Arie Untung Nggak Lagi Jadi Ahli Surga, Dia Cuma Nggak Bisa Menulis Aja

MOJOK.COSerius, Mas Arie Untung itu nggak lagi jadi ahli surga. Dia itu cuma nggak bisa nulis bikin wording medsos aja. Mas, butuh copywriter? Saya siap, lho.

“Gimana kalau Allah buka pintu surga kecuali untuk Indonesia?”

Sebuah kalimat yang ditulis Arie Untung di akun Instagram pribadinya. Sebuah kalimat yang memang “seksi” banget dijadikan judul sebuah berita. Apalagi 2 syarat membikin judul penarik minat pembaca ada di sana; tokoh dan “ucapan kontroversial”. Jadilah sebuah tulisan sesat.

Betul, menurut saya, (beberapa) artikel yang mengombinasikan nama Arie Untung dengan kalimat tersebut kebanyakan sesat. Saya bilang sesat karena judul tersebut saja sudah menggiring pembaca untuk langsung menjatuhkan penghakiman kepada Arie Untung.

Saya nggak perlu menjelaskan soal kebutuhan kamar perang redaksi membuat judul yang kita sebut click bait, kan? Itu, lho, judul yang sama isinya kadang nggak nyambung. Judul-judul yang berusaha sangat keras memberi makan sebuah mesin laknat bernama Google.

Yah, begitulah kerja redaksi di beberapa media. Terkadang mereka menepikan akal sehat demi sebuah berita, demi page views yang memuaskan dan target users bulanan terpenuhi. Makin pedih ketika Google mengubah algoritmanya tanpa aba-aba. Artikel yang biasanya sangat laku tiba-tiba basi. Gencetan dari tuntutan redaksional dan usaha memberi makan Google yang rakus membikin redaksi melakukan segala cara. Salah satunya ya bikin sensasi.

Iya, saya tahu kalau nama Arie Untung itu memang sering berdekatan dengan “sensasi” setelah beliau hijrah. Tapi siapa saya mau menghakimi keyakinan seseorang. Lagipula, kalau mau kita pikirkan dengan akal yang agak sehat, Arie Untung nggak lagi bikin sensasi, kok. Nih para media yang bikin keruh saja.

Kembali ke kalimat di atas: “Gimana kalau Allah buka pintu surga kecuali untuk Indonesia?”. Nggak, enggak, kok. Arie Untung nggak lagi jadi ahli surga. Lha wong dia belum pernah ke surga, gimana caranya jadi ahli. Dia itu cuma nggak bisa nulis aja, terutama nulis wording yang jelas untuk media sosial. Titik.

Saya kutipkan wording Arie Untung di Instagram pribadinya. Tentang orang Indonesia yang belum boleh naik haji itu:

KAMI GA DIIZININ KESANA?

Abis mbaca
Arab saudi membuka pintu haji untuk beberapa negara
Tapi Indonesia ga termasuk

Sabar aja
Ada kejadian yg lebih sedih lho
kalau kejadiannya..

Allah membuka pintu surga untuk beberapa negara
Tapi kita ga termasuk? ?

Ini yg lebih sedih
Coba Kalau Didunia saja ga mau ditemuin kita? ?
Gimana di akhirat?
???

Izin Ksa hanya kebijakan manusia
Dan semua fihak sudah berusaha maksimal
Tetap Kau lah Rabb kami segala penentu kebijakan

kerinduan hati kami pasti terdengar
Jikapun sudah tdk ada izin sama sekali untuk kami menemuiMu di baitullah
Minimal
Izinkan kami menemuiMu nanti di Jannah
ya Rabb

Aamiin

Pertama, saya mau ngetawain netizen yang ngambek sama Arie Untung yang nulis judulnya pakai huruf besar semua (huruf kapital). Mohon maaf, dirimu kok surem betul, sih. Judul sebuah tulisan memang boleh ditulis dengan huruf kapital. Skripsi contohnya. Lagian, apa hubungannya akidah sama penggunaan huruf kapital, coba? Sureeem.

Kedua, perhatiin, deh. Awal mula masalah “ahli surga” tuh cuma di cara Arie Untung menggal kalimat dan bikin paragraf baru. Maknanya jadi nggak jelas. Kalau lihat sekilas susunan kata, kalimat, dan paragraf di atas, saya malah curiga sebetulnya Mas Arie itu lagi bikin puisi. Ya kalau puisi, sih, memang diizinkan untuk “menyembunyikan” makna lewat diksi dan susunan kata.

