Film Korea ‘Sweet and Sour’ Bikin Mbatin: Ternyata Pelakor Nggak Salah-salah Amat

ilustrasi Film Korea 'Sweet and Sour' Bikin Mbatin: Ternyata Pelakor Nggak Salah-salah Amat mojok.co

ilustrasi Film Korea 'Sweet and Sour' Bikin Mbatin: Ternyata Pelakor Nggak Salah-salah Amat mojok.co

MOJOK.COMenonton Sweet and Sour membuat kita memahami hakikat pelakor, perselingkuhan, dan yang jelas kisah cinta emang nggak selalu manis.

Film bergenre komedi romantis biasanya menimbulkan efek berbunga-bunga. Kadang juga bikin yang jomblo ngiler, memikirkan betapa indahnya dunia andai punya pasangan yang sempurna. Berbeda dengan formula lama, komedi romantis Netflix terbaru berjudul Sweet and Sour justru menggambarkan kisah asmara yang cukup modern. Ketika hubungan dua anak adam mulai retak, itu bukan saatnya cari siapa yang salah, nyari kambing hitam tidak ada gunanya.

Dibintangi oleh aktor dan aktris kenamaan Korea Selatan, Jang Ki-yong, Krystal Jung, dan Chae Soo-bin, kisah ini sebenarnya nggak pernah ngomongin soal cinta segitiga dan bagaimana pelakor selalu jadi penyebab rusaknya hubungan seseorang. Sebaliknya, kalau hubungan itu rusak, ya itu jelas karena dua orang yang menjalaninya mulai oleng.

Sweet and Sour, layaknya film zaman sekarang, harus ada plot twist. Sebab kalau nggak begini, mungkin nggak terasa membagongkan, nggak ada kejutan, dan sama aja kayak film Korea lain. Penonton boleh saja skeptis sama Krystal Jung yang ekspresi mukanya kayak mau menerkam penuh cinta itu. Tapi, kita bakal tahu kalau dari awal nonton kita hanya mencari kambing hitam atas kekacauan yang terjadi dan di akhir menyesal sendiri sambil mbatin, “Oh gini ya model pacaran anak zaman sekarang. Pelakornya nggak salah-salah amat kok. Nggak kayak omongan tetangga.”

*Peringatan spoiler*

Menjalin hubungan pada awalnya memang menyenangkan, tapi jangan lupa, menjalin hubungan dengan seseorang juga sama dengan bersiap untuk membencinya, berdebat sampai lelah, dan akhirnya memaafkan. Kalau satu elemen saja hilang, bubar jalan aja udah.

Nah, apalagi dalam Sweet and Sour diceritakan bahwa di tengah konflik, kita bisa jadi ketemu orang lain yang ndilalah kok lucu, lebih perhatian, dan lebih klop. Banyak yang berpikir ini adalah sebuah perselingkuhan, tindakan goblok tingkat dewa yang seharusnya jangan dilakukan. Namun, coba perhatikan bagaimana Krystal Jung yang berperan sebagai Bo-yeong dan selalu dianggap pelakor itu sebenarnya nggak tahu Jang-hyuk sudah punya pasangan. Jang-hyuk pun seolah-olah menyimpan rapat problem hidupnya, nggak pernah mau deeptalk, dan nggak tahu maunya gimana. Haaash!

Model pacaran zaman sekarang memang begini. Dua orang yang kelihatan sangat dekat ternyata menyimpan rahasia masing-masing, menyimpan rasa nggak nyaman tapi nggak bilang, sampai akhirnya ada pemicu untuk berpisah. Rasanya, setiap orang juga berhak buat cari “pelampiasan” dan mempertahankannya kemudian. 

Lagi-lagi Sweet and Sour mau menggambarkan bahwa ini bukan soal siapa yang salah, tapi soal bagaimana dua orang mempertahankan elemen-elemen penting dalam hubungan mereka. Jika yang berjuang cuma satu orang, nggak bakal jadi. Nah, apalagi kalau dua-duanya udah nggak mood buat bertahan. Duh, pacaran jebul isinya perjuangan tok. Kalau sudah bosan ya wassalam.

Tontonan ini ringan dan ngepop banget, mungkin orang-orang yang capek habis ngantor bakal betah menyaksikannya. Sayangnya, konflik yang super biasa nggak bikin penonton mengingat film ini lama-lama. Plotnya sederhana, saking sederhananya mungkin seminggu kemudian kita bakal lupa. Apalagi, cerita dalam film memang soal “orang biasa”. Karyawan swasta dan perawat yang jatuh cinta, tinggal di sebuah rumah kecil di tengah kota, punya mobil kecil, dan terjebak macet setiap hari. Nonton Sweet and Sour mirip kayak mendengarkan curhatan teman tentang kisah cintanya, tapi pakai plot twist di belakang.

BACA JUGA Membandingkan Drama Korea vs Telenovela: Mana yang Lebih Baik? dan tulisan AJENG RIZKA lainnya.

Exit mobile version