pesan untuk Massa Aksi ‘Jogja Memanggil’ dari Mereka yang Terlihat Tenang di Kejauhan

20 Februari 2025
Pabrik Semen, Pracimantoro, Wonogiri.MOJOK.CO
Ragam

Pabrik Semen Mengancam Wonogiri, Bisa Hancurkan Sumber Air dan Bentang Karst

23 Januari 2025
Ketika Mahasiswa Sudah Tak Tertarik Demo MOJOK.CO
Kampus

Ketika Demo Tak Lagi Menarik di Mata Mahasiswa karena Kehidupan Makin Kapital

12 November 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Pengalaman temani pacar jadi driver Shopee Food, hadapi beragam watak manusia MOJOK.CO

Pengalaman Temani Pacar Jadi Driver Shopee Food Jadi Tahu Ragam Watak Manusia: Batin Campur Aduk antara Haru, Riang, dan Nelangsa

8 Juli 2025
3 Kejahatan Pedagang Es Kelapa Muda- Bahaya bagi Pembeli! (Unsplash)

3 Cara Licik Pedagang Es Kelapa Muda yang Membuat Mereka Cepat Meraup Keuntungan, tapi Membahayakan Kesehatan Pembeli

7 Juli 2025
Pacaran dengan warga (pendekar) perguruan pencak silat PSHT dulu terasa keren kini malah malu sendiri MOJOK.CO

Pacaran sama Pendekar PSHT: Dulu Merasa Bangga dan Keren Punya Pacar Jago Gelut, Setelah Putus Eh Imbasnya Nggak Hilang-hilang

5 Juli 2025
Kasus Kaca Kereta Api Dilempar Batu Adalah Pertanda Orang Indonesia Memang Belum Siap (dan Nggak Pantas) Dapat Hal-hal yang Baik

Kasus Kaca Kereta Api Dilempar Batu Adalah Pertanda Orang Indonesia Memang Belum Siap (dan Nggak Pantas) Dapat Hal-hal yang Baik

9 Juli 2025
5 Barang Paling Murah yang Bisa Ditemukan di Warung Madura, Zaman Segini Masih Ada yang Dijual Seharga Rp500 Perak Mojok.co

5 Barang Paling Murah yang Bisa Ditemukan di Warung Madura, Zaman Segini Masih Ada yang Dijual Seharga Rp500 Perak

3 Juli 2025

AmsiNews

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Cara Kirim Artikel
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Kerja Sama
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.