Duh Pakdhe Didi Kempot, Godfather of Broken Heart, Hati Kami Patah Pagi Ini
  • Cara Kirim Artikel
Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Ziarah
    • Seni
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Politik
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal PemiluBARU
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Ziarah
    • Seni
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Politik
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal PemiluBARU
Logo Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
Beranda Pojokan

Duh Pakdhe Didi Kempot, Godfather of Broken Heart, Hati Kami Patah Pagi Ini

Yamadipati Seno oleh Yamadipati Seno
5 Mei 2020
0
A A
didi kempot, platform musik, streaming, musikus, abah lala mojok.co

didi kempot, platform musik, streaming, musikus, abah lala mojok.co

Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

MOJOK.CO – Sugeng tindak, Pakdhe Didi Kempot. Mugi-mugi Gusti Allah tansah paring pangapunten sedaya kalapetanipun lan ketampi sedaya amal kebecikanipun.

“Wis kebacut ambyar, remuk sing ning ati.”

Ambyar.

Ambyar.

Selasa (5/5), saya bangun dengan perasaan jengah. Lesu sekali untuk beranjak dari tempat tidur. Pukul 06.00 pagi, cahaya matahari sudah menerobos jendela yang sengaja saya buka sejak malam. Jogja, sejak beberapa hari ini sangat gerah. Saya, begitu enggan untuk beranjak. Sebuah pertanda? Pada titik tertentu, saya percaya dengan hal-hal yang superstition seperti itu.

Pukul 8.40 pagi, kakak menghampiri saya yang sudah suntuk di depan laptop memeriksa tulisan untuk tayang di Mojok. “Didi Kempot sedha.” Didi Kempot meninggal….

Baca Juga:

penghargaa dari muhammadiyah mojok.co

Muhammadiyah Beri Penghargaan pada Tiga Maestro Seni dari Surakarta

19 November 2022
Mojok Mentok Spesial Agus Mulyadi

Mojok Mentok Spesial Agus Mulyadi

2 November 2022

Saya tidak percaya. “Cek Twitter. Detik udah bikin artikelnya,” kata kakak saya sibuk meyakinkan. Twitter saya buka dan timeline sudah banjir ucapan bela sungkawa. Sugeng tindak, Pakdhe Didi Kempot.

Tangan saya merinding ketika mulai menulis ingatan ini. Mata saya berkaca-kaca tanpa saya tahu kenapa. Ingatan saya seperti dilempar ke Agustus 2019, suatu sore di Solo, di museum pabrik gula Colomadu.

Saya, bersama Dafi dan Prima menemani Ali Ma’ruf dan Agus Mulyadi yang akan wawancara Didi Kempot. Kami janjian di museum pabrik gula Colomadu. Petang hari, Pakdhe akan gladi bersih sebuah acara konser musik yang digelar di bekas pabrik gula itu. Di sela-sela sibuknya gladi bersih itu, Pakdhe menyempatkan waktunya untuk menemui kami.

Star struck. Ketika tangan saya dan Pakdhe bertaut, saya cuma bisa tersenyum dan menundukkan kepala. Sosoknya yang terlihat sederhana di televisi, terasa begitu besar. Saya terkesima dengan kesederhanaan yang justru terasa merbawani itu.

“Seko Jogja iki? Mas Agus endi? Agus Mulyadi?” Pakdhe Didi Kempot menanyakan Agus Mulyadi, redaktur Mojok yang twitnya tentang Godfather of Broken Heart viral luar biasa. Sebuah twit yang, konon, membidani second coming Didi Kempot di palagan musik Indonesia. Sebuah twit yang, dengan sombong saya berani bilang, menarik perhatian Gofar Hilman untuk membuat Ngobam offline-nya.