Nah, biar nggak misleading, izinkan saya benerin dikit tulisan Mas Arie Untung di atas.

KAMI GA DIIZININ KESANA?

Kami Nggak Diizinkan ke Sana? (Nggak kapital semua, biar nggak dikira nggak punya akidah. Pakai kata “nggak” biar sesuai sama selingkung Mojok).

Abis mbaca
Arab saudi membuka pintu haji untuk beberapa negara
Tapi Indonesia ga termasuk

Selesai membaca berita bahwa Arab Saudi membuka pintu haji beberapa negara, tapi Indonesia nggak termasuk. (Pakai tanda titik untuk mengakhiri kalimat).

Sabar aja
Ada kejadian yg lebih sedih lho
kalau kejadiannya..

Allah membuka pintu surga untuk beberapa negara
Tapi kita ga termasuk? ?

Sabar saja jika memang belum saatnya karena virus corona karena ada kejadian yang lebih sedih, lho. Misanya, ketika Allah mengizinkan kita naik haji tapi menutup pintu surga. Allah membuka pintu surga untuk beberapa negara tapi kita nggak termasuk! (Tanda tanya diganti tanda seru karena nggak lagi bertanya tapi menegaskan sesuatu).

Ini yg lebih sedih
Coba Kalau Didunia saja ga mau ditemuin kita? ?
Gimana di akhirat?
???

Ini yang lebih sedih, ketika kita nggak bisa menembus pintu surga. Coba kalau di dunia saja nggak mau ditemuin kita, bagaimana di akhirat?

Izin Ksa hanya kebijakan manusia
Dan semua fihak sudah berusaha maksimal
Tetap Kau lah Rabb kami segala penentu kebijakan

Mari bersabar ketika belum bisa berangat haji. Semua pihak sudah berusaha maksimal. Izin KSA hanya kebijakan manusia. Tetap Kau-lah Rabb, segala penentu kebijakan. (pakai kata “pihak” bukan “fihak” biar nggak kearab-araban).

kerinduan hati kami pasti terdengar
Jikapun sudah tdk ada izin sama sekali untuk kami menemuiMu di baitullah
Minimal
Izinkan kami menemuiMu nanti di Jannah
ya Rabb

Aamiin

Kerinduan hati kami pasti terdengar. Jika sudah tidak ada izin sama sekali untuk menemui-Mu di Baitullah, minimal, izinkan kami menemui-MU di jannah, ya Arabb. Amin.

Nah, kalau nulisnya kayak gitu semuanya jadi jelas. Arie Untung nggak lagi sok-sokan jadi ahli surga, kok. Dia lagi menenangkan kita aja. Mengajak kita bersabar karena belum dapat kesempatan untuk berangkat haji. Mas Arie juga mengingatkan kita bahwa akan jauh lebih sedih jika bisa berangkat haji, tapi kita nggak bisa berangkat masuk surga.

Belum bisa naik haji karena keputusan KSA, bukan keputusan Allah. Jadi, menurut kalimat Arie Untung, kita bersabar saja. Kerinduan kita pasti didengar Tuhan dan kelak kita bertemu di jannah.

Jadi, Arie Untung sedang menenangkan sekaligus mengingatkan kita bahwa semua ini adalah jalan dari Allah. Mari bersabar. Nah, kalau kayak gitu, kan, enak. Memang, sih, dia nulisnya kayak bikin puisi dan pemenggalan katanya kacau. Maksud dari kalimat jadi nggak tersampaikan.

Jadi, Mas Arie Untung, butuh copywriter untuk akun medsosnya? Bisa DM saya, ya.

Iya, saya memang Katolik, belum ada kepikiran buat hirah. Tapi kalau buat nulis, insyaallah, saya bisa. Saya juga bisa dipakai Mas Arie kalau lagi kampanye soal toleransi. Asik, kan.

Soal gaji? Aman, dapat gaji UMR Jogja nggak masalah. Udah biasa nrimo ing pandum, pekerja keras, bisa bekerja dalam tim, meski nggak fresh graduate.

BACA JUGA Andai Saya Jadi Tim PR-nya Arie Untung untuk Bikin Klarifikasi dan tulisan lainnya dari Yamadipati Seno.

Exit mobile version