MOJOK.CO – Setelah unggahan Tara Basro, netizen jadi belajar definisi self love dan cara apresiasi tubuh sendiri. Sayangnya muncul dua poros yang saling debat, harus berubah vs harus menerima tubuh.
Foto Tara Basro pakai sport bra sempat bikin polemik. Di saat cewek-cewek merayakan women empowerment yang begitu mengena dari sosok yang selama ini dianggap memenuhi standar kecantikan, Kominfo justru bikin dua pernyataan bertentangan.
Humas Kominfo bilang Tara Basro melanggar UU ITE, sementara Menteri Kominfo Johny G. Plate bilang nggak ada yang dilanggar. Seolah kementerian nyentrik ini nggak punya grup WhatsApp buat berkordinasi sebelum kasih pernyataan ke media.
Sementara polemik ini sudah ‘termaafkan’ muncul dua poros definisi self love di media sosial. Orang-orang jadi bingung, mencintai diri sendiri itu harus berubah dengan diet, perbaikan gizi, dan perbaikan penampilan atau justru menerima keadaan tubuh apa adanya sih?!
Sebenaarnya dua definisi self love ini nggak ada yang salah, semua benar kok. Tapi namanya juga netizen, kalau nggak ribut dulu nggak asyik. Baku hantam adalah salah satu hiburan favorit tanah air.
Personil grup musik Werid Genius, Gerald Liu misalnya. Dia dapat imbas kebencian gara-gara cuitannya. Banyak orang menilai Gerald cenderung fakboi dan nggak simpati sama kampanye body positivity atau self love yang disampaikan Tara Basro.
Dari kemaren pada ngequote tweet seolah2 gua fakboi twitter yang standar kecantikannya ga masuk akal padahal gua udah 1.5 tahun pacaran sama cewe yang punya skoliosis dan jerawatan parah dan gua udah ngeliat proses dia mencoba memperbaiki semuanya secara perlahan https://t.co/GbpvGFFG9p pic.twitter.com/zfIlewxa4I
— · Gerald Gerald · (@_geraldgerald_) March 5, 2020
Kalau boleh saya petakan, sebenarnya problem perdebatan ini sangat simpel kok. Oke dicoba ya, jangan keburu emosi wahai Maemunahku sekalian.
Gerald punya pendapat kalau definisi self love itu bisa dengan melakukan usaha-usaha perbaikan diri. Kalau gendut bisa diet, kalau kurus bisa latihan gemukin badan, kalau jerawatan bisa mencoba merawat kulit lebih intens, dst. dst..
Pasrah dan menerima keadaan itu bisa dilakukan ketika usaha kalian mentok atau kalian nggak punya kontrol untuk mengubahnya. Makanya Gerald mencatut nama pacarnya yang kebetulan skoliosis dan yang mana nggak masalah woy.
Sementara itu, banyak yang nggak suka dengan pendapat Gerald karena kesannya Gerald jadi memunculkan standar penampilan tertentu. Beberapa bahkan bilang kalau gendut, selulit, dan berbagai kondisi lain yang dianggap buruk itu cuma sebuah konstruksi yang memang nggak harus kita ikuti. Menerima kondisi tubuh saat ini udah paling bener.
Begini ya, standar cantik atau ganteng itu memang sebenarnya ada di kepala masing-masing. Bahkan soal gendut-nggak gendut, selama itu nggak mengganggu kesehatan juga akhirnya kembali kepada anggapan masing-masing.
Apa yang disampaikan Tara Basro udah menggambarkan definisi self love kok. Di salah satu kolom komentar, Tara mebantah kalau dia nggak melakukan apa pun untuk berusaha memperbaiki bentuk tubuhnya. Dia pernah berusaha hingga seolah memaksa tubuhnya melebihi kemampuan. Sekarang dia cenderung lebih menerima walau olahraga dan berusaha makan sehat masih dilakukan.
Kondisi pasrah dan menerima apa yang ada pada diri sendiri akan lebih terasa nyata kalau kalian memang sudah berusaha melakukan hal-hal untuk memperbaiki diri. Bukan kalau gendut nggak karuan tetep digeber nasi uduk tiap pagi dan nasi goreng tiap malam.
Pasrah juga bukan berarti menyerah dan luweh sama apa yang terjadi pada diri sendiri. Ini mah bukan self love, tapi self-bodo-amat. Melakukan hal yang terbaik yang bisa kalian lakukan adalah yang paling bener. Misalnya kalian punya selulit, udah perawatan kok nggak hilang, sementara mau operasi plastik kalian nggak punya uang. Ya jangan maksa dong!
Jadi definisi self love itu ya berusaha memperbaiki diri dan menerima apa pun hasilnya. Sembari nggak merasa terpaksa untuk menjadikan diri kalian kayak orang lain. Menjadi bersyukur dan percaya diri nggak harus kayak Raisa atau Pevita.
Terus kalian ngapain ribut kalau standar penampilan kalian sama orang lain aja udah beda? Kayak perkara masukin kotak ke lobang segitiga nih, ramashook.
Nih bonus, buat para ibu yang habis bertarung antara hidup dan mati untuk melahirkan anak, stretch mark kayak plus size model Mbak Ashley Graham ini normal kok. Kayaknya nggak bagus kalau menjadikan kondisi ini sebagai alasan untuk minder, stres, terus terpuruk. Intinya, jadilah pribadi yang pede dan bahagia. Merdeka! 😀
BACA JUGA Menjadi Bersyukur sembari Sadar Diri Kita Bukan Tara Basro atau artikel menarik lainnya di POJOKAN.