MOJOK.CO – Tazos akan hadir kembali dalam kemasan Chiki Balls, dan kita harus merayakan kehadirannya.
Melalui beranda Twitter, kabar menggembirakan itu mampir. PT Indofood Fritolay Makmur, perusahaan yang memproduksi snack legendaris Chiki Balls akan menghadirkan kembali tazos di dalam kemasan Chiki Balls.
Kabar “hidupnya” kembali tazos oleh Chiki Balls ini tentu saja menjadi kabar yang amat sentimentil. Akan ada 100 jenis tazos jenis Pokemon yang bisa dikoleksi, di mana setiap kemasan Chiki-nya akan berisi 2 buah tazos.
TAZOS POKÉMON IS BACK
😭😭😭😭😭😭😭😭😭 pic.twitter.com/CGJIUgiIN7
— EatmenID 🍴 (@EatmenID) August 3, 2021
Sebagai generasi yang menghabiskan masa kecil dengan permainan tazos Pokemon, mau tak mau, kabar tersebut memang kemudian melemparkan ingatan saya ke masa lalu. Masa di mana saya dan kawan-kawan sepermainan dulu gemar mengadu tazos.
Itulah masa di mana kami sudah berani hedon sejak kecil. Beli Chiki, isinya dikasih ke orang lain, sedangkan yang diambil hanya tazosnya. Itu adalah jenis hedon yang luar biasa, sebab bukan hanya orang kaya yang berani melakukannya, namun juga orang yang miskin seperti saya. Tentu saja dengan intensitas yang tidak sering-sering amat.
Sebagai anak dari orangtua yang miskin, tak ada cara yang paling mudah untuk bisa memperoleh tazos dalam jumlah banyak selain dengan mengadunya bersama kawan-kawan. Membeli Chiki memang cara yang menyenangkan, namun itu cukup dilakukan sekali dua kali saja, selebihnya, biarlah ketangkasan dan keberuntungan yang bekerja.
Ada banyak pengalaman membekas yang memang tak akan pernah bisa dilupakan dalam usaha mengumpulkan si kepingan Pokemon ini.
Dulu kami semua merasa amat istimewa ketika bisa mengumpulkan tazos bergambar Pikachu. Semua yang punya tazos Pikachu bisa punya hak untuk berbangga diri. Namun kemudian, kebanggaan itu luntur tatkala ada kawan kami yang ternyata punya koleksi tazos Raichu, Pokemon yang merupakan evolusi dari Pikachu.
Kawan kami yang punya tazos Raichu itu memang anak seorang juragan meubel, jadi agak tak mengherankan jika ia bisa membeli banyak Chiki sehingga punya peluang untuk mendapatkan tazos Raichu, koleksi yang saat itu sangat-sangat langka.
Saking langkanya, kami sampai menyepakati bahwa si Raichu tersebut dihargai setara dengan 50 tazos biasa.
Sejak ada Raichu, Pikachu menjadi tidak istimewa lagi.
Pengalaman yang lain tentu saja adalah perdebatan-perdebatan kecil ketika ada kawan yang tazosnya saking buruknya sampai-sampai gambar Pokemonnya tidak terlihat.
Ia bersikukuh bahwa tazos tersebut tetap boleh digunakan sebagai taruhan, sedangkan kawan-kawan yang lain menganggap tazos tersebut tidak sah karena gambar Pokemon-nya benar-benar sudah luntur sehingga warnanya nyaris putih belaka.
Dinamika-dinamika pergaulan macam itulah yang membuat kami merasa bahwa anak-anak jaman sekarang perlu untuk merasakan pengalaman yang dulu pernah kami rasakan.
Bagi saya dan mungkin kawan-kawan seangkatan, melihat anak-anak memainkan permainan tradisional seperti petak umpet, atau kelereng, atau boy-boy-nan, gobak sodor, dan aneka permainan tradisional lainnya di tengah gempuran permainan digital memang menjadi sebuah kebahagiaan tersendiri.
Ada sedikit getir dan prihatin yang timbul tatkala melihat anak-anak jaman sekarang tidak punya banyak kesempatan untuk menikmati keasyikan memainkan permainan-permainan masa kecil kami.
Maka, ketika ada kesempatan untuk mewujudkan hal tersebut, setidaknya melalui permainan tazos, yang sebenarnya juga tidak tradisional-tradisional amat, saya merasa amat sangat bahagia.
Saya merasa anak-anak berhak untuk tidak bermain ponsel di usia kecilnya dan mendapatkan permainan yang lebih penuh dengan dinamika dan interaksi langsung dengan kawan-kawannya, bukan interaksi visual. Bahkan pada titik paling ekstrem, saya merasa anak-anak juga butuh berdebat dan berkelahi dengan anak-anak sepermainannya. Dan tentu hal tersebut jauh lebih memungkinkan untuk terjadi melalui permainan-permainan langsung, bukan permainan digital.
Sayang sekali, banyak orangtua jaman sekarang yang melarang anak-anak untuk membeli Chiki, alasannya soal kesehatan lah, dianggap kebanyakan micin lah, dan aneka alasan tetek bengek lainnya.
Saya pribadi menganggap bahwa hakikat utama snack bagi anak-anak bukanlah rasa atau gizinya, melainkan kebahagiaan anak-anak saat memakannya atau mendapatkan hadiah-hadiah kecil di dalamnya.
Saya selalu yakin, raut bahagia anak-anak saat mendapatkan Tazos di dalam kemasan Chiki atau mendapatkan huruf N di bungkus permen karet Yosan adalah jauh lebih berharga ketimbang Omega 3, Asam Folat, atau Vitamin B Kompleks sekalipun.
Sudah saatnya anak-anak kembali mendapatkan snack berhadiah dan mengadunya bersama kawan-kawan sepantarannya. Sudah saatnya anak-anak bermain, bergerak, bersentuhan dengan tanah, berkelahi, berdebat dan beradu mulut. Hal yang kelak saat mereka dewasa akan mereka kenang dan mereka tertawakan.
Dan saya pikir, hadirnya tazos adalah langkah awal yang bagus untuk bisa mewujudkan hal tersebut.
BACA JUGA Mengenang Kelicikan-Kelicikan Masa Kecil Saat Bermain Petak Umpet dan Permainan Tradisional Lainnya dan artikel AGUS MULYADI lainnya.