“Wis Ayo, meh ngobrol opo? Sik, sik, golek panggon sing luwih kepenak.” Justru Pakdhe Didi Kempot yang terlihat begitu exited untuk wawancara sore itu. Beliau meminta seorang kru untuk mencarikan ruangan untuk wawancara. Biar lebih tenang dan suara gladi bersih yang tengah berlangsung tidak masuk ke rekaman.

Ketika sedang sibuk memasang alat untuk wawancara, seorang kru datang untuk memanggil Pakdhe. Ternyata, sekarang giliran Pakdhe Didi Kempot untuk gladi bersih. Diiringi orkestra, Pakdhe membawakan beberapa lagu andalannya. Kami? Di belakang layar, mengintil seperti anak kecil. Ketika Pakdhe mulai bernyanyi, kami berjoget seperti tak tahu tempat.

Mau bagaimana lagi. Sore itu, adalah sebuah pengalaman yang mungkin hanya akan terjadi sekali seumur hidup. Bisa berjoget begitu lepas, di belakang panggung, dengan iringan suara Pakdhe Didi Kempot yang empuknya setengah mati. Bahkan saking terbuainya dengan suara Pakdhe, saya nggak sadar blocking dan sempat dimarahi Ali, videografer Mojok, yang sedang sibuk mengambil footage. Maaf, ya, Ali. Hehehe….

Sekitar 30 menit Pakdhe Didi Kempot gladi bersih. Ketika kembali ke ruangan, tidak ada jejak lelah setelah menyanyi dan menyesuaikan suara bersama kru. Gerak-geriknya sangat santai. Agus Mulyadi, yang biasanya luwes sekali ketika kemu nama-nama besar, sempat terlihat grogi.

Saya menangkap tiga kesan ketika khusyuk menyimak wawancara: humble, sederhana, dan terlihat senang sekali ngobrol. Bahkan ketika Agus menanyakan hal-hal yang hanya segelintir orang tahu. Pakdhe Didi tidak merasa terganggu dan menjawabnya dengan luwes. Pada titik tertentu, justru Pakdhe yang memandu Agus wawancara, bukan sebaliknya.

Pakdhe Didi Kempot adalah sosok apa adanya. Dia setia kepada keaslian dirinya sendiri. Tidak dibuat-buat, tidak pernah dipoles dan menjadi sosok yang berbeda di depan layar. Kesetiaannya kepada campur sari adalah berkah untuk musik Indonesia. Beliau sangat kuat memegang keyakinannya akan budaya Indonesia yang tersirat dari campur sari.

Dari sedikit sosok besar yang saya kenal, Pakdhe Didi Kempot adalah sosok yang genuine. Atas segala perjuangan dan kesetiannya, mari tundukkan kepala dan haturkan doa terbaik.

Duh Bapak Patah Hati Nasional, pagi ini kami patah hati.

Sugeng tindak, Pakdhe. Mugi-mugi Gusti Allah tansah paring pangapunten sedaya kalapetanipun lan ketampi sedaya amal kebecikanipun. Semanten ugi, keluarga ingkang dipun tilar tansah pinaringan sabar lan tabah kaliyan Gusti Kang Murbeng Dumadi.

BACA JUGA Di Tangan Didi Kempot, Patah Hati Tak Perlu Ditangisi, Justru Harus Dijogeti atau tulisan lainnya dari Yamadipati Seno.

Terakhir diperbarui pada 5 Mei 2020 oleh

Tags: Agus Mulyadicampur saricidroDidi KempotDidi Kempot meninggalGodfather of Broken Heartsobat ambyar
Yamadipati Seno

Yamadipati Seno

Redaktur Mojok. Koki di @arsenalskitchen.

