Gerhana Bulan Total dan Printilan-printilan Berita yang Menyertainya

Saya melihat gerhana bulan total ini sebagai media comeback bagi Pierre Roland dan Dina Lorenza.

Gerhana Bulan Total dan Printilan-printilan Berita yang Menyertainya MOJOK.CO

Gerhana Bulan Total dan Printilan-printilan Berita yang Menyertainya MOJOK.CO

MOJOK.CO Akankah Pierre Roland kembali berpartisipasi dalam gerhana bulan total kali ini?

Belakangan, topik gerhana bulan total laris bak kacang goreng. Ini terjadi bukan tanpa sebab. Gerhana bulan total memang sejak lama disebut akan terjadi pada tanggal 31 Januari 2018, dengan waktu dimulainya gerhana pada pukul 18.48, dan “totalnya” sendiri terjadi pada pukul 19.52.

Menariknya, gerhana bulan total datang bersama fenomena lain yang secara gabungan disebut Super Blue Blood Moon. Fenomena ini terdiri dari supermoon (bulan berada pada posisi dekat dengan Bumi, hingga mencapai 17 persen), bluemoon (bulan terlihat utuh saat purnama kedua setiap bulannya), dan blood moon atau yang disebut pula dengan gerhana bulan total, yang menyebabkan bulan memiliki penampilan menyerupai merah darah.

Nyaris seluruh media memberitakan dari sisi yang berbeda-beda. Ibarat pohon kelapa, topik ini menghadirkan banyak informasi, mulai dari daunnya hingga akarnya.

Di forum perdebatan teori bumi bulat dan bumi datar, misalnya, berita ini hadir sebagai ajang pembuktian bahwa sesungguhnya bumi itu bulat. Bunder. Blondo.

Mengapa demikian?

Disebutkan oleh Thomas Djamaluddin, Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), kaum bumi datar semestinya melihat bentuk bumi yang terpantul melalui bayangannya di permukaan bulan. Kelengkungan bayangan inilah yang menunjukkan bentuk bumi yang sebenarnya, yaitu—sekali lagi—bulat. B-u-l-a-t. Bulat!

Sementara itu, pada forum lifestyle wanita masa muda, gerhana bulan total diyakini membawa pengaruh khusus pada individu-individu yang punya zodiak tertentu.

Yha, kepribadianmu disebut akan terpapar efek gerhana matahari kalau kamu punya zodiak-zodiak ini~

Sebagai contoh, kalau kamu berzodiak Taurus, kamu harus bersiap-siap karena energi dari gerhana bulan total akan menguras semangatmu.

Ya, benar: semangatmu akan habis karena tersedot!!!

Entahlah, apakah hal ini berhubungan dengan gerhana bulan total yang terjadi pada malam hari sehingga kamu merasa lemas dan mengantuk? Atau, kamu malah langsung merasa loyo ketika GBT benar-benar terjadi?

Bagaimana, para Taurus; apa yang kamu rasakan malam tadi?

Berbeda dengan Taurus, pemilik zodiak Scorpio disebutkan akan mengalami perubahan dalam hal keuangan setelah gerhana bulan total.

Yhaaa, keuangan!!!

Jadi gimana, #TimScorpio? Setelah fenomena tadi, sudahkah kamu langsung mengecek dompetmu? Rekening di bank? Celengan? Saku celana? Lengkap?

Well, karena zodiak cukup populer di kalangan kita semua, saya berikan contoh lagi.

Kali ini, disebutkan bahwa kamu yang berzodiak Aquarius akan mengalami perubahan dalam hal hubungan dengan pasangan setelah gerhana bulan total. Bisa-bisa, kamu harus putus dari pacarmu!!!!

Ini sedih, sih. Saya baru tahu kalau gerhana bulan total itu datangnya seperti orang ketiga. Memutuskan hubungan 🙁

Selain sebagai pembuktian pada kaum bumi datar dan sebagai sumber analisis kehidupan zodiak tertentu, gerhana bulan total juga ternyata berpotensi mendorong terjadinya bencana. Ketua DPR RI, Bambang Soesatyo, misalnya, secara khusus telah meminta Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk mengantisipasi bencana yang mungkin timbul akibat fenomena ini, termasuk air laut pasang maksimum dan banjir rob.

Sekalian, Bamsoet juga menggunakan kesempatan ini sebagai pengingat bahwa Indonesia harus melaksanakan program bebas kusta pada tahun 2019.

Apakah ini merupakan petunjuk kuat bahwa GBT sesungguhnya memicu terjadinya kusta? Atau, gerhana bulan total justru mampu membantu penyembuhan kusta?

Entahlah~

Tapi sepertinya, kekhawatiran Bamsoet perkara banjir rob terbukti. Tercatat, di daerah Muara Baru, Jakarta Utara, banjir rob mulai menggenang sejak 31 Januari pagi. Meskipun dilengkapi tanggul, air tetaplah naik hingga ke jalan dan tempat pelelangan ikan melalui celah-celah tanggul.

Pinter beud airnya~

Tak ketinggalan dengan laporan-laporan berita lainnya, forum traveler se-Indonesia juga mewartakan soal “melihat-gerhana-bulan-total-starter-pack”.

Sejak awal munculnya kabar soal gerhana bulan total, para traveler diyakinkan bahwa fenomena ini bisa mereka amati dengan mata telanjang di bagian Indonesia manapun mereka berada.

Yang paling penting dari proses ini, menurut Peneliti Pusat Sains Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Gunawan Admiranto, adalah bahwa cuaca memainkan peran vital.

Kalau ada banyak awan dan hujan, ya bakal keganggu, deh. Dengan kata lain, situ nga akan bisa upload foto bulan di Instagram dengan caption ciamik ala Dilan, semacam: “Bulan, kamu cantik. Tapi aku belum mencintaimu. Ngga tahu kalau sore. #superbluebloodmoon.”

Terakhir, jelas merangkum seluruh pemberitaan tadi, fenomena ini menjadi alarm bagi kita semua untuk melaksanakan ibadah sunah salat gerhana.

Kenapa salat gerhana? Ya karena sedang terjadi gerhana. Kalau sedang terjadi waktu subuh, jadinya salat Subuh, dong.

Tata cara salat gerhana pun sejak H-3 gerhana bulan total telah tersebar luas, baik secara tertulis maupun lewat gambar-gambar petunjuk.

Masya Allah, adem rasanya hati awak.

Begitulah, ada banyak sekali sisi pemberitaan yang muncul dalam fenomena ini. Semuanya menarik dan perlu kamu baca. Yah, minimal buat persiapan kalau pagi ini di kampus pada heboh ngomongin fenomena ini, jadi kamu nggak zonk-zonk amat.

Tapi sebenarnya, saya melihat gerhana bulan total ini sebagai media comeback bagi Pierre Roland dan Dina Lorenza.

Gimana ngga, wong setiap ada gerhana pasti selalu aja ada headline semacam: “Jelang Gerhana, Ini Dia Kabar Terkini Pemeran Sinetron ‘Gerhana’” over and over again.

Move on, braaay, move on~

BACA JUGA Menikmati Gerhana Matahari Total ala Orde Baru dan tulisan lainnya dari Aprilia Kumala.

Exit mobile version