Artikel Terkait

penghargaa dari muhammadiyah mojok.co
Kilas

Muhammadiyah Beri Penghargaan pada Tiga Maestro Seni dari Surakarta

19 November 2022
Mojok Mentok Spesial Agus Mulyadi
Movi

Mojok Mentok Spesial Agus Mulyadi

2 November 2022
Dangdut koplo dan legenda Abah Lala MOJOK.CO
Esai

Dangdut Koplo dan Senggakan Abah Lala yang (Semoga) Tak Sekadar Menginterupsi Zaman

1 November 2022
Pelajaran Political Correctness untuk Edy Mulyadi dari Suku Dayak
Pojokan

Pelajaran Political Correctness untuk Edy Mulyadi dari Suku Dayak

24 Januari 2022
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
didi kempot, campursari, Didi Kempot meninggal mojok.co

Indonesia Berduka, Musisi Campur Sari Didi Kempot Meninggal Dunia

Tinggalkan Komentar


Terpopuler Sepekan

po bus mojok.co

5 PO Bus AKAP Terbaik Versi Kementerian Perhubungan 

6 Februari 2023
Surat Cinta untuk Warga Solo: Jangan Ulangi Problem Pariwisata Jogja MOJOK.CO

Surat Cinta untuk Warga Solo: Jangan Ulangi Problem Pariwisata Jogja

4 Februari 2023
didi kempot, platform musik, streaming, musikus, abah lala mojok.co

Duh Pakdhe Didi Kempot, Godfather of Broken Heart, Hati Kami Patah Pagi Ini

5 Mei 2020
Blak-blakan Reno Candra Sangaji, Lurah 1.000 Baliho yang Sempat Bikin Geger Jogja. MOJOK.CO

Blak-blakan Reno Candra Sangaji, Lurah 1.000 Baliho yang Sempat Bikin Geger Jogja

4 Februari 2023
Malang Kucecwara Kehormatan Arema FC dan Aremania yang Kini Sirna MOJOK.CO

Malang Kucecwara: Kehormatan Arema FC dan Aremania yang Kini Sirna

8 Februari 2023
Analisis Buruknya Crowd Management Konser Dewa 19 di JIS MOJOK.CO

Analisis Buruknya Crowd Management Konser Dewa 19 di JIS

6 Februari 2023
Erick Thohir Diasuh Glory Hunter Pange dan Tsamara Amany MOJOK.CO

Mempertanyakan Mesin B.E.D.A Erick Thohir Asuhan Pange dan Tsamara Amany yang Nggak Ada Bedanya

3 Februari 2023

Terbaru

Aksi klitih terjadi di titik nol kilometer. MOJOK.CO

Aksi Klitih Kembali Terjadi di Jogja, Pelaku Nekat Bacok Korban di Titik Nol Km

8 Februari 2023
khofifah cawapres

Mendulang Suara Lewat Khofifah

8 Februari 2023
pedagang di harlah 1 abad nu mojok.co

Para Pedagang yang Berburu ‘Berkah’ di Resepsi Puncak Harlah 1 Abad NU

8 Februari 2023
Penemuan kerangka manusia, Rabu (8:2:2023) yang diidentifikasi sebagai Kasijo dievakulasi oleh tim forensik kepolisian. MOJOK.CO

Penemuan Kerangka Manusia di Godean, Berawal dari Mimpi Sarjiman

8 Februari 2023
tim sukses kampanye pemilu

Orang-orang Ini Nggak Boleh Ikut Kampanye Pemilu, Kalau Ngeyel Bisa Kena Sanksi

8 Februari 2023
Spiderman dan Cerita-cerita Menyentuh di Resepsi Puncak Harlah Satu Abad NU MOJOK.CO

Spider-Man yang Jalan Kaki 50 Km dan Cerita-cerita Menyentuh di Resepsi Satu Abad NU 

8 Februari 2023
partai hijau indonesia

Mengenal Partai Hijau Indonesia: Suarakan Isu Lingkungan, Anti Mengultuskan Pemimpin

8 Februari 2023

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
DMCA.com Protection Status

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Kanal Pemilu 2024
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Podium
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-Uneg
  • Movi
  • Kunjungi Terminal
  • Mau Kirim Artikel?

